Prinsip Pengaturan Suhu Tubuh
Konsep Core
temperature yaitu dianggap merupakan dua bagian dalam soal pengaturan suhu
yaitu :
1.
Bagian
dalam inti suhu tubuh, yang benar- benar mempunyai suhu rata-rata 37oC,
yaitu diukur pada daerah (mulut, otot, membrane tympani, vagina, esophagus.
(Tr)
2.
Bagian
luar adalah temperature kulit + 1/3 massa tubuh yaitu penukaran kulit sampai +
2 cm ke dalam. (Ts) Dari dua bagian tersebut dapat disimpulkan bahwa
temperature suhu tubuh rata-rata (tmb : Temperatur
Mean Body) dengan rumus: TMB = 0,33 Ts + 0.67 Tr
Termoregulasi
adalah proses pendapatan panas. Proses ini dapat diperoleh dari basal
metabolisme rate, intake makanan, aktivitas otot
Ada beberapa
metode yang digunakan dalam pengukuran suhu diantaraya yaitu :
1.
Peroral
(sublingual) : mengukur suhu melalui oral (mulut), cara ini dilakukan dengan
menempatkan ujung thermometer di bawah lidah ke arah belakang.
Keuntungan:
a.
Mudah
dijangkau dan tidak membutuhkan perubahan posisi.
b.
yaman
bagi klien.
c.
Memberi
pembacaan suhu permukaan yang akurat.
Kerugian:
a.
Tidak
boleh dilakukan pada klien yang bernapas lewat mulut.
b.
Tidak
boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah oral, trauma oral, riwayat
epilepsi, atau gemetar akibat kedinginan.
c.
Tidak
boleh dilakukan pada bayi, anak kecil, anak yang sedang menangis atau klien
konfusi, tidak sadar atau tidak kooperatif.
d.
Risiko
terpapar cairan tubuh.
2.
Peraxila
: mengukur suhu melalui axila (ketiak), cara ini dilakukan dengan menempatkan
ujung thermometer dengan mengempitnya selama 4-5 menit.
Keuntungan:
a.
Aman
dan non-invasif.
b.
Cara
yang lebih disukai pada bayi baru lahir dank lien yang tidak kooperatif.
Kerugian:
a.
Waktu
pengukuran lama.
b.
Memerlukan
bantuan perawat untuk mempertahankan posisi klien.
3.
Perrektal,
mengukur suhu melalui telinga. Cara ini dilakukan dengan cara membaringkan
probandus dengan perut sebagai dasarnya. Ujung thermometer dioleskan sedikit
krim atau jely pelumas (ex : vaselin) sebelum dimasukkan ke dalam dubur ±
0,5-1,25 cm lalu tahan thermometer pada tempatnya selama 2 menit untuk suhu
melalui telinga.
Keuntungan:
a.
Terbukti lebih dapat diandalkan bila suhu oral tidak
dapat diperoleh.
b.
Menunjukkan suhu inti.
Kerugian:
a.
Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah
rektal, kelainan rektal, nyeri pada area rektal, atau cenderung perdarahan.
b.
Memerlukan perubahan posisi dan dapat merupakan sumber
rasa malu dan ansietas klien.
c.
Risiko terpajan cairan tubuh.
d.
Memerlukan lubrikasi.
e.
Dikontradiksikan pada bayi baru lahir.
4.
Peroftal,
mengukur suhu melalui telinga. Perlu diperhatikan bahwa thermometer telinga
tidak digunakan untuk anak di bawah umur 6 bulan. Bila anak baru daru luar
rumah dimana cuaca sedang dingin,tunggu 15 menit sebelum mengukur suhu telinga.
Caranya, tarik telinga ke arah luar belakang sebelum memasukkan thermometer
kemudian tahan alat di telinga selama kira-kira 2 detik.
Keuntungan:
a.
Tempat
mudah dicapai.
b.
Perubahan
posisi yang dibutuhkan minimal.
c.
Memberi
pembacaan inti yang akurat.
d.
Waktu
pengukuran sangat cepat (2-5 detik).
e.
Dapat
dilakukan tanpa membangunkan atau mengganggu klien
Kerugian:
a.
Alat
bantu dengar harus dikeluarkan sebelum pengukuran.
b.
Tidak
boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah telinga atau membrane timpani.
c.
Membutuhkan
pembungkus probe sekali pakai.
d.
Impaksi
serumen dan otitis media dapat mengganggu pengukuran suhu.
e.
Keakuratan
pengukuran pada bayi baru lahir dan anak-anak dibawah 3 tahun masih diragukan.
Keempat macam cara ini dapat digunakan salah satunya saja. Karena pada dasarnya
memiliki tujuan yang sama. Namun, itu tergantung jenis bagian suhu mana yang
ingin kita ketahui.
No comments:
Post a Comment