HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN DENGAN KREATIVITAS BELAJAR PADA SISWA KELAS X BAB II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tingkat Kecerdasan
1.
Pengertian Kecerdasan.
Kecerdasan berasal dari kata cerdas yang
artinya pintar yaitu lebih mudah menerima pelajaran dan berpikir maju serta
tanggap akan segala sesuatu dari usia kanak-kanak sampai perguruan tinggi,
semua orang mempunyai kecerdasan yang sangat berbeda. Untuk itu dalam ilmu
pendidikan merupakan aliran yang berkembang dalam psikologi kognitif yang
secara teoitik menekankan para siswa untuk dapat berperan aktif dalam menemukan
ilmu baru.
Beberapa ahli memasukkan tingkat
kecerdasan sebagai salah satu yang memiliki gagasan atau pengetahuan tentang
lingkungan dan peristiwa (gejala) yang terjadi dilingkungannya. Meskipun
gagasan atau pengetahuan ini sering kali naïf, atau juga miskonsepsi.
Konstruktivisme senantiasa mempertahankan gagasan atau pengetahuan naïf ini
secara kokoh.gagasan atau pengetahuan tersebut terkait dengan gagasan atau
pengetahuan awal lainnya yang sudah dibangun dalam wujud schemata
( struktur kognitif ) pengetahuan. Dengan kecerdasan memungkinkan para
siswa untuk bereksplorasi, menggali secara lebih dalam kemampuan, potensi,
keindahan dan sikap perilaku yang lebih terbuka.
Ciri-ciri tingkat kecerdasan adalah para
siswa tidak diindoktrinasi dengan pengetahuan yang disampaikan oleh guru,
melainkan mereka menemukan dan mengeksplorasi pengetahuan tersebut dengan apa
yang telah mereka ketahui dan pelajari sendiri. Dalam konteks pelaksanaan
pembelajaran guru tidak mengindoktrinasi gagasan ilmiah supaya para siswa mau
mengganti dan memodifikasi gagasannya yang non ilmiah menjadi gagasan /
pengetahuan ilmiah.
Dan uraian diatas penulis menyimpulkan
bahwa pengertian kecerdasan adalah suatu tindakan siswa yang dilakukan untuk
menyampaikan suatu gagasan atau pemikiran yang telah diberikan oleh guru untuk
dikembanngkan.
2.
Kreativitas Belajar
Kreativitas belajar adalah cara
meningkatkan belajar siswa supaya lebih nudah menerima pelajaran atau ilmu yang
mereka terima sehingga mereka bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam kehidupan yang akan datang.
Sedangkan bagaimana cara kreativitas
belajar ditingkatkan yaitu dengan caraberkelompok ataupun dengan cara permainan
yang memerlukan fikiran, atau belajar secara alamiah kemudian para siswa
mempraktekkan secara langsung. Dengan belajar seperti ini siswa akan memahami
hakekat, makna dan manfaat belajar sehingga akan memberikan stimulasi dan
motivasi kepada siswa sehingga mereka menjadi rajin dan senantiasa belajar.
Pembelajaran kontekstual ini dimana para
siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang
telah diketahui dan kegiatan yang akan terjadi disekelilingnya. Pembelajaran
ini menekankan pada daya fikir yang tinggi, transfer ilmu pengetahuan, mengumpulkan
dan menganalisis data memecahkan problema-problema tertentu baik secara
individu maupun kelompok.
Menurut teori Gestal, Belajar adalah
proses mengembangkan “Insight”. Insight adalah pemahaman terhadap hubungan
antar bagian didalam suatu situasi permasalahan. Teori Gestalt menganggap
bahwa Insight adalah inti dari pembentukan tingkah laku. Gestalt dalam
menelorkan teorinya didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Kohler
terhadap Simpanse pada sebuah jeruji. Di dalam jeruji disediakan sebuah tongkat
dan dilua jeruji disimpan sebuah pisang, setelah dibiarkan beberapa lama,
ternyata simpanse berhasil meraih pisang yang ada diluar jeruji dengan tongkat
yang disediakan itu, simpanse mampu mengembangkan insight, artinya ia dapat
menangkap hubungan antara jeruji, tongkat dan pisang, simpanse paham bahwa
pisang adalah makanan , ia juga paham bahwa tongkat dapat digunakan untuk
meraih pisang yang berada di luar jeruji. Inilah hakekat belajar dan
keterhubungan antara komponen yang ada di lingkungannya.
Ciri-ciri belajar menurut teori Gestalt
adalah
1.
Kemampuan Insight seseorang tergantung kepada kemampuan dasar orang tersebut.
Kemampuan dasar ini tergantung kepada usia dan posisi yang bersangkutan dalam
kelompoknya.
2. Insight
dipengaruhi atau tergantung kepada pengalaman masa lalu yang relevan.
3. Insight
tergantung pada pengaturan dan penyedian lingkungan yang konduktif.
4.
Pengertian merupakan inti dari insight. Melalui pengertian individu akan
dapat memecahkan persoalan. Pengertian itulah yang menjadi kecerdasan dalam
memecahkan persoalan lain pada situasi yang berlainan.
5. Apabila
Insight telah diperoleh, maka dapat digunakan untuk menghadapi persoalan dalam
situasi yang lain.
Prisip-prinsip
belajar menurut teori Gestalt yaitu :
a. Belajar
itu berdasarkan keseluruhan.
Teori belajar Gestalt menganggap justru
keseluruhan itu lebih memiliki makna dari pada bagian-bagian, bagian-bagian
hanya berarti apabila dalam keseluruhan. Makna dari prinsip ini adalah bahwa
pembelajaran itu bukanlah berangkat dari fakta-fakta, akan tetapi berangkat
dari suatu masalah , melalui masalah itu siswa dapat mempelajari fakta.
b. Belajar
adalah suatu proses perkembangan, karena belajar dari tidak tahu menjadi tahu
dan dengan ilmu tersebut kita dapat mempunyai keahlian / ketrampilan.
c. Belajar
terjadi transfer.
d. Belajar adalah reorganisasi
pengalaman, harus ada pembaharuan dan pengalaman yang lebih maju.
e. Belajar
harus dengan insight, harus ada pemahaman dan betul-betul manfaat.
f. Belajar
lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan.
g. Belajar
berlangsung terus-menerus / kontinyu.
Menurut teori Medan menganggap bahwa
belajar adalah proses pemecahan masalah lalu dikembangkan oleh Lewin, proses
pemecahan dalam belajar adalah :
- Belajar
Belajar adalah perubahan struktur
kognitif setiap orang akan dapat memecahkan masalah manakala ia dapat mengubah
struktur kognitif.
- Pentingnya
motivasi
Motivasi adalah faktor yang dapat
mendorong setiap individu untuk berperilaku, motivasi muncul karena adanya daya
tarik tertentu . motivasi ini bisa muncul karena dipengaruhi oleh pengalaman.
Prinsip belajar menurut Skiner adalah
sebuah konsekuen yang menguatkan tingkah laku (frekuensi tingkah laku).
1. Reinforcement
a. Reward
(hadiah)
- Benda
- Non benda
b. Punishment
Menghadirkan atau membentuk
situasi yang tidak menyenangkan
2. Shoping
Menunjukkan pengajaran ketrampilan - ketrampilan
baru dengan memberikan penguatan kepada siswa.
Dalam hal ini ada beberapa aspek yang
amat penting yang harus dimiliki oleh setiap siswa, antara lain yaitu :
a. Aspek
mental
Seorang siswa harus memiliki
mental yang kuat maksudnya tidak mempunyai rasa rendah diri. Karena hal ini
merupakan penghalang untuk bertindak secara bebas, berfikir secara leluasa dan
bergaul secara wajar. Disamping itu seorang pendidik juga harus mempunyai
ketabahan dan keuletan dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya.
b. Aspek
Emosi dan perasaan.
Sebagai siswa harus memiliki
emosi ( perasaan ) yang stabil (
tenang ) sehingga dapat menimbulkan tindakan-tindakan yang tertib, tidak mudah
gugup atau tersinggung.
c. Aspek
Sosial
Seorang siswa harus memiliki rasa sosial
dan hubungan sosial yang luast, siswa, guru-guru, anggota masyarakat, kepala
Sekolah atau kepada atasannya.
3
Perumusan Hipotesis
Kata hipotesis berasal dari dua
penggalan kata, yaitu “ Hypo “ yang artinya dibawah dan “ thesa ” yang artinya
kebenaran. Jadi hypotensis yang kemudian cara penulisannya disesuaikan dengan
ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa dan telah mendalami permasalahan
penelitiannya dengan seksama serta menetapkan kerangka berfikir maka lalu
membuat suatu teori sementara yang kebenarannya masih perlu di uji (dibawah
kebenaran), (Suharsini, 1996 :68)
Sedangkan menurut Djarwanto dan Pangestu
Subagyo yang dimaksud hipotesis adalah “ pernyataan yang
mengenai hal yang harus diuji kebenarannya ”.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar mungkin juga salah
sehingga harus diuji kembali untuk membuktikannya.
No comments:
Post a Comment