VII
PEMBAHASAN
Pada praktikum yang telah kami lakukan kali ini
adalah mengenai Pengukuran Suhu Tubuh
pada Manusia (Termoregulasi) .Dalam praktikum
ini kami memiliki tujuan yaitu Mampu melakukan pengukuran suhu
tubuh secara oral dan aksila pada tubuh Manusia, Mampu mengetahui berbagai
faktor yang berpengaruh pada pengukuran suhu tubuh.
Untuk
dapat memenuhi tujuan tersebut, maka kita perlu mempersiapkan segala alat dan
bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan praktikum Termoregulasi pada
manusia ini. Alat-alat yang dibutuhkan adalah termometer klinis yang
digunakan untuk mengukur suhu tubuh secara oral lewat
mulut pengukuran suhu di mulut dengan bernafas melalui mulut, pengukuran
suhu di mulut setelah berkumur dengan air es dan termometer raksa untuk
mengukur suhu melali ketiak atau aksilar. Dan alat yang kedua adalah handuk/lap
bersih atau tisu yang digunakan untuk membersihkan ketiak dan
termometer setelah digunkan . Dalam pelaksanaan praktikum ini kita juga
memerlukan beberapa bahan, yaitu alcohol dan air es yang digunakan ketika
probandus akan diukur suhunya setelah berkumur dengan air es tersebut.
Untuk
mendapatkan hasil percbaan dan untuk membandingkan hasilnya, kita harus
melakukan beberapa langkah percobaan.Langkah-langkah ini diterapkan kepada 5
orang tanpa ada perbedaan. Langkah yang pertama adalah menyuruh
probandus untuk duduk pada kursi yang telah di sediakan , lalu menurunkan
suhu thermometer sampai 35ÂșC, setelah suhu sudah turun kita memasukkan
thermometer digital ke dalam mulut di bawah lidah probandus dengan
mulut tertutup. Setelah 2 menit kita menunggu kita membaca suhu
tubuh probandus. Untuk perlakuan yang kedua, kita memasukkan
thermometer digital ke dalam mulut di bawah lidah probandus, suhu
tubuh probandus diukur sambil bernafas dengan mulut. Setelah menunggu
selama 2 menit, kita membaca suhu tubuh dari probandus. Lalu
dilanjutkan kembali hingga menit ke-5 kita baca lagi suhu pada probandus, lalu
mencatatnya. Untuk perlakuan keempat kita memasukkan
thermometer digital ke dalam mulut di bawah lidah probandus, setelah
sebelumnya berkumur dengan air es selama 1 menit. Sama seperti sebelumnya,
pengukuran suhu dilakukan selama 5 dan 10 menit. Setelah pengukuran suhu
tubuh probandus di bagian mulut telah selesai dilakukan, langkah selanjutnya
kita melakukan pengukuran suhu tubuh di bagian ketiak. Kita harus mengeringkan
ketiak dari keringat probandus menggunakan tisu. Dengan lengan dirapatkan
ke badan, lalu thermometer diapitkan di bagian ketiaknya, lalu kita membaca
suhu setelah 5 menit serta menulis semua hasil pengukuran ini
dilakukan sebelum beraktivtas, setelah itu probandus untuk melakukan aktivitas
seperti berolahraga, lari lari di tempat dan sebagainya agar dapat meluhat
perbedaan suhunya, bersihkan lagi ketian pasien dengan tisu lalu izinkan
probandus untuk mengepit termometer raksa selama 5 menit, lalu amati hasilnya.
Dalam
praktikum kali ini terdapat 5 orang yang menjadi probandus, yaitu Rissa Anugrah P, Fira Rosita, M. Zainul Asan, Mega
Agustina A dan Harsen
Nur S.
Rissa Anugrah P
Ketika dilakukan pengukuran suhu di bagian mulutnya dengan menggunakan
thermometerdigital selama 5 menit ternyata suhu tubuhnya adalah
37 . Kemudian, dilakukan pengukuran suhu badan melalui mulutnya lagi namun
diselingi dengan beraktivitas, selama 5 menit, didapatkan hasil
pengukuran suhu sebesar 37 ,kemudian dilanjutkan pada menit ke 10,
suhu tubuh dari Rissa Anugrah P adalah
sama yaitu 38 . Setelah itu, suhu tubuh Rissa Anugrah P diukur lagi di
bagian mulut namun sebelumnya ia harus berkumur terlebih dahulu dengan air
dingin selama 1 menit. Setelah berkumur selama 1 menit, thermometer digital dipasang
lagi di mulutnya, setelah 5 menit ternyata suhu tubuhnya adalah 37.
kemudian dilanjutkan pada menit ke 10, suhu tubuh dari Rissa Anugrah P adalah sama yaitu
37,7 .Dan pengukuran suhu tubuh yang terakhir adalah di bagian ketiak. Sebelumnya,
ketiak Rissa Anugrah P harus
di bersihkan dulu dari keringat menggunakan Tisu. Setelah itu, thermometer
raksa diselipkan di ketiak Rissa
Anugrah P dengan lengan dirapatkan ke badan. Setelah 5 menit,
kita baca suhu di thermometer raksanya. Suhu tubuh Rissa Anugrah P saat itu ternyata
37.
Probandus
yang kedua adalah Fira Rosita.
Ketika dilakukan pengukuran suhu di bagian mulutnya dengan menggunakan
thermometer digital selama 5 menit ternyata suhu tubuhnya
adalah 36,6 . Kemudian, dilakukan pengukuran suhu badan melalui mulutnya
lagi namun diselingi beraktivitas, selama 5 menit, didapatkan hasil
pengukuran suhu sebesar 36,9. Dilanjutkan pada menit ke 10, suhu
tubuh dari Fira Rosita
37,6. Setelah itu, suhu tubuh Fira
Rosita diukur
lagi di bagian mulut namun sebelumnya ia harus berkumur terlebih dahulu dengan
air dingin. Setelah berkumur selama 1 menit, thermometer digital dipasang
lagi di mulutnya, setelah 5 menit ternyata suhu tubuhnya turunmenjadi
36.9 . kemudian dilanjutkan pada menit ke 10, suhu tubuh dari Fira Rosita adalah sama yaitu
37,5. Dan pengukuran suhu tubuh yang terakhir adalah di bagian
ketiak. Sebelumnya, ketiak Fira
Rosita harus
di bersihkan dulu dari keringat menggunakan tisu. Setelah itu,
thermometer raksa diselipkan di ketiak Fira Rosita dengan cara di
kepit. Setelah 5 menit, kita baca suhu di thermometer raksa.
Suhu tubuh Fira Rosita saat
itu ternyata 37.
Probandus
yang ke 3 adalah M. Zainul Asan.
Ketika dilakukan pengukuran suhu di bagian mulutnya dengan menggunakan
thermometer digital selama 5 menit ternyata suhu tubuhnya
adalah 37 . Kemudian, dilakukan pengukuran suhu badan melalui mulutnya
lagi namun diselingi beraktivitas, selama 5 menit, didapatkan hasil
pengukuran suhu sebesar 37,4. Dilanjutkan pada menit ke 10, suhu
tubuh dari M. Zainul Asan
37,8. Setelah itu, suhu tubuh M.
Zainul Asan diukur lagi di bagian mulut namun sebelumnya
ia harus berkumur terlebih dahulu dengan air dingin. Setelah berkumur selama 1
menit, thermometer digital dipasang lagi di mulutnya, setelah 5 menit
ternyata suhu tubuhnya turunmenjadi 35.6 . kemudian dilanjutkan pada menit
ke 10, suhu tubuh dari M. Zainul Asan
adalah sama yaitu 37,5. Dan pengukuran suhu tubuh yang terakhir adalah
di bagian ketiak. Sebelumnya, ketiak M.
Zainul Asan harus di bersihkan dulu dari keringat
menggunakan tisu. Setelah itu, thermometer raksa diselipkan di
ketiak M Zainul Asan
dengan cara di kepit. Setelah 5 menit, kita baca suhu di thermometer
raksa. Suhu tubuh M. Zainul Asan
saat itu ternyata 37.
Probandus
yang ke-4 adalah Mega Agustina A.
Ketika dilakukan pengukuran suhu di bagian mulutnya dengan menggunakan
thermometerdigital selama 5 menit ternyata suhu tubuhnya adalah
36,6 . Kemudian, dilakukan pengukuran suhu badan melalui mulutnya lagi
namun diselingi beraktivitas, selama 5 menit, didapatkan hasil pengukuran
suhu sebesar 35,6. Dilanjutkan pada menit ke 10, suhu tubuh
dari Mega Agustina A
36,7. Setelah itu, suhu tubuh Mega
Agustina A diukur lagi di bagian mulut namun sebelumnya
ia harus berkumur terlebih dahulu dengan air dingin. Setelah berkumur selama 1
menit, thermometer digital dipasang lagi di mulutnya, setelah 5 menit
ternyata suhu tubuhnya turunmenjadi 36,2 . kemudian dilanjutkan pada menit
ke 10, suhu tubuh dari Mega Agustina A
adalah sama yaitu 36,9. Dan pengukuran suhu tubuh yang terakhir
adalah di bagian ketiak. Sebelumnya, ketiak Mega
Agustina A harus di bersihkan dulu dari keringat
menggunakan tisu. Setelah itu, thermometer raksa diselipkan di
ketiak Mega Agustina A
dengan cara di kepit. Setelah 5 menit, kita baca suhu di thermometer
raksa. Suhu tubuh Mega Agustina A
saat itu ternyata 36.
Probandus
yang terakhir adalah Harsen
Nur S..
Ketika dilakukan pengukuran suhu di bagian mulutnya dengan menggunakan
thermometerdigital selama 5 menit ternyata suhu tubuhnya adalah
36,5 . Kemudian, dilakukan pengukuran suhu badan melalui mulutnya lagi
namun diselingi beraktivitas, selama 5 menit, didapatkan hasil pengukuran
suhu sebesar 36,8. Dilanjutkan pada menit ke 10, suhu tubuh
dari Harsen Nur S 37,2.
Setelah itu, suhu tubuh Harsen Nur S diukur
lagi di bagian mulut namun sebelumnya ia harus berkumur terlebih dahulu dengan
air dingin. Setelah berkumur selama 1 menit, thermometer digital dipasang
lagi di mulutnya, setelah 5 menit ternyata suhu tubuhnya turunmenjadi
36,4 . kemudian dilanjutkan pada menit ke 10, suhu tubuh dari Harsen Nur S adalah sama yaitu 37. Dan
pengukuran suhu tubuh yang terakhir adalah di bagian ketiak. Sebelumnya,
ketiak Harsen Nur S harus
di bersihkan dulu dari keringat menggunakan tisu. Setelah itu,
thermometer raksa diselipkan di ketiak Harsen Nur S dengan cara di
kepit. Setelah 5 menit, kita baca suhu di thermometer raksa. Suhu
tubuh Harsen Nur S saat
itu ternyata 36..
Dari
hasil di atas, dapat kita ketahui bahwa semua probandus memiliki suhu tubuh
normal, yaitu antara kurang lebih >36 tidak lebih dari37,8.Setelah
dilakukan percobaan yang kedua yaitu ketika suhu tubuh diukur melalui aktivitas,
ternyata suhu tubuh probandus mengalami kenaikan meskipun hanya
sedikit. di menit ke 5 setelah selesai berkumur dengan air es selama
1 menit di peroleh hasil bahwa suhu tububuh ke 5 probandus berkurang ,pada saat
beraktivitas suhu mengalami perbedaan hal ini dapat terjadi karena suhu
tubuh probandus melakukan penyesuaian dengan suhu tubuh di luar tubuh yang
memiliki temperature lebih rendah. Disini terjadi pertukaran panas tubuh dengan
lingkungan secara konveksi, yaitu tubuh kehilangan panas melalui konduksi ke udara
sekeliling yang lebih dingin. Udara yang berkontak dengan tubuh melalui mulut
menjadi lebih hangat dan karenanya menjadi lebih ringan dibanding udara dingin.
Udara yang lebih hangat ini bergerak ke atas dan digantikan dengan udara yang
lebih dingin.
Setelah
berkumur dengan air es selama 1 menit suhu tubuh probandus berkurang. Dari
hasil pengukuran tersebut dapat kita simpulkan bahwa saat menit ke 2 awal,
tubuh menyesuaikan dengan keadaan suhu es yang ada di mulut, sehingga suhunya
menurun.Namun pada menit ke 4 suhu probandus mengalami kenaikan, hal
ini disebabkan bahwa homeostatis tubuh telah melakukan penyesuaian sehingga
kembali mengalami kenaikan suhu di dalam tubuh. Disini terjadi pertukaran panas
tubuh secara konduksi, yaitu perpindahan panas tubuh dengan benda (dalam hal
ini air es) yang berbeda suhunya karena terjadi kontak secara langsung. Sewaktu
berkumur dengan air es, tubuh kehilangan panasnya karena panas dipindahkan
secara langsung ke air es yang suhunya lebih rendah. Kemudian suhu oral, yang
lebih rendah, yang diukur merupakan suhu kesetimbangan. Ini artinya
apabila suhu lingkungan dingin, maka tubuh akan memproduksi panas yang berasal
posterior hipotalamus.
Dari
hasil pengukuran suhu tubuh di bagian ketiak, dapat kita simpulkan bahwa suhu
tubuh probandus di bagian ketiak/aksilar memiliki suhu yang lebih rendah
dibandingkan dengan suhu tubuh di bagian mulut/oral. Hal ini sesuai dengan
teori, bahwa temperature kulit badan kita tidak sama di semua tempat, makin
banyak berhubungan dengan udara luar, temperature semakin dipengaruhi oleh
temperature sekitar. Mulut lebih banyak berhubungan dengan udara luar
dibandingkan dengan ketiak, sehingga suhunya juga lebih banyak dipengaruhi oleh
lingkungan. dan dapat di ketahui pula dari percobaan setelah melakukan
aktivitas suhu tubuh bertambah hal ini dapat d sebabkan karena pada saat
berolahraga sirkulasi darah meningkat dan energi pun lebih banyak di keluarkan
dalam bentuk keringat sehingga tubuh menjadi terasa lebih panas dan udara di
dalm mulut pun menjadi lebih panas dari sebelumnya .
Pada
percobaan yang kami lakukan suhu yang selalu besar adalah suhu tubuh Rissa Anugrah P karena dapat di
ketahui bahwa suhu tubuhnya selalu tinggi walaupun tidak di pengaruhi faktor
lainnyan.
DISKUSI
DAN PETANYAAN
1. Bandingkan
metode mana yang paling tepat digunakan menurut kelompok anda dalam melakukan
pengukuran suhu tubuh?
2. Sebutkan
kekurangan dan kelebihan dari metode tersebut?
3. Sebutkan
factor factor apasaja yang mempengaruhi pengukuran suhu? Jelaskan!
4. Jelaskan
bagaimana mekanisme pengontrolan suhu pada tubuh manusia?
5. Jelaskan
hubungan antara mekanisme termoregulasi dengan homeostasis?
JAWABAN
:
1. Suhu
tubuh dapat di periksa melalui pemerikasaan dengan metode oral dan paraxiler.
Cara peroral merupakan sala satu cara mengukur suhu tubuh dengan menaruh
termometer di dalam mulut,tepatnya dibagian bawah lidah.sedangkan cara
paraxiler dengan meletakkan termometer dibawah ketiak. Pengukuran yang
dilakukan dengan cara peraxiler menunjukkan suhu yang lebih rendah dari pengukuran
dengan cara peroral sekitar 0,5
2. Peroral
(sublingual), yaitumengukur suhu melalui oral(mulut).
Keuntungan:
a.
Mudah dijangkau dan tidak membutuhkan
perubahan posisi.
b.
Nyaman bagi klien.
c.
Memberi pembacaan suhu permukaan yang
akurat.
Kerugian:
a.
Tidak boleh dilakukan pada klien yang
bernapas lewat mulut.
b.
Tidak boleh dilakukan pada klien yang
mengalami bedah oral, trauma oral, riwayat epilepsi, atau gemetar akibat
kedinginan.
c.
Tidak boleh dilakukan pada bayi, anak
kecil, anak yang sedang menangis atau klien konfusi, tidak sadar atau tidak
kooperatif.
d.
Risiko terpapar cairan tubuh.
Peraxila,
yaitumengukur suhu melalui axila(ketiak).
Keuntungan:
a.
Aman dan non-invasif
b.
Cara yang lebih disukai pada bayi baru
lahir dank lien yang tidak kooperatif.
Kerugian:
a.
Waktu pengukuran lama
b.
Memerlukan bantuan perawat untuk
mempertahankan posisi klien
3. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Suhu Badan
1. Kecepatan
Metabolisme Basal
Kecepatan
metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak jumlah
panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan pada
uraian sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolisme.
2. Rangsangan
saraf simpatis
Rangsangan
saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100% lebih
cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat
yang tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hamper seluruh metabolisme
lemak coklat adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini
dipengaruhi stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi epineprin dan
norepineprin yang meningkatkan metabolism.
3. Hormone
pertumbuhan
Hormone
pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan
metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.
4. Hormone
tiroid Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia
dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju
metabolisme menjadi 50-100% diatas normal.
5. Hormone
kelamin
Hormone
kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15%
kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan,
fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone
progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 – 0,6°C di
atas suhu basal.
6. Demam
( peradangan )
Proses
peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120% untuk
tiap peningkatan suhu 10°C.
7. Status
gizi Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 –
30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan
untuk mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi
mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan
lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak
merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan
kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain
8. Aktivitas
Aktivitas
selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar
komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas)
dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C.
9. Gangguan
organ
Kerusakan
organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan
mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang
dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh.
Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat
menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.
10. Lingkungan
Suhu
tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat
hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga
sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu
antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.
Proses
kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui
pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui
anastomosis arteriovenosa yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam
fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah
jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari inti tubuh ke kulit menjadi
sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan radiator panas yang efektif
untuk keseimbangan suhu tubuh.
4.
Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik
(feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila
pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh
akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila
suhu tubuh inti telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu,
yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu
tubuh inti konstan pada 37°C. apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik
tetap, hipotalamus akan terangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk
mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan
pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.
5.
hubungan antara mekanisme termoregulasi
dengan homeostasis yaitu
Pengeluaran panas (aliran panas eksternal) melalui beberapa mekanisme :
1. Radiasi. Banyaknya panas yang
dipindahkan dari satu tubuh ke lainnya oleh radiasi adalah seperempat fungsi
kekuatan dari suhu tubuh yang beradiasi. Hal ini berlaku untuk kulit, di satu
pihak, dan untuk yang dekat tubuh manusia atau objek, di pihak lain. Bila suatu
objek lebih panas daripada kulit, tubuh mengambil radiasi darinya, tetapi bila
objek lebih dingin (atau bukan suatu tubuh yang beradiasi) maka kulit akan
kehilangan panas dengan cara radiasi.
2. Konduksi panas dari kulit ke
udara sekitar. Ini memerlukan udara yang lebih sejuk daripada kulit, berarti,
suatu gradien suhu harus ada. Macam pengeluaran ini sangat ditingkatkan bila
lapisan udara yang dihangatkan oleh kulit dihilangkan (misalnya, dengan angin
sepoi-sepoi) dan digantikan dengan suatu lapisan yang kering dan lebih sejuk.
3. Radiasi dan konduksi tidak cukup
untuk mencegah pemanasan tubuh selama pengerahan tenaga yang berat atau pada
suhu sekitar yang tinggi. Pada keadaan ini, pengeluaran panas ditingkatkan oleh
evaporasi air (Sibernagl, 1998 : 192)
Semoga bermanfaat, Jazakallah Khairan
No comments:
Post a Comment