BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Tujuan
Untuk
dapat melakuakn secara langsung proses pembuatan media biakan mikroba.
1.2
Dasar
Teori
Banyak sekali
populasi mikroba di sekitar kehidupan. Ratusan spesies mikroba menghuni bermacam-macam
bagian tubuh manusia, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Jumlah
mikroba ini sangat luar biasa banyaknya. Sebagai contoh, sekali bersin dapat
menyebarkan beribu-ribu mikroorganisme. Satu gram tinja dapat mengandung jutaan
bakteri. Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat
ini memerlukan teknik untuk memisahkan populasi campuran yang rumit ini, atau
biakan campuran, menjadi spesies-spesies yang berbeda-beda sebagai biakan
murni. Biakan murni terdiri dari suatu populasi sel yang semuanya berasal dari
satu sel induk (Michael, 2008).
Pembiakan
mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta
lingkungan pertunbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme, simtesis sel,
keperluan energi dalam metabolisme dan pegerakan. Lazimnya biakan berisi air,
sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat,
oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur sekelumit/trace elemen. (Waluyo,2008)
Sampai denga
tahun 1930, penyiapan medium sangat emmakan waktu serta harus dibuat dari
berbagai abhan mentah, dewasa ini tersedianya medium dalam terdehidrasi (entuk
bubuk) penyiapan medium sangat dipermudah dan apad umunya nada tinggal
menimbangnya, melarutkan air, menyesuaikan pH-nya, menempatlannya pada
wadah-wadah sesuai dari negara-negara maju sekarang hingga harga pada umunya
amat mahal. (Hadietomo,1985)
Dalam praktikum
kali ini kita akan mengetahu bagaimana cara suatu medium itu dibuat agar dapan
mengembangbiakan mikroorganisme dengan baik. Juga bagaimana untuk menjadi
medium pengembangbiakan itu steril atau bebas dari segala mikroba baik pathogen
maupun tidak (Indan, 2003).
Mikroorganisme
dibiakkan alam laboratorium pada bahan nutrien yang disebut media. Banayk
sekali medium yang tersedia. Macamnya yang dipakai bergantung pada banyak
faktor. Salah satu diantaranya ialah macam mikrooranisme yang akan
ditumbuhkan.(Pelezar dan Chan, 2008)
Media adalah substrat dimana
mikroorganisme dapat tumbuh dan sesuai dengan lingkungannya. Kehidupan
mikroorganisme tergantung pada nutrisi dalam substrat atau medium dan faktor
lingkungan yang baik. Mikroba dapat tumbuh dengan baik jika dalam suatu medium
tersebut memenuhi syarat-syarat, yaitu harus mengandung semua zat hara yang
mudah digunakan mikroba (Hafrah, 2009).
Media
pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme unuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media dari beberapa molekul-molekul kecil
yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat
dilakkan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi
komposisi media pertumbuhannya (Soni, 2010).
Media
dibedakan menjadi dua menurut komposisi kimiawinya yaitu medium sintetik dan medium
non-sintetik atau kompleks. Medium sintetik dibuat dari bahan kimia dengan
kemurnian tinggi dan ditentukan dengan tepat, sedangkan medium non-sintetik
tidak dapat diketahui dengan pasti (Hadioetomo, 2010).
Macam-macam media pertumbuhan berdasarkan konsistensinya yang terbagi
menjadi tiga yaitu media cair merupakan media yang tidak mengandung agar,
digunakan untuk menumbuhkan mikroba dalam skala besar serta mengidentifikasi
jenis dari suatu mikroba dan berbagai macam uji. Medium setengah padat
merupakan media yang mengandung agar 0,3-0,4%, sehingga menjadi sedikit kental,
tidak padat dan tidak begitu cair. Media ini dibuat dengan tujuan agar
pertumbuhan mikroba dapat menyebar keseluruhan media tetapi tidak mengalami
percampuran sempurna jika tergoyang dan untuk mencegah atau menekan ddifusi
oksigen. Medium padat merupakan media yang mengandung agar 15% sehingga setelah
dingin menjadi padat. Media ini digunakan untuk mengembangbiakkan mikroba (, 2013).
Dasar makanan
yang paling baik bagi pemiaraan bakteri ialah medium yang mengandung zat-zat
organik seperti rebusan daging, sayur-sayuran, sisa-sisa makanan, atau
ramuan-ramuan yang dibuat oleh manusia. Maka dari itu, pada praktikum kali juga
akan mencoba untuk membuat makanan yang baik untuk pengembangbiakan bakteri.
(Dwidjoseputro, 1985).
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan :
Alat
:
a) Bejana
(gelas backer, erlenmeyer)
b) Gelas
ukur
c) Timbangan
d) Bunsen
e) Pengaduk
f) Alumuniumfoil
g) Kapas
Bahan :
a) Media
biakan padat pabrikan (NA=Nutrien Agar, PDA=Potato Dextro Agar)
b) Media
NA sederhana : Daging ayam, agar batang, glukosa/gula pasir
c) Media
PDA sederhana : Kentang, agar batang, glukosa/gula pasir
d) Media
TEA sederhana : Kecambah, agar batang, gula pasir
2.2 Cara Kerja :
NA,
PDA, dan TEA pabrikan dan sederhana
1. Menimbang
powder media NA pabrikan sesuai petunjuk pada botol/kemasan.
2. Hasil
timbangan kemudian ditempatkan pada bejana dan menambahkan aquadest sebagai
pelarut dan memanaskannya sambil diaduk hinga homogen/tercampur.
3. Media
biakan disterilisasi dengan autoclave.
4. Hal
yang sama dialkukan untuk media pabrikan lainnya.
5. Pembuatan
media
a. Membuat
air kaldu daging yaitu 20gram daging ayam + 200ml aquadest, direbus hingga
menjadi kaldu sambil diaduk hingga rata.
b. Menyaring
dan didapatkan ekstrak daging
c. Menimbang
8gram gual pasir dan 15 gram agar batang, kemudian dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer yang berisi 200ml ekstrak daging, rebus sampai mendidh sambil diaduk
hingga rata.
d. Menyumbat
mulut tabung erlenmeyer dengan kapas kemudian dibungkus kembali mulut tabung
erlenmeyer dengan alumuniumfoil agar tidak ada udara yang masuk.
e. Mengukur
pH
f. Sterilisasi
pada autoclave suhu 121oC selama 15 menit
6. Untuk
membuat media padat sederhana lainnya (PDA gunakan kentang 200 gram dan TEA
menggunakan kecambah 200 gram), dengan prosedur yang sama.
BAB
III
HASIL
PENGAMATAN
3.1 Hasil Pengamatan
Media
Biakan
|
Sebelum
Sterilisasi
|
Sudah
Sterilisasi
|
||||
Bentuk
(padat/cair)
|
Warna
|
Keruh/
Jernih
|
Bentuk
(Padat/cair)
|
Warna
|
Keruh/Jernih
|
|
NA
|
Cair
|
Kekuningan
|
Keruh
|
Padat
|
Kuning
|
Keruh
|
PDA
|
Cair
|
Hitam pekat
|
Keruh
|
Cair
|
Hitam
|
Keruh
|
NA sederhana
|
Cair
|
Kuning
|
Keruh
|
Padat
|
Putih
|
Keruh
|
PDA sederhana
|
Cair
|
Putih
|
Keruh
|
Padat
|
Putih
|
Keruh
|
TEA sederhana
|
Cair
|
Kuning
|
Keruh
|
Padat
|
Keruh
|
Abu-abu Kecoklatan
|
3.2 Dokumentasi
3.2.1 NA Pabrikan
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
|
Menimbang Na pabrikan sebanyak 4,2
gram
|
2
|
|
Memasukkan Na pabrikan kedalam labu
elemeyer.
|
3
|
|
Menyiapkan aquadest sebanyak 150 ml.
|
4
|
|
Memasukkan aquadest ke dalam labu
elemeyer yang sudah terisi Na pabrikan
|
5
|
|
Memanaskan Na pabrikan yang di campur
aquadest dengan menggunkan pembakar spirtus.
Na pabrikan yang di campur aquadest di
aduk sampai mendidih.
|
6
|
|
Setelah mendidih labu elemeyer di
turunkan dari pembakar spirtus.
|
7
|
|
Kemudian labu elemeyer di bungkus
menggunkan kertas alumunium foil.
Dan siap untuk disterilisasikan.
Sebelum sterilisasikan Na pabrikan
berbentuk cair berwarna kuning jernih.
|
8
|
|
Setelah
di sterilisasikan Na pabrikan berbentuk padat berwarna kuning keruh.
|
3.2.2 PDA
Pabrikan
Dokumentasi
|
Keterangan
|
|||
|
Menimbang
PDA pabrikan seberat 5,85 gram
|
|||
|
Mengukur aquades 150ml lalu diamukkan pada tabung
erlenmeyer
|
|||
|
Mencampurkan PDA pabrikan dengan aquades lalu
dipanaskan diatas bunsen. Aduk terus hingga mendidih
|
|||
|
Setelah mendidih, lalu sumbat mulut erlenmeyer
dengan kapas dak kemudian ditutup kembali dengan alumunium foil. Agar dapat
dipastikan tidak ada udara yang masuk ke dalam tabung erlenmeyer. Lalu
dilakukan sterilisasi dengan memasukkan kedalam autoclave dengan suhu 121oC
selama 15 menit.
|
|||
|
Setelah media PDA pabrikan dikeluarkan dari
autoclave dan melewati tahap sterilisasi.
|
3.2.3 NA
sederhana (Daging ayam)
Gambar
|
Keterangan
|
|
Menimbang daging ayam sebanyak 20 gram
|
|
Menimbang gula sebanyak 8 gram
|
|
Menimbang bubuk agar-agar sebanyak 11,47 gram
|
|
Merebus daging sampai mendidih untuk membuat kaldu dengan ditambah
aquades sebanyak 200 ml dengan diaduk terus menerus
|
|
Menyaring kaldu dan diperoleh ekstrak daging lalu dituang ke dalam tabung
erlenmeyer yang sudah disterilisisasi
|
|
Memasukkan gula pasir ke dalam ekstrak daging dan dipanaskan kembali
|
|
Memasukkan bubuk agar-agar ke dalam ekstrak daging dan dipanaskan kembali
sampai mendidih dengan diaduk terus menerus
|
|
Dihasilkan media biakan sebelum disterilisasi berbentuk cair, berwarna
kuning dan keruh
|
|
Setelah disterilisasi dihasilkan media biakan berbentuk padat, berwana
putih dan keruh
|
3.2.4 PDA
sederhana (kentang)
Gambar
|
Keterangan
|
|||
|
Menimbang kentang sebanyak 200 gram
|
|||
|
Menimbang gula sebanyak 8,02 gram
|
|||
|
Menimbang bubuk agar-agar sebanyak 15,02 gram
|
|||
|
Merebus kentang sampai mendidih dengan ditambah aquades sebanyak 200 ml
dengan diaduk terus menerus
|
|||
|
Menyaring larutan tersebut dan diperoleh ekstrak kentang lalu dituang ke
dalam tabung erlenmeyer yang sudah disterilisisasi
|
|||
|
Memasukkan gula pasir ke dalam ekstrak kentag dan dipanaskan kembali
|
|||
|
Memasukkan bubuk agar-agar ke dalam ekstrak kentang dan dipanaskan
kembali sampai mendidih dengan diaduk terus menerus
|
|||
|
Dihasilkan media biakan sebelum disterilisasi berbentuk cair, berwarna
kuning dan keruh
|
|||
|
Setelah disterilisasi dihasilkan media biakan berbentuk padat, berwana
putih dan keruh
|
2.3.5 TEA
sederhana
Gambar
|
Keterangan
|
|
Menimbang Kecambah sebanyak 100 gram
|
|
Menimbang
gula sebanyak 4 gr
|
|
Menimbang
bubuk agar- agar sebanyak 7 gr
|
|
Merebus kecambah sampai mendidih dengan ditambah aquades
sebanyak 100 ml dengan diaduk terus menerus
|
|
Menyaring larutan tersebut dan diperoleh ekstrak kecambah lalu dituang ke dalam tabung
erlenmeyer yang sudah disterilisisasi
|
|
Memasukkan bubuk agar-agar dan
gula pasir ke dalam ekstrak kecambah dan dipanaskan kembali sampai mendidih
dengan diaduk terus menerus
|
|
Dihasilkan media biakan sebelum disterilisasi berbentuk
cair, berwarna kuning dan keruh
|
|
Setelah disterilisasi dihasilkan media biakan berbentuk
padat, berwana abu-abu dan keruh
|
BAB
IV
PEMBAHASAN
Media adalah
suatu substrat dimana mikroorganisme dapat tumbuh dan sesuai dengan
lingkungannya. Kehidupan mikroorganisme tergantung pada nutrisi dalam substrat
atau medium dan faktor lingkungan yang baik, karena tidak semua medium untuk
pertumbuhan mikroorganisme sangat bervariasi, tergantung dari apa yang
dijadikan dasar penanaman. Mikroba dapat tumbuh dengan baik jika dalam suatu
medium tersebut memenuhi syarat-syarat, yaitu harus mengandung semua zat hara
yang mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan
permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan, tidak
mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, dan harus dalam
kondisi steril sebelum digunakan (Hafrah, 2009).
Praktikum ini membahas tentang
pembuatan media pertumbuhan mikroorganisme. Media yang dibuat pada praktikum
ini adalah Nutrien Agar (NA) pabrikan,Potato Dextrose Agar (PDA) pabrikan, Nutrien Agar (NA) sederhana dengan daging ayam, Potato Dextrose Agar (PDA) dengan kentang dan Tauge
Ekstrak Agar (TEA) sederhana dengan kecambah.
Pada
praktikum kali ini menggunakan dua medium, yaitu medium Nutrient Agar (NA) dan Potatto Dextrose Agar (PDA).
Setiap medium memiliki fungsimasing-masing dalam menumbuhkan mikroorganisme.
Medium NA memilikifungsi untuk menumbuhkan atau mengembangbiakan bakteri secara
umum,sedangkan medium PDA berfungsi untuk menumbuhkan dan mengembangbiakanfungi
atau jamur. Kedua medium tersebut sama-sama terbentuk dari mediumagar, hanya
berbeda saja nutrisinya. Medium NA mengandung nutrisi-nutrisiyang dibutuhkan
untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan PDA mengandungnutrisi-nutrisi yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur. Menurut Pelczar(2008), menyatakan bahwa
sifat-sifat media yang digunakan untuk faktorpertumbuhan yaitu harus mudah
tumbuh, media harus dibuat, pertumbuhanbakteri harus khas dan mempunyai
sifat-sifat yang diinginkan. Jika sifat inidipenuhi, maka pertumbuhan bakteri
akan bagus.
Pada
proses pembuatan media, baik medium NA maupun medium PDAmenggunakan magnetik
stirrer untuk menghomogenkan agar dengan aquadestselama pemasakan agar. Tetapi
pada praktikum ini kami tidak menggunakan alattersebut, kami menggunakan kompor
dengan api yang sedang sebagai sumberpanas, dan menggunakan batang pengaduk
untuk terus mengaduk larutan.Larutan dipanaskan hingga mendidih dan sambil
terus diaduk untuk menghindaripenggumpalan pada larutan.
4.1 Media Nutrien Agar (NA) pabrikan
Pembuatan media pada percobaan ini
dengan menggunakan NA (Nutrien agar),
dimana dalam pembuatannya terlebih dahulu dengan cara melarutkan NA instan
sebanyak 4,2 g kedalam erlenmeyer dan menambahkan akuades sebanyak 150 mL,
setelah itu memanaskannya diatas bunsen diikuti oleh pengadukan yang dilakuakn
terus menerus. Tujuan dari pemanasan dan pengadukan ini adalah untuk
menghomogenkan NA dengan akuades, dimana dengan pemanasan dapat mempercepat
pelarutan dari NA dengan akuades. Setelah dipanaskan sampai kira-kira larutan
menjadi bening kekuning-kuningan atau hingga mendidih sebagai tanda larutan
telah homogen kemudian larutan yang terdapat di dalam erlenmeyer dimasukan
kedalam autoklav dengan mulut erlenmeyer disumbat dengan kapas yang dilapisi
dengan kertas alumunium foil diluarnya. Tujuan dari penutupan ini di maksudkan
agar meminimalkan kontaminasi. Pada saat dilakukan sterilisasi setelah
dimasukkan ke dalam autoclave media Nutrien Agar (NA) pabrikan yang awalnya berbentuk
cair menjadi padat.
Nutrient agar adalah medium yang diklasifikasikan sebagai
medium sintetik terstruktur karena tersusun oleh komponen yang pasti jenis dan
kuantitasnya. Medium Nutrient agar merupakan medium umum yang dapat digunakan
untuk mengkultivasi berbagai jenis bakteri. Warna dari medium ini
adalah kuning keemasan dan cenderung jernih. Medium NA memiliki pH 7.20 hingga
7.60 dan konsistensi yang cenderung padat.
Fungsi utama dari medium NA adalah sebagai medium kultivasi dan
enumerasi bakteri. Namun, dengan tambahan beberapa bahan seperti amilum (pati),
serum, dan darah, medium nutrient agar juga dapat digunakan sebagai medium
pengayaan dan selektif bagi mikroorganisme tertentu serta bermanfaat dalam uji
serologi dan biokimia untuk mengidentifikasi bakteri.
Dalam medium NA terkandung pepton, yeast dan beef
extract yang berfungsi sebagai sumber nitrogen dan sumber karbon, sumber
vitamin dan beberapa senyawa lain untuk menyokong pertumbuhan bakteri. Pada
medium ini terkadang juga ditambah dengan garam (NaCl) untuk menyeimbangkan
tekanan osmotik sel bakteri dan medium, agar bakteri yang akan ditumbuhkan
tidak mati.
NA mempunyai komposisi yang terdiri dari
ekstrak-ekstrak agar-agar yang didalamnya mengandung protein, karbohidrat,
vitamin, juga terdapat faktor pertumbuhan yang tidak mampu disintesis oleh
mikroorganisme. Menurut pendapat Waluyo (2005: 67), mikroba dapat menembus
medium kapas yang hidup di dalam medium kaldu atau medium NA ini. Hal ini
disebabkan karena medium ini mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroba
dan mengangkut asam amino, vitamin ataupun nukleotida.
Pembuatan media pertumbuhan dengan hanya
menggunakan campuran aquades dan `natrium agar. Tingkat keberhasilan pembuatan
media ini sangatlah tinggi, karena apabila dibandingkan dengan media yang ada
penambahan ekstrak lain, media ini lebih mudah dalam pembuatannya, selain itu
media NA pabrikan ini sangatlah instan sehingga sangat mudah dalam melakukan
percobaan pembuatan media.
4.2 Media Potato
Dextrose Agar (PDA) pabrikan
Media Potato Dextrose Agar (PDA) menurut
konsistensinya termasuk medium padat, berdasarkan susunan kimianya termasuk
non-sintetik atau semi alamiah. Potato Dextrose Agar
(PDA) merupakan media yang sangat umum yang digunakan untuk mengembangbiakkan
dan menumbuhkan jamur dan khamir. Komposisi Potato Dextrose Agar ini terdiri
dari bubuk kentang, dextrose dan juga agar. Bubuk kentang dan juga dextrose
merupakan sumber makanan untuk jamur dan khamir.
Potato Dextrose Agar
juga bisa digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme menggunakan metode
Total Plate Count. Perindustrian seperti industri makanan, industri produk susu
dan juga kosmetik menggunakan PDA untuk menghitung jumlah mikroorganisme pada
sample mereka.
Karena fungsinya yang dapat
mengembangbiakkan jamur, sekarang ini PDA juga banyak digunakan oleh
pembudidaya jamur seperti jamur tiram. Untuk memaksimalkan pertumbuhan bibit
jamur, biasanya pembudidaya mengatur kondisi pH yang rendah (sekitar 3,5) dan
juga menambahkan asam atau antibiotik untuk menghambat terjadinya pertumbuhan
bakteri.
PDA (potato dextrose agar) merupakan media
yang umum digunakan dalam kultivasi bakteri. Dalam pembuatan PDA disetiap
prosesnya harus selalu steril, baik alat-alat yang digunakan untuk proses
pembuatan haruslah steril. Contohnya: tangan, dalam proses ini tangan harus
disterilkan oleh alkohol sebelum melakukan pembuatan PDA ini. Tujuannya yaitu
agar PDA yang dibuat tidak ditumbuhi mikroorganisme yang tidak diinginkan.
Media biakan adalah media steril untuk menumbuhkan mikroorganisme. Dalam
pembuatan PDA, peranan agar-agar sebagai media tempat tumbuhdari jamur.
Sedangkan kentang yang mengandung karbohidrat berperan untuk memberikan energi
bagi mikroorganisme.
Pembiakan mikroorganisme dalam laboratorium
menggunakan media yang bersih zat hara serta lingkungan tumbuh yang sesuai bagi
mikroorganisme tersebut. Media merupakan campuran dari beberapa zat makanan
untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba. Fungsi dari zat makanan tersebut
adalah sebaagi nutrisi bgi mikroba. Berdasarkan sifat fisik media dibedakaan
menjadi, mediaa cair, media padat, dan media setengah padat. Sifat-sifat media
tersebut sangat mempengaruhi kesesuian medium untuk pertumbuhan mikroba yang
akan dikembangbiakan.
Dalam percobaan ini medium yang digunakan
sebagai pembiakan jamur adalah PDA pabrikan. PDA merupakan medium semi alami
yang tersusun atas bahan alami (kentang) oleh bahan sintesis (dextrose dan
agar). Medium ini menyediakan nutrisi bagi pertumbuhan jamur yang terdiri dari
bahan anorganik yaitu karbohidrat.
Pembuatan media agar dengan menggunakan
media PDA (Potato Destroxe Agar)
digunakan untuk menumbuhkan fungi atau jamur. Pembuatan media pada percobaan
ini dengan menggunakan PDA (Potato
Destroxe Agar) instan, dimana dalam pembuatannya terlebih dahulu dengan
cara melarutkan PDA (Potato Destroxe Agar)
instan sebanyak 5,85gram ke dalam erlenmeyer dan menambahkan akuades sebanyak
150 mL, setelah itu memanaskannya diatas bunsen
diikuti oleh pengadukan secara terus menerus, tujuan dari pemanasan dan
pengadukan ini adalah untuk menghomogenkan PDA (Potato Destroxe Agar) dengan akuades, dimana dengan pemanasan dapat
mempercepat pelarutan dari PDA (Potato
Destroxe Agar) dengan akuades. Setelah dipanaskan sampai kira-kira larutan
dan mendidih tanda larutan telah homogen kemudian larutan yang terdapat di
dalam erlenmeyer dimasukan kedalam autoklaf dengan mulut erlenmeyer disumbat
dengan kapas yang dilapisi dengan kertas alumunium foil diluarnya. Tujuan dari
penutupan ini di maksudkan agar meminimalkan kontaminasi.
Pembuatan media pertumbuhan mikroba
menggunakan Potato Dextrose Agar
(PDA) yang berguna untuk menumbuhkan atau mengidentifikasikan yeast atau
kapang. Bahan yang digunakan hanyalah aquades dan bubuk PDA. PDA sendiri sudah
ada dalam bentuk instantnya (dalam bentuk bubuk) sehingga tidak perlu
membuatnya terlebih dahulu.
Namun pada saat dikeluarkan dari
autoclave PDA yang kami amati tetap berbentuk cair dan tudak mengalami
perubahan. Seharusnya PDA yang telah dimasukkan kedalam oven berbentuk padat.
Percobaan kami pada pembuatan media menggunakan PDA instan gagal. Padahal jika
dilihat dari cara pembuatannya sangatlah mudah jika dibandingkan dengan
pembuatan media dengan cara sederhana. Kegagalan ini dapat disebabkan karena
kurangnya ketelitian praktikan dalam penimbangan atau bahkan pencampuran pada
saat melakukan praktikum. Selain itu PDA yang kami gunakan kemungkinan telah
kadaluarsa atau terkontaminasi, karena setelah saya baca dilateratur serbuk PDA
berwarna kuning karena merupakan ekstrak kentang yang pada dasarnya berwarna
kuning. Namun pada PDA yang kami unakan berwarna hitam.
4.3 Media Nutrien Agar (NA) sederhana dengan daging ayam
Pada
pembuatan media NA sederhana dengan eksrak daging, pertama-tama yaitu menimbang
daging ayam sebanyak 20gram. Kemudian menimbang gula sebanyak 8 gram. Lalu
menimbang agar-agar sebanyak 11,47 gram. Kami menggunakan agar-agar instan yang
dijual dipasaran, karena agar-agar batang tidak tersedia. Selanjutnya merebus
daging hingga mendidih untuk membuat kaldu dengan ditambahkan aquades sebanyak
200ml dengan diaduk terus. Kemudian menyaring kaldu agar diperoleh ekstrak daging
dan sekanjutnya dituang ke dalam tabung erlenmeyer yang telah
disterilisasi.Memasukkan gula pasir kedalam ekstrak daging dan dipanaskan
kembali. Memasukkan bubuk agar-agar kdalam ekstrak daging dan dipanaskan
kembali sampai mendidih dengan diaduk terus menerus, pengadukan ini dilakukan
agar menghomogenkan gula dan agar-agar. Setelah mendidih dihasilkan larutan
cairan berwarna kuning dan keruh. Mulut tabung reaksi ditutup dengan
menggunakan alumunium foil dan dibungkus dengan kertas, dilakukan ini berfungsi
untuk media tetap steril, tidak terkontaminasi terhadap mikroorganisme yang ada
diluar. Kemudian media biakan disteril menggunakan autoclave, ini berfungsi
untuk membunuh semua mikroorganisme yang terdapat dalam larutan. Setelah
dimasukkan kedalam autoclave media biakan
yang semula cair berubah menjadi padat, berwarna putih dan keruh.
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk
dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang
tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan
media sederhana yang dibuat dari ekstrak daging ayam, gula, dan agar. Na
merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi
seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan. Nutrient agar (NA) suatu medium yang berbentuk
padat, yang merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia.
Pada medium NA, nutrien utama penyusunnya yakni adalah kaldu daging ayam. Bahan
yang lain adalah gula, agar-agar bubuk dan aquades. Gula dan daging sebagai
protein hewani, vitamin, karbohidrat bagi bakteri.
Agar-agar digunakan untuk mengentalkan medium dan sebagai
media tumbuh yang ideal bagi mikroba. Berdasarkan hasil pengamatan, sebelum disterilisasi media
NA berwarna coklat kekuningan dengan bentuk cair. Tetapi setelah disterilisasi
di autoklaf elektrik medianya berubah warna menjadi
Nutrien
Agar (NA) merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur
bakteriologi seperti uji produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk
pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam
kultur murni.
Nutrient
Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat ynag merupakan
perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. NA dibuat dari
campuran ekstrak daging dan peptone dengan menggunakan agar sebagai pemadat.
Dalam hal ini agar digunakan, karena sifatnya yang mudah membeku dan mengandung
karbohidrat yang berupa galaktam sehingga tidak mudah diuraikan oleh
mikroorganisme. Dalam hal ini ekstrak beef dan pepton digunakan sebagai bahan
dasar karena merupakan sumber protein, nitrogen, vitamin serta karbohidrat yang
sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Medium
Nutrient Agar (NA) merupakan medium yang berwarna coklat muda yang memiliki
konsistensi yang padat dimana medium ini berasal dari sintetik dan memiliki
kegunaan sebai medium untuk menumbuhkan bakteri.
4.4 Media Potato Dextrose Agar (PDA) sederhana dengan kentang
Media PDA (Potato Dextrosa agar)
merupakan medium semi sintetik. Media merupakan tempat dimana tejadi
perkembangan organisme. Organisme menyerap karbohidrat dari kaldu kentang
dan gula serta dari agar yang telah bercampur. Hal inilah yang
menyebabkan mengapa kentang harus di potong dadu, agar karbohidrat di kentang
dapat keluar dan menyatu dengan air sehngga menjadi kaldu. Semakin kecil
permukaan, maka semakin besar daya osmosisnya.
Mikroorganisme
dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium.
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme
tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme
yang bersangkutan. Penggunaan kentang dalam pembuatan media karena kentang kaya
akan karbohidrat yang sangat diperlukan oleh suatu mikroorganisme. Dalam
pembuatan PDA ini biasa digunakan Dextrosa, namun dextros ini dapat digantikan
dengan gula pasir biasa.
Medium
Potato Dextrose Agar (PDA) berdasarkan susunannya merupakan medium organik semi
alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah
dengan senyawa kimia. Berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat karena
mengandung agar yang memadatkan medium, berdasarkan kegunaannya merupakan
medium untuk pertumbuhan jamur. Medium PDA terdiri dari kentang yang berfungsi
sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, dekstrosa sebagai
sumber karbon, agar sebagai bahan pemadat medium dan aquades sebagai pelarut
untuk menghomogenkan medium dan sumber O2.
Potato Dextrose Agar merupakan salah
satu media biakan karena kaya akan nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroba untuk
hidup. Nutrisi yang diberikan media untuk mikroba berupakarbohidrat (pati) dari
kentang, glukosa dari dekstrosa atau fruktosa serta kandungan air dalamagar.
Media yang miskin hara seperti air hanya dapat dugunakan untuk penyimpanan ,
karenamikroba tidak mudah berkembangbiak pada media miskin nutrisi yang dapat
menyebabkanpertumbuhan mikroba dapat terhambat.
Bagian
kentang yang digunakan adalah sari patinya karena selain mengandung
ekstrakmineral juga mengandung pati (amilum) yang merupakan bentuk dari polysakarida
sebagaitambahan makanan biakan. Glukosa yang digunakan adalah gula pasir,
karena banyak tersediadan harganya lebih murah.
Untuk melakukan percobaan pembuatan
media pertama-tama menimbang kentang yang telah dikupas sebanyak 200gram, allau
menimbang gula sebanyak 8,02gram. Selanjutnya menimbang bubuk agar-agar
sebanyak 15,02gram. Setelah itu merebus kentang sampai mendidih dengan ditambah
aquades sebanyak 200ml dengan diaduk terus menerus hingga homogen. Lalu
menyaring larutan tersebut dan diperoleh ekstrak kentang lalu dituang kedalam
tabung erlenmeyer yang sudah disterilisasi. Selanjutnya memasukkan gula pasir
kedalam ekstrak kentang dan dipanaskan kembali hingga gula pasir tersebut
larut. Kemudian memasukkan bubuk agar-agar kedalam ekstrak kentang dan
dipanaskan kembali sampai medidih dengan diaduk terus agar tidak menggumpal.
Kemudian dihasilkan media biakan yang berbentuk cair, berwarn akuning dan
keruh. Setelah ditaruh kedalam autoclave media biakan tersebut berubah menjadi
padat, berwarna putih dan keruh.
Sterilisasi dilakukan dalam autoklaf
dengan suhu 121°C dalam waktu ±15 menit dengan tekanan 1 atm . Suhu ini
merupakan ketetapan, karena umumnya organisme tidak dapat bertahan hidup pada
suhu dan waktu tersebut. Setelah 15 menit, maka autokalaf dapat dimatikan.
Biarkan autoklaf sampai tekanannya menjadi 0,setelah itu PDA baru
dapatdikeluarkan.Agar bertindak sebagai lingkungan bagi perkembangan organisme.
Penggunaan agar karena merupakan suatu bahan yang cocok, meskipun padat, akan
tetapi lunak dan mudahditembus oleh biakan. Selain itu agar mengandung sejumlah
air yang diperlukan bagi biakan.Agar lebih stabil bila dibandingkan dengan air
yang lebih mudah menguap dan berubah.
4.5 Media Tauge
Ekstrak Agar (TEA) sedrrhana dengan kecambah
Percobaan kelim yaitu pembuatan
medium TEA (Tauge Ekstrak Agar). Medium TEA digunakan untuk menumbuhkan jamu
(khamir dan kapang). Medium TEA ini, berdasarkan konsistensinya termasuk dalam
medium (solid medium) dan termasuk dalam medium semi alamiah karena tersusun
dari bahan-bahan alamiah dan bahan sintetik. Serta termasuk dalam medium
nonsintetik karena tersusun dari abhan-bahan organik dan susunan kimianya tidak
dapat ditentukan secara pasti. Berdasarkan fungsinya, TEA termasuk medium
penguji (essay medium), kaena dapat digunakan untuk pengujian vitamin,
asam-asam amino,dan lain-lain. Melalui medium ini dapat diamati bentuk-bentuk
koloni dan bentuk pertumbuhan jamur.
Untuk
melakukan percobaan ini pertama-tama kita harus menimbang kecambah sebanyak 100
gram. Kemudian menimbang gula sebanyak 4 gram. Lalu menimbang bubuk agar-agar sebanyak 7 gram. Setelah itu
kita harus merebus kecambah hingga mendidih dengan ditambah aquades sebanyak
100 ml dengan diaduk terus menerus. Selanjutnya kita harus menyaring larutan
tersebut dan diperoleh ekstrak kecambah lalu dituang kedalam tabung erlenmeyer
yang sudah disterilisasi. Lalu memasukkan agar-agar dan gula kedalam ekstrak
kecambah dan dipanaskan kembali sampai mendidih dengan diaduk terus agar gula
dan agar-agar dapat larut dan tidak menggumpal. Setelah itu akan dihasilkan
media biakan yang berbentuk cair, berwarna kuning dan keruh. Kemudian kita
memasukkannya kedalam autoclave dan selanjutnya dihasilkan media biakan yang
berbentuk padat, berwarna abu-abu dan keruh.
Tauge
berfungsi sebagai sumber energi dan bahan mineral bagi mikroba, pemberi vitamin
E yang diperlukan oleh mikroba, juga sebagai sumber nitroge. Gula berfungsi
sebagai sumber karbohidrat, sumber karbon organik, sebagai sumber energi bagi
mikroba. Agar sebagai bahan pemadat medium. Dan Aquades sebagai bahan pelarut
untuk menghomogenkan larutan.
Medium
Tauge Ekstrak Agar (TEA) berdasarkan susunannya merupakan medium organik semi
alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah
dengan senyawa kimia, berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat karena
mengandung agar yang memadatkan medium, berdasarkan kegunaannya merupakan
medium umum yang dapat ditumbuhi mikroorganisme secara umum yang dapat
ditumbuhi oleh mikroorganisme secara umum yang berfungsi untuk pertumbuhan
bakteri dan jamur serta memiliki warna cream. Medium TEA terdiri dari tauge
yang berfungsi sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin.
Sukrosa sebagai sumber karbon , agar sebagai bahan pemadat medium dan aquades
sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium dan sumber O2. Medium
TEA digunakan untuk menumbuhkan jamur (khamir dan kapang). Medium TEA ini
berdasarkan konsistensinya termasuk dalam medium (solid medium). Berdasarkan
fungsinya, TEA termasuk medium penguji (assay medium), karena dapat digunakan
untuk pengujian vitamin, asam-asam amino dan lain-lain. Melalui medium ini
dapat diamati bentuk-bentuk koloni dan benuk pertumbuhan jamur.
BAB
V
PENUTUP
5.1
KESIMPULAN
Berdasarkan
percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Media adalah
suatu substrat dimana mikroorganisme dapat tumbuh dan sesuai dengan
lingkungannya.
2. Kehidupan
mikroorganisme tergantung pada nutrisi dalam substrat atau medium dan faktor
lingkungan yang baik, karena tidak semua medium untuk pertumbuhan mikroorganisme
sangat bervariasi, tergantung dari apa yang dijadikan dasar penanaman.
3. Saat ini telah ada media agar yang
instan sehingga dapat meminimalisir kegagalan saat melakukan percobaan
pembuatan media tumbuh mikroorganisme.
4. Nutrien utama penyusunnya NA
sederhana yakni adalah kaldu dari daging ayam.
5. Bagian kentang yang digunakan adalah
sari patinya karena selain mengandung ekstrakmineral juga mengandung pati
(amilum) yang merupakan bentuk dari polysakarida sebagaitambahan makanan
biakan.
6. Tauge berfungsi sebagai sumber
energi dan bahan mineral bagi mikroba, pemberi vitamin E yang diperlukan oleh
mikroba, juga sebagai sumber nitroge.
7. Ketelitian dan kualitas bahan yang
digunakan dalam percobaan sangatlah menentukan keberhasilan percobaan
dilaboratorium.
DAFTAR
PUSTAKA
Munandar, Kukuh. 2016. Pembelajaran Berbasis Praktikum Matakuliah Mikrobiologi. Jember :
Universitas Muhammadiyah Jember
https://id.scribd.com/doc/156658247/P3-pdf (Diakses tanggal 01 November 2016)
http://www.mediaagar.com/blog/potato-dextrose-agar-pda/ (Diakses tanggal 01 November 2016)
https://mikrobio.net/mikrobiologi-dasar/medium-nutrient-agar.html (Diakses tanggal 01 November 2016)
No comments:
Post a Comment