HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN DENGAN KREATIVITAS BELAJAR PADA SISWA KELAS X BAB III METODELOGI PENELITIAN

 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN DENGAN KREATIVITAS BELAJAR PADA SISWA KELAS X

BAB III

METODELOGI  PENELITIAN

 

A.      Pengertian Metodedologi  Penelitian

Metodelogi  adalah ilmu yang mempelajari tentang metode. Metodologi terdiri dan kata metode dan logi. Metode berasal dari bahasa Getha” yang berarti melalui atau melewati jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Logi berasal dari logos yang berarti ilmu, jadi metodologi berarti suatu ilmu yang membicarakan tentang jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.

Research (penelitian) dapat didefinisikan sebagai usuha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha yang dilakukan dengan melakukan metode-metode ilmiah untuk research disebut metodologi penelitian ( Sutrisno Hadi, 1995 : 4 ).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan pengembangan dan menguji kebenaran dengan menggunakan jalan atau cara ilmiah yang harus dilalui dalam mencapai tujuan.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Adapun langkah-langkah dalam menggunakan metode ini adalah menentukan populasi, sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisa data.

B.       Variabel Penelitian

Ada data yang sangat penulis perlukan dalam penelitian ini, agar dapat membakukan hipotesis yang telah penulis rumuskan maka untuk menjelaskan data apa yang diperlukan disini penulis hendak mengemukakan terlebih dahulu variabel-variabelnya.

Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu :

1. Variabel X ( Bebas )              : Orang tua yang mempunyai tingkat kecerdasan

2. Variabel Y ( Terikat )            :  Siswa dalam lingkungan keluarga yang berkreativitas.

C.      Populasi Dan Sampel

Penelitian kuantitatif memerlukan beberapa data. Untuk mencapai data yang diinginkan dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian, maka perlu mengetahui tentang populasi dan sampel penelitian.

1. Pengertian Populasi

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan subyek ( satuan-satuan individu ) yang dikaraktenstiknya hendak diduga “( Djarwanto dan Pangestu Subagyo 1993-170 ) pendapat mengemukakan bahwa “populasi adalah  keseluruhan  subyek penelitian “ (  Suharsini    1996 : 115 ) “. Dan pendapat diatas yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas x sma negeri kunir yang berjumlah 20 siswa.

2.    Pengertian Sampel

“ Sebagian  individu  yang  diselidiki  disebut  sampel ” ( Sutrisno Hadi, 199 : 70 ). Djarwanto dan Pagestu Subagyo mengatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi ( 1993 : 70 ). Jadi disini dapat dikemukakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat menggambarkan, mewakili keadaan atau sifat-sifat seluruh populasi.

Sutrisno Hadi menyatakan bahwa.” Yang dimaksud dengan mewakili “ bukanlah menetapkan “ duplikat atau “ replika ” yang cermat, melainkan hanya sebagai “ cerminan ” yang dapat dipandang menggambarkan secara maksimal keadaan populasi “(1995 : 70).

Jadi sampel adalah bagian dari populasi yang dapat menggambarkan keadaan atau sifat-sifat dari populasi. Pengambilan sampel dimaksudkan apabila populasi yang diteliti tidak memungkinkan diteliti semua, sehingga peneliti dapat meneliti sebagian dari populasi. Dengan syarat harus representatif, maksudnya sampel itu harus mewakili seluruh populasi.  Dalam suatu penelitian tidak ada batasan yang pasti mengenai berapa persen suatu sampel dan populasi. Dalam suatu penelitian tidak ada batasan yang pasti mengenai berapa persen suatu sampel dan populasi.

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyek itu kurang dari seratus, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penilaian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 % sampai dengan 50 % ( Suharsini,  1986:10 ).

Pada teknik pengambilan sampel purposife ( purposial sampling ). Sampling ditetapkan secara sengaja oleh peneliti. Dalam hubungan ini lazimnya didasarkan atas kriteria atau pertimbangan tertentu. Jadi tidak melalui proses penelitian sebagaimana yang dilakukan dalam teknik rundom    ( Saniprah Faisal, 1999:67 ).

Pada penelitian ini pengambilan sampelnya menggunakan teknik pengambilan sampel purposife  ( purposial sampling ). Dalam hal ini pengambilan sampel didasarkan atas kriteria atas siswa kelas X mempunyai kecerdasan dalam masing-masing kelas sedangkan kriteria kecerdasan dan kreativitas belajar anak yang cerdas mempunyai kreativitas yang tinggi. Untuk itu populasi yang penulis ambil adalah siswa kelas x sma negeri kunir. Sebagai obyek penelitian yaitu sejumlah 30 orang terdiri dari 20 populasi perempuan dan 10 orang populasi laki-laki. Menurut sutrisno Hadi untuk mengambil sampel tidak ada ketentuan yang mutlak berapa persen suatu sampel untuk diambil dari populasi, ketidak tetapan ini tidak perlu menimbulkan keragu-raguan bagi seorang peneliti”. Berdasarkan pendapat tersebut dan mengingat populasi dalam penelitian ini cukup besar maka penulis mengambil 21 % dan jumlah populasi yaitu 4 orang sebagai sampel.

D.       Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua metode yakni metode pokok dan metode bantu. Adapun metode pokok alam penelitian ini adalah metode angket dan metode bantu adalah metode dukumenrasi dan observasi ( wawancara ).

1. Metode Angket

a. Pengertian angket

Metode angket sering disebut Kuisioner. Pada dasarnya koesioner adalah sebuah daftar yang berisi beberapa pertanyaan yang harus diisi  oleh responden, dan dapat diketahui tentang keadaan pendapatnya dan lain-lain. Koesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti tentang pribadinya atau hal-hal lain yang ia ketahui. ( Suharsini, 1996:139 ) Sedangkan Sumadi Suryabrata, mengemukakan bahwa : angket adalah daftar pertanyaan yang harus dijawab dan daftar isian yang harus diisi yang berdasarkan sejumlah subyek, dan berdasarkan atas jawaban atau isian penyelidik mengambil keputusan mengenai subyek yang diselidiki, ( 1984 : 15-16 ) Penulis memilih alat pengumpul data berupa angket dikarenakan merupakan tehnik komunikasi secara tidak langsung dalam rangka pengumpulan data.

Dalam penyusunan angket ini perlu diperhatikan beberapa hal, sebagai berikut :

1) Bahasanya sederhana dan mudah dipahami

2) Petunjuk dan perintahnya jelas

3) Bentuk dan tingkat kesulitan pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan siswa

4) Kalimat hendaknya menarik responden, sehingga memungkinkan memperoleh jawaban yang tepat sesuai keadaan yang sebenarnya.

Jadi angket adalah sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh responden secara tertulis. Atas jawaban yang diberikan itu penulis bermaksud ingin mengumpulkan sejumlah data dari responden. Sebagai pertimbangan penulis menggunakan yeknik angket sebagai alat untuk mengungkap data tentang hubungan kecerdasan dengan kreativitas belajar anak, karena berdasarkan alas an sebagai berikut : subyek sendiri adalah pribadi yang paling mengetahui tentang dirinya sendiri, sehingga informasi yang diberikan itu dianggap sebagai data yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Sanapiah Faisal mengemukakan jenis-jenis bentuk angket adalah sebagai berikut :

1) Angket langsung tertutup

2) Angket langsung terbuka

3) Angket tak langsung tertutup

4) Angket tak langsung terbuka

Dalam penelitian ini digunakan bentuk angket langsung tertutup,langsung maksudnya pertanyaan yang diberikan langsung menggali informasi tentang responden tanpa melalui orang lain. Tertutup karena penelitian tidak menghendaki jawaban responden yang berbentuk uraian panjang, tetapi disediakan beberapa alternatif jawaban sehingga responden tinggal memilih satu jawaban dengan memberi tanda silang ( X ).

b.      Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan angket

1) Merumuskan tujuan

Tujuan digunakan angket dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang hubungan tingkat kecerdasan dengan kreativitas belajar siswa.

2)  Merumuskan konsep dasar

Sebagai dasar penyusunan angket ini dirumuskan konsep dasar sebagai berikut :

a) Tingkat kecerdasan adalah tingkat kemampuan siswa dalam menerima dan memahami segala apa yang diberikan kepada mereka.

b) Kreativitas belajar siswa adalah cara meningkatkan belajar siswa supaya lebih mudah menerima pelajaran atau ilmu yang mereka terima sehingga mereka bias menerapkan dalam kehidupan mereka sehari-hari maupun dalam kehidupan yang akan datang.

3) Merumuskan komponen-komponen yang diungkapkan

Berdasarkan  konsep dasar diatas dapat dirumuskan tentang kreativitas belajar siswa dengan tingkat kecerdasan siswa.

4)  Merumuskan indikator menyusun kisi-kisi dan butir angket

Dari masing-masing komponen dirumuskan indicator sebagai berikut :

a)  Indikator tentang tingkat kecerdasan

b)   Indikator tentang kreativitas belajar siswa

5) Menyusun kisi-kisi dan butir angket

Dalam menyusun kisi-kisi dan butir angket ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :

a. Membuat matrix yang memuat tentang konsep dasar, komponen yang diungkap dan indikatornya.

b. Merencanakan jumlah butir angket untuk setiap indikator.

c. Menyebarkan butir-butir item sesuai dengan jumlah subjek yang telah direncanakan kedalam kisi-kisi. Kisi-kisi dan butir angket dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2

6)  Menentukan skoring angket

Untuk menunjang kelengkapan angket maka ditetapkan skoring  sebagai berikut :

a. Item yang bersifat positif ( favorourable )

Benar / Baik Sekali                         ( BS )   : 4

Benar / Baik                                    (  B  )   : 3

Kurang Benar                                 ( KB)   : 2

Tidak Benar                                    ( TB )   : 1

b. Item yang bersifat negatif ( unfarourable )

Benar / Baik Sekali                         ( BS )   : 4

Benar / Baik                                    (  B  )   : 3

Kurang Benar                                 ( KB)   : 2

Tidak Benar                                    ( TB )   : 1

7) Validitas dan Realiabilitas

Suatu alat ukur dikatakan valid, apabila alat ukur tersebut benar-benar telah mampu mengukur apa yang hendak diukur. Dalam penelitian ini alat ukur yang dimaksud adalah angket yang digunakan untuk mengungkapkan hubungan antara tingkat kecerdasan dengan kreativitas belajar. Ada dua unsur yang tidak dapat dipisahkan dari prinsip validitas yaitu kejituan dan ketelitian. Menurut Sutrisni Hadi, alat pengukur dikatakan jitu apabila alat pengukur tersebut dapat mengerjakan dengan tepat fungsi yang dibuatnya .

Selanjutnya suatu alat ukur dikatan realibel apabila alat ukur tersebut mampu memberikan hasil yang relative tetap apabila dikenakan secara berulang-ulang pada kelompok subjek yang sama. Soetarno menjelaskan bahwa : suatu alat pengukuran dikatakan reliable ( dapat dipercaya ) dlam hasil pengukuran dengan alat tersebut dilakukan oleh orang yang sama dalam waktu yang berbeda ( 1988 : 102 ).

Reliabilitas alat pengukuran berarti dapat dipercaya suatu alat pengukur. Suatu alat pengukur dikatakan dapat dipercaya apabila hasil yang dicapai oleh alat tersebut konstan atau ajeg, tidak menunjukkan perubahan yang berarti.

Untuk mengukur atau menghitung reliabilitas alat pengukur ada tiga cara yaitu :

1) Teknik ulangan ( Test Re Test )

       Dalam teknik ini pengukur yang sama diberikan lagi kepada subyek atau responden yang sama dengan situasi yang sama pad wakru yang berbeda

2) Teknik Bentuk Pararel

                        Pada teknik ini dalam situasi penelitian menggunakan dua alat ukur atau tes yang berbeda tetapi bermaksud sama yaitu mengukur variable yang sama kepada sejumlah subyek atau responden, pada waktu yang bersamaan. Koefiensi korelasi dan hasil tes tersebut menunjukkan kefisiensi reliabilitas.

3) Teknik Belah Dua

        Adalah suatu teknik menghitung reabilitas dengan jalan mencari korelasi antara item bernomor genap dan ganjil atau dapat juga memotong setengah  bagian awal dan setengah  bagian akhir. Dengan kata lain teknik membagai alat ukur menjadi dua bagian. Dalam penelitian ini untuk mengetahui reabilitas alat ukur penulis menggunakan teknik belah dua.

2.   Metode Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis, di dalam melaksanakan dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis ( Suharsini Arikunto, 1996:148 ). Dari pendapat diatas dapat diambil suatu pengertian bahwa metode dokumentasi adalah suatu cara yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan data yang berasal dari barang-barang tertulis.

Metode Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, leger, agenda, dan sebagainya. ( Suharsini Arikunto, 1996:234).

Uraian diatas memberikan contoh mengenai bermacam-macam sumber data dengan menggunakan metode dokumentasi. Dengan demikian metode pengumpulan data ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang latar belakang siswa dan hal-hal lain yang bersangkutan.

3.   Metode Observasi

Observasi dilakukan secara langsung oleh peneliti dilokasi penelitian. Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan data dan mengetahui secara langsung keadaan sekolah, keadaan siswa di sekolah serta proses belajar mengajar termasuk sikap siswa dkam mengikuti pelajaran.

E. Teknik Analisa Data

Setelah data diperoleh dengan teknik-teknik pengumpulan data yang telah ditentukan, langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Berhubung data yang berhasil dikumpulkan berwujud anngka-angka, maka teknik pengolahan data yang dipergunakan adalah analisis stistik. Analisis data dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji,  “ hipotesis “ ada tidaknya hubungan antara tingkat kecerdasan dengan kreativitas belajar siswa kelas x sma negeri kunir.

Sutrisno Hadi menyatakan bahwa statistik berarti cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, mengujikan dan menganalisis data penyelidikan yang berujud angka-angka. (1978:257).

Adapun alasan menggunakan analisis statistik adalah :

1. Data yang akan diolah berujud angka.

2. Dengan analisis statistik hasil pengolahannya akan bersifat obyektif.

3. Dengan menggunakan analisis statistik dapat diketahui secara pasti mengenai hubungan antara tingkat kecerdasan dengan kreativitas belajar siswa.

Berdasarkan dari data yang terkumpul disajikan sebagai data penyelidikan, kemudian dengan menggunakan rumus statistik data tersebut dikelola. Oleh karena itu teknik statistik yang digunakan adalah korelasi product moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson, dengan rumus sebagai berikut :

 

rxy      =

 

 S xy (åx² ) ( åy² )

 

 


Koesiensi korelasi Product Moment antara variable x dan variable y

åxy   =   Perkalian antara nilai variable x dan nilai variable y

x²      =   Kuadrat dari nilai x

y²      = kuadrat dari nilai y

Prosedur yang ditempuh dalam pengolahan dan menganalisis, secara turut-turut dapat penulis jelaskan sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data pendapat siswa tentang tingkat kecerdasan dengan kreativitas belajar siswa. Dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Menghitung skor yang diperoleh tiap-tiap subyek sesuai alternatif jawaban yang dipilih.

b.   Menjumlah skor total yang diperoleh untuk setiap subyek untuk masing-masing angka.

2. Menghitung skor total yang diperoleh untuk setiap subyek untuk masing-masing angket.

Langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut.

a. Membuat label yang dipersiapkan dan label kerja

b. Memasukkan kedalam rumus korelasi product moment.

3. Mengetes signifikasi korelasi product moment.

a. Menetapkan signifikasi yang digunakan ( 1 % atau 5 % ).

b. Mengkonsultasikan r product moment yang diperoleh (r hit) dengan tabel (r tab) pada taraf signifikasi 5 %

 Baca juga bab I

No comments:

Post a Comment