LAPORAN
PRAKTIKUM
ANATOMI
FISIOLOGI MANUSIA
“Termoregulasi”
Disusun
oleh : Kelompok 5
Nama : Harsen Nur Syah Putra (1410211031)
Nunik Sri Wulan Dari (1410211034)
Maslida Nuri Maweddah (1410211037)
Hilalatus Sa’diyah (1410211043)
Nurrufaidah Konita Sari (1410211049)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JEMBER
2017
I. Judul
Termoregulasi
II. Tujuan
1.
Mengetahui
cara melakukan pengukuran suhu tubuh secara oral dan axiler pada suhu tubuh
manuisa.
2.
Memahami
berbagai faktor yang berpengaruh pada pengukuran suhu tubuh manusia.
III. Dasar
Teori
Termoregulasi adalah proses fisiologis yang
merupakan kegiatan integrasi dan koordinas yang digunakan secara aktif untuk
mempertahankan suhu inti tubuh melawan perubahan suhu lingkungan yang dingin
atau hangat. Suhu dibagi menjadi dua yaitu :
1.
Suhu
inti, suhu yang dijaga kestabilannya agar tidak berubah-ubah secara drastis
yang akan mengganggu termoregulasi lebih jauh.
2.
Suhu
kulit/ perifer, suhu yang dapat berubah akibat lingkungan diluar yang
mempengaruhinya.
Setiap saat suhu tubuh dapat berubah secara
fluktuaktif. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor seperti usia, olahraga,
hormon, sistem saraf, stress, asupan makanan, berbagai macam faktor lain
seperti lingkungan dsb.
Pusat termoregulasi
terdapat di hipotalamus, yaitu :
a.
Hipotalamus
anterior
Sebagai
regulator terhadap suhu panas, stimulasi pada hipotalamus anterior akan
menyebabkan hipotermia (penurunan suhu inti), penurunan termogenesis seperti
peningkatan TSH (tyroid stimulating
hormone), peningkatan termolisis/ kehilangan panas (vasodilatasi/ pelebaran
perifer, berkeringat, peningkatan respirasi)
b.
Hipotalamus
posterior
Sebagai
regulator terhadap suhu dingin, stimulasi pada hipotalamus posterior akan
menyebabkan hipertermia, peningkatan termogenesis seperti mengigil, rasa lapar,
penurunan termolisis (vasokontriksi/ penurunan perifer, memakai baju tebal).
Kontrol
keseimbangan suhu tubuh manusia dilakukan dengan menyeimbangkan antara heat production
dan head loss. Umumnya, ketika laju panas terproduksi di dalam tubuh besar
dibandingkan panas yang hilang, panas suhu inti umumnya cenderung tetap. Suhu
orang normal berkisar antara 36oC-37,5oC. Sedangkan suhu
kulit berubah-ubah, bergantung pada kondisi lingkungan.
Mekanisme Kerja Hipotalamus dalam Mengatur Suhu
Tubuh
Pengaturan
suhu tubuh diatur oleh hipotalamus region anterior dan posterior yang
masing-masing berespon pada suhu tubuh meningkat dan berkurang. Suhu tubuh
diatur hampir seluruhnya oleh mekanisme umpan balik, dan hampir semua mekanisme
ini terjadi melalui pusat pengaturan suhu yang teletak pada hipotalamus. Agar
mekanisme umpan balik ini dapat berlangsung, harus juga tersedia pendetektor
suhu untuk menentukan kapan suhu tubuh menjadi sangat panas atau sangat dingin.
Area
preoptik hipotalamus anterior mengandung sejumlah besar neuron yang sensitif
terhadap panas yang jumlahnya kira-kira sepertiga neuron yang sensitif terhadap
dingin. Neuron-neuron ini diyakini berfungsi sebagai sensor suhu untuk mengatur
suhu tubuh. Neuron-neuron yang sensitif terhadap panas ini meningkatkan
kecepatan kerjanya sesuai dengan peningkatan suhu, kecepatannya kadang
meningkat 2 sampai 10 kali lipat pada kenaikan suhu tubuh sebesar 100C.
Neuton
yang sensitive terhadap dingin, sebaliknya, meningkatkan kecepatan kerjanya
saat suhu tubuh menurun. Apabila area preoptik dipanaskan, kulit di seluruh
tubuh dengan segera mengeluarkan banyak keringat,sementara pada waktu yang sama
pembuluh darah kulit di seluruh tubuh menjadi sangat berdilatasi. Jadi hal ini
merupakan reaski yang cepat untuk menyebabkan tubuh kehilangan panas, dengan
demikian membantu mengembalikan suhu tubuh kembali normal. Disamping itu,
pembentukan panas tubuh yang berlebihan dihambat. Oleh karena itu, jelas bahwa
area preoptik dari hipotalamus memiliki kemampuan untuk berfungsi sebagai
termostatik pusat kontrol suhu tubuh. Sinyal yang ditimbulkan oleh reseptor
suhu dari hipotalamus sangat kuat dalam mengatur suhu tubuh, reseptor suhu pada
bagian lain dari tubuh juga mempunyai peranan penting dalam pengaturan suhu.
Hal ini terjadi pada reseptor suhu di kulit dan beberapa jaringan khusus dalam
tubuh. Reseptor dingin terdapat jauh lebih banyak daripada reseptor panas,
tepatnya, terdapat 10 kali lebih banyak di seluruh kulit. Oleh karena
itu,deteksi suhu bagian perifer terutama menyangkut deteksi suhu sejuk dan
dingin daripadasuhu hangat.
Sistem
pengatur temperatur menggunakan tiga mekanisme penting untuk menurunkan panas
tubuh ketika temperatur menjadi sangat tinggi :
1.
Vasodilatasi.
Pada hampir semua area tubuh, pembuluh darah kulit berdilatasi dengankuat. Hal
ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus posterior
yang menyebabkan vasokonstriksi. Vasodilatasi penuh akan meningkatkan kecepatan
pemindahan panas ke kulit sebanyak delapan kali lipat.
2.
Berkeringat.
Peningkatan temperatur tubuh 10C menyebabkan keringat cukup banyak untuk
membuang 10 kali lebih besar kecepatan metabolisme basal dari pembentukan panas
tubuh.
3.
Penurunan
pembentukan panas. Mekanisme yang menyebabkan pembetukan panas berlebihan,
seperti menggigil dan termogenesis kimia, dihambat dengan kuat.Ketika tubuh
terlalu dingin, sistem pengaturan temperatur mengadakan prosedur yang sangat
berlawanan, yaitu:
a.
Vasokonstriksi
kulit di seluruh tubuh. Hal ini disebabkan oleh rangsangan
pusatsimpatishipotalamus posterior.
b.
Piloereksi.
Berarti berdiri pada akarnya. Rangsangan simpatis menyebabkan otot erector
pilli yang melekat pada folikel rambut berkontraksi, yang menyebabkan rambut
berdiri tegak. Mekanisme pengaturan suhu secara singkat :
Kulit Reseptor
ferifer hipotalamus (posterior dan anterior) → Preoptika hypothalamus →
Nervus eferent →
kehilangan/ pembentukan
panas.
Apabila
seluruh kulit tubuh menggigil, terjadi pengaruh refleks yang segera dibangkitkan
untuk meningkatkan suhu tubuh melalui beberapa cara :
1.
Dengan
memberikan rangsangan kuat sehingga menyebabkan menggigi;, dengan akibat
meningkatnya kecepatan pembentukan panas tubuh.
2.
Dengan
menghambat proses berkeringat bila hal ini harus terjadi.
3.
Dengan
meningkatkan vasokonstriksi kulit untuk menghilangkan pemindahan pas tubuh ke
kulit.
4.
Walaupun
banyak sinyal sensorin temperature berasal dari reseptor perifer, sinyal ini
membantu pengaturan suhu tubuh terutama melalui hipotalamus. Area pada
hipitalamus yang dirangsang oleh sinyal sensoris ini adalah suatu area yang
terletak bilateral dalam hipotalamus posterior kira-kira setinggi korpus
mamilaris. Sinyal sensoristemperatur dari hipotalamus anterior area preoptik
juga dipindahkan ke dalam area hipotalamus posterior ini. Di sini sinyal dari
area preoptik dan sinyal dari perifer tubuh digabung untuk mengatur reaksi
pembentukan panas atau reaksi penyimpanan tubuh.
Prinsip Pengaturan Suhu Tubuh
Konsep Core
temperature yaitu dianggap merupakan dua bagian dalam soal pengaturan suhu
yaitu :
1.
Bagian
dalam inti suhu tubuh, yang benar- benar mempunyai suhu rata-rata 37oC,
yaitu diukur pada daerah (mulut, otot, membrane tympani, vagina, esophagus.
(Tr)
2.
Bagian
luar adalah temperature kulit + 1/3 massa tubuh yaitu penukaran kulit sampai +
2 cm ke dalam. (Ts) Dari dua bagian tersebut dapat disimpulkan bahwa
temperature suhu tubuh rata-rata (tmb : Temperatur
Mean Body) dengan rumus: TMB = 0,33 Ts + 0.67 Tr
Termoregulasi
adalah proses pendapatan panas. Proses ini dapat diperoleh dari basal
metabolisme rate, intake makanan, aktivitas otot
Ada beberapa
metode yang digunakan dalam pengukuran suhu diantaraya yaitu :
1.
Peroral
(sublingual) : mengukur suhu melalui oral (mulut), cara ini dilakukan dengan
menempatkan ujung thermometer di bawah lidah ke arah belakang.
Keuntungan:
a.
Mudah
dijangkau dan tidak membutuhkan perubahan posisi.
b.
yaman
bagi klien.
c.
Memberi
pembacaan suhu permukaan yang akurat.
Kerugian:
a.
Tidak
boleh dilakukan pada klien yang bernapas lewat mulut.
b.
Tidak
boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah oral, trauma oral, riwayat
epilepsi, atau gemetar akibat kedinginan.
c.
Tidak
boleh dilakukan pada bayi, anak kecil, anak yang sedang menangis atau klien
konfusi, tidak sadar atau tidak kooperatif.
d.
Risiko
terpapar cairan tubuh.
2.
Peraxila
: mengukur suhu melalui axila (ketiak), cara ini dilakukan dengan menempatkan
ujung thermometer dengan mengempitnya selama 4-5 menit.
Keuntungan:
a.
Aman
dan non-invasif.
b.
Cara
yang lebih disukai pada bayi baru lahir dank lien yang tidak kooperatif.
Kerugian:
a.
Waktu
pengukuran lama.
b.
Memerlukan
bantuan perawat untuk mempertahankan posisi klien.
3.
Perrektal,
mengukur suhu melalui telinga. Cara ini dilakukan dengan cara membaringkan
probandus dengan perut sebagai dasarnya. Ujung thermometer dioleskan sedikit
krim atau jely pelumas (ex : vaselin) sebelum dimasukkan ke dalam dubur ±
0,5-1,25 cm lalu tahan thermometer pada tempatnya selama 2 menit untuk suhu
melalui telinga.
Keuntungan:
a.
Terbukti lebih dapat diandalkan bila suhu oral tidak
dapat diperoleh.
b.
Menunjukkan suhu inti.
Kerugian:
a.
Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah
rektal, kelainan rektal, nyeri pada area rektal, atau cenderung perdarahan.
b.
Memerlukan perubahan posisi dan dapat merupakan sumber
rasa malu dan ansietas klien.
c.
Risiko terpajan cairan tubuh.
d.
Memerlukan lubrikasi.
e.
Dikontradiksikan pada bayi baru lahir.
4.
Peroftal,
mengukur suhu melalui telinga. Perlu diperhatikan bahwa thermometer telinga
tidak digunakan untuk anak di bawah umur 6 bulan. Bila anak baru daru luar
rumah dimana cuaca sedang dingin,tunggu 15 menit sebelum mengukur suhu telinga.
Caranya, tarik telinga ke arah luar belakang sebelum memasukkan thermometer
kemudian tahan alat di telinga selama kira-kira 2 detik.
Keuntungan:
a.
Tempat
mudah dicapai.
b.
Perubahan
posisi yang dibutuhkan minimal.
c.
Memberi
pembacaan inti yang akurat.
d.
Waktu
pengukuran sangat cepat (2-5 detik).
e.
Dapat
dilakukan tanpa membangunkan atau mengganggu klien
Kerugian:
a.
Alat
bantu dengar harus dikeluarkan sebelum pengukuran.
b.
Tidak
boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah telinga atau membrane timpani.
c.
Membutuhkan
pembungkus probe sekali pakai.
d.
Impaksi
serumen dan otitis media dapat mengganggu pengukuran suhu.
e.
Keakuratan
pengukuran pada bayi baru lahir dan anak-anak dibawah 3 tahun masih diragukan.
Keempat macam cara ini dapat digunakan salah satunya saja. Karena pada dasarnya
memiliki tujuan yang sama. Namun, itu tergantung jenis bagian suhu mana yang
ingin kita ketahui.
IV. Alat
dan Bahan
No |
Nama Alat
dan Bahan |
Dokumentasi |
Fungsi |
1 |
Thermometer
Klinis |
|
Untuk mengukur suhu (temperatur)
ataupun perubahan suhu |
2 |
Kapas |
|
Untuk membersihkan pada ujung
termometer |
3 |
Alkohol
70% |
|
Untuk menyeterlisasikan pada termometer yang akan dipakai pada probandus |
4 |
Air
Es |
|
Untuk mengukur tekanan suhu pada
probandus |
5 |
Tisu |
|
Untuk membersihkan pada media
yang sudah diperlukan |
6 |
Cawan
Petri |
|
Untuk tempat larutan alkohol 70% |
V. Prosedur
Kerja
a)
Peraxila
No |
Prosedur Kerja |
Dokumentasi |
1 |
Membersihkan ujung thermometer dengan alkohol 70% dan mengeringkannya
dengan tisu |
|
2 |
Probandus duduk santai dengan badan bagian atas terbuka |
|
3 |
Mengeringkan fossa axilaris
terlebih dahulu dengan tisu supaya keringat tidak membesahi thermometer |
|
4 |
Memastikan thermometer sudah
turun sampai 350 C, lalu memasukkan thermometer kedalam fossa
axilaris |
|
5 |
Meng-adduksi lengan atas
(mendekati badan) pada toraks dengan demikian terjadi di sekitar tempat air
raksa suatu ruangan yang tertutup, beberapa saat kemudian suhu mendkati suhu
dara. Disebabkan oleh karena panas darah diteruskan dengan lambat melalui
kulit pada thermometer |
|
6 |
Membiarkan thermometer selama 5
menit didalam fossa axilaris kemudian membaca dan mencatat hasilnya |
|
b)
Peroral
No |
Prosedur Kerja |
Dokumentasi |
1 |
Membersihkan ujung thermometer dengan alkohol 70% lalu mengeringkan
dengan tisu |
|
2 |
Memastikan air raksa pada
thermometer turun sampai 350 C |
|
3 |
Memasukkan thermometer kedalam
mulut terbuka, lalu meletakkan thermometer dibawah lidah |
|
4 |
Menutup rapat mulut dan membiarkan
5 menit didalam mulut |
|
5 |
Mengambil thermometer dari mulut
kemudian membaca hasilnya dan menulis hasilnya (mengulangi langkah 1-5 akan
tetapi waktu yang digunakan yaitu 10 menit). Setelah selesai
kemudian probandus memakan es batu melakukan kembali langkah 1-5. |
|
VI. Hasil
Pengamatan
a)
Peraksial
No |
Nama
Probandus |
Jenis
Kelamin |
Suhu Tubuh |
Dokumentasi |
1 |
Rissa Anugerah Putri |
Perempuan |
37,30 C |
|
2 |
Fira Rosita Okvianti |
Perempuan |
36,30 C |
|
3 |
Muhammad Zainul Asan |
Laki-Laki |
36,60 C |
|
4 |
Mega Agustina Arifani |
Perempuan |
36,30 C |
|
5 |
Harsen Nur Syahputra |
Laki-Laki |
35,30 C |
|
b)
Peroral
No |
Nama
Probandus / Jenis
Kelamin |
Tanpa
Aktivitas |
Suhu |
|||
Aktivitas |
Air
Es |
|||||
5 menit |
10 menit |
5 menit |
10 menit |
|||
1 |
|
370 C |
370 C |
380 C |
370 C |
37,70 C |
|
|
|
|
|
||
2 |
Fira Rosita Okvianti (P) |
36,60 C |
36,90 C |
37,60 C |
36,90 C |
37,30 C |
|
|
|
|
|
||
3 |
| |||||
|
|
|||||
4 |
|
36,60 C |
35,60 C |
36,70 C |
36,20 C |
36,90 C |
|
|
|
|
|
||
5 |
Harsen Nur Syahputra (L) |
36,50 C |
36,80 C |
37,20 C |
36,40 C |
370 C |
|
|
|
|
|
VII. Pembahasan
Thermoregulasi adalah
proses pengaturan suhu tubuh. Panas tubuh adalah merupakan hasil akhir dari
proses oksidasi didalam tubuh. Pada waktu istirahat, semua energy yang didapat
dari oksidasi diubah menjadi panas. Seperti diketahui bahwa semua proses
biologis akan berlangsung dengan baik bila suhu tubuh dipertahankan sesuai
dengan kebutuhan pada proses biologis tersebut. Pada suhu 0oC,
proses biologis itu akan terhambat bahkan bias berhenti sama sekali. Bila suhu
tubuh naik, maka proses oksidasi akan naik sampai mencapai keadaan maksimum
pada suhu optimal.
Suhu tubuh yang
biasa dikatakan normal berkisar pada 37oC.Namun, sebenarnya tidak
ada suhu yang normal, karena suhu bervariasi dari organ ke organ.Dalam
termoregulatorik, tubuh dapat dianggap sebagai suatu inti di tengah (central
core) dengan lapisan pembungkus di sebelah luar (outer shell).
Termometer Air
Raksa: Termometer air raksa adalah termometer cairan yang menggunakan air raksa
sebagai pengisinya. Termometer air raksa merupakan thermometer yang banyak digunakan dibandingkan
dengan termometer alkohol. Termometer air raksa sering disebut termometer
maksimum karena dapat mengukur suhu yang sangat tinggi. Jika suhu panas, air
raksa akan memuai sehingga kita akan melihat air raksa pada tabung kaca naik.
Ketika suhu turun, air raksa akan tetap berada pada posisi ketika suhu panas.
Hal itu disebabkan adanya konstraksi yang menghambat air raksa untuk kembali ke
keadaan semula. OIeh karena itu, untuk mengembalikan air raksa ke posisi dasar,
kita harus mengibas-ngibaskan termometer ini dengan kuat.
Termometer
digital saat ini sudah sangat sering digunakan baik oleh medis maupun digunakan
secara personal oleh masyarakat, karena cara penggunaannya relatif jauh lebih
mudah dan praktis dibandingkan dengan termometer air raksa. Selain itu
termometer digital memiliki keunggulan lainnya yaitu lebih aman penggunaannya
dan tingkat akurasinya lebih tinggi karena dapat memperlihatkan hasil
pengukuran sampai desimal. Jadi, dengan menggunakan termometer digital ini selain
praktis juga akan mendapatkan hasil pengukuran yang sangat tepat dan cepat.
Pada praktikum
yang telah kami lakukan kali ini adalah
mengenai Pengukuran Suhu Tubuh pada Manusia (Termoregulasi). Dalam praktikum
ini kami memiliki tujuan yaitu
mengetahui cara melakukan pengukuran suhu tubuh secara oral dan axiler
pada suhu tubuh manusia dan memahami berbagai faktor yang berpengaruh pada
pengukuran suhu tubuh manusia.
Untuk dapat
memenuhi tujuan tersebut, maki kita mempersiapkan segala alat dan bahan yang
diperlukan untuk pelaksanaan praktikum Termoregulasi pada manusia. Alat-alat
yang dibutuhkan adalah termometer klinis dan termometer raksa yang digunakan
untuk mengukur suhu tubuh manusia secara oral maupun axiler, dan bahan yang
kedua adalah tisu dan kapas yang digunakan untuk membersihkan ketiak dan
termometer setelah digunakan. Bahan selanjutnya yaitu alkohol 70%. Bahan
terakhir air es yang digunakan untuk berkumur.
Untuk
mendapatkan hasil percbaan dan untuk membandingkan hasilnya, kita harus
melakukan beberapa langkah percobaan. Langkah-langkah ini diterapkan kepada 5 orang tanpa ada
perbedaan. Langkah kerja Peroral. Pertama-tama membersihkan ujung termometer
dengan alkohol 70% dan dikeringkan dengan tisu, dipastikn air raksa pada
termometer sudah turun sampai 350C, lalu memasukkan termometer ke
dalam mulut dibawah lidah dengan mulut tertutup. Setelah beberapa tanpa
aktivitas kita menunggu dan membaca suhu tubuh probandus. Untuk perlakuan kedua
dengan perlakuan lari-lari kecil dan shit up kemudia memasukka termometer
kedalam mulut dibawah lidah kemudian menunggu selama 5 menit dan kemudian
membaca suhu tubuh probandus, lalu dilanjutkan kembali hingga menit ke-10 dan
baca lagi suhu tubuh probandus. Untuk perlakuan ke empat kita memasukkan
thermometer digital ke dalam mulut di bawah lidah pasien, setelah sebelumnya
berkumur dengan air es. Sama seperti sebelumnya, pengukuran suhu dilakukan
selama 5 menit dan 10 menit dan dicatat.
Selanjutnya
langkah kerja peraxilar. Ujung termometer dibersihkan dengan alkohol 70% dan
dikeringkan dengan tisu, probandus duduk santai dengan badan bagian atas
terbuka, fossa axilaris dikeringkan terlebih dahulu dengan tisu supaya keringat
tidak membasahi termometer, dipastikan termometer sudah turun sampai 350C,
lalu dimasukkan termometer ke dalam ketiak, lengan atas di adduksi (mendekati
badan) pada toraks dengan demikian terjadi di sekitar tempat air raksa suatu
ruangan yang tertutup, beberapa saat kemudia suhu mendekati suhu darah.
Disebabkan oleh karena panas darah diteruskan dengan lambat melalui kulit pada
termometer, termometer dibiarkan selama 5 menit di dalam ketiak kemudian dibaca
dan dicatat hasilnya.
Dalam praktikum
kali ini terdapat 5 orang yang menjadi probandus, yaitu Harsen Nur Syahputra,
Mega Agustina A, Muhammad Zainul A, Fira Rosita. Harsen adalah seorang
laki-laki. Ketika dilakukan pengukuran suhu di bagian mulutnya dengan
menggunakan termometer sebelum aktivitas ternyata suhu tubuhnya adalah 36,50C.
Kemudian, dilakukan pengukuran suhu badan melalui mulutnya lagi namun diselingi
dengan olahraga kecil selama 5 menit didapatkan hasil pengukuran suhu sebesar
36,80C, dilanjutkan pada menit ke-10, suhu tubuh Harsen adalah 37,2 0C.
Setelah itu, suhu tubuh Harsen diukur lagi dibagian mulut namun sebelumnya
harus berkumur terlebih dahulu dengan air as. Setelah berkumur termometer
dipasang dimulutnya, setelah 5 menit ternyata suhu tubuhnya adalah 36,40C.
Setelah itu pengukuran dilanjutkan lagi dengan berkumur dengan air es kemudian
termometer dipasang dimulutnya, setelah menunggu 10 menit ternyata suhu
tubuhnya naik menjadi 370C. Dan pengukuran suhu tubuh yang terakhir
adalah dibagian ketiak. Sebelumnya ketiak Harsen harus dibersihkan dulu dari
keringat menggunakan tisu. Setelah itu, termometer diselipkan di ketiak dengan
lengan dirapatkan ke badan. Setelah beberapa menit ternyata suhu tubuh harsen
35,30C.
Probandus yang kedua adalah Mega Agustin. Mega adalah seorang Perempuan.
Ketika dilakukan pengukuran suhu di bagian mulutnya dengan menggunakan
termometer sebelum aktivitas ternyata suhu tubuhnya adalah 36,60C.
Kemudian, dilakukan pengukuran suhu badan melalui mulutnya lagi namun diselingi
dengan olahraga kecil selama 5 menit didapatkan hasil pengukuran suhu sebesar
35,60C, dilanjutkan pada menit ke-10, suhu tubuh Mega adalah 36,7 0C.
Setelah itu, suhu tubuh Mega diukur lagi dibagian mulut namun sebelumnya harus
berkumur terlebih dahulu dengan air as. Setelah berkumur termometer dipasang
dimulutnya, setelah 5 menit ternyata suhu tubuhnya adalah 36,20C.
Setelah itu pengukuran dilanjutkan lagi dengan berkumur dengan air es kemudian
termometer dipasang dimulutnya, setelah menunggu 10 menit ternyata suhu
tubuhnya naik menjadi 36,90C. Dan pengukuran suhu tubuh yang
terakhir adalah dibagian ketiak. Sebelumnya ketiak Mega harus dibersihkan dulu
dari keringat menggunakan tisu. Setelah itu, termometer diselipkan di ketiak
dengan lengan dirapatkan ke badan. Setelah beberapa menit ternyata suhu tubuh
Mega 36,30C.
Probandus yang
ke 3 Muhammad Zainul. Zainul adalah seorang laki-laki. Ketika dilakukan
pengukuran suhu di bagian mulutnya dengan menggunakan termometer sebelum
aktivitas ternyata suhu tubuhnya adalah 370C. Kemudian, dilakukan
pengukuran suhu badan melalui mulutnya lagi namun diselingi dengan olahraga
kecil selama 5 menit didapatkan hasil pengukuran suhu sebesar 37,40C,
dilanjutkan pada menit ke-10, suhu tubuh Harsen adalah 37,8 0C.
Setelah itu, suhu tubuh Harsen diukur lagi dibagian mulut namun sebelumnya
harus berkumur terlebih dahulu dengan air as. Setelah berkumur termometer
dipasang dimulutnya, setelah 5 menit ternyata suhu tubuhnya adalah 37,50C.
Setelah itu pengukuran dilanjutkan lagi dengan berkumur dengan air es kemudian
termometer dipasang dimulutnya, setelah menunggu 10 menit ternyata suhu
tubuhnya naik menjadi 370C. Dan pengukuran suhu tubuh yang terakhir
adalah dibagian ketiak. Sebelumnya ketiak Harsen harus dibersihkan dulu dari
keringat menggunakan tisu. Setelah itu, termometer diselipkan di ketiak dengan
lengan dirapatkan ke badan. Setelah beberapa menit ternyata suhu tubuh harsen
36,60C.
Probandus yang ke-4 adalah Fira Rosita. Fira adalah seorang Perempuan.
Ketika dilakukan pengukuran suhu di bagian mulutnya dengan menggunakan
termometer sebelum aktivitas ternyata suhu tubuhnya adalah 36,60C.
Kemudian, dilakukan pengukuran suhu badan melalui mulutnya lagi namun diselingi
dengan olahraga kecil selama 5 menit didapatkan hasil pengukuran suhu sebesar
36,90C, dilanjutkan pada menit ke-10, suhu tubuh Mega adalah 37,6 0C.
Setelah itu, suhu tubuh Mega diukur lagi dibagian mulut namun sebelumnya harus
berkumur terlebih dahulu dengan air as. Setelah berkumur termometer dipasang
dimulutnya, setelah 5 menit ternyata suhu tubuhnya adalah 36,90C.
Setelah itu pengukuran dilanjutkan lagi dengan berkumur dengan air es kemudian
termometer dipasang dimulutnya, setelah menunggu 10 menit ternyata suhu
tubuhnya naik menjadi 37,30C. Dan pengukuran suhu tubuh yang
terakhir adalah dibagian ketiak. Sebelumnya ketiak Mega harus dibersihkan dulu
dari keringat menggunakan tisu. Setelah itu, termometer diselipkan di ketiak dengan
lengan dirapatkan ke badan. Setelah beberapa menit ternyata suhu tubuh Mega
36,30C.
Probandus yang terakhir adalah Rissa Anugrah. Rissa adalah seorang
Perempuan. Ketika dilakukan pengukuran suhu di bagian mulutnya dengan
menggunakan termometer sebelum aktivitas ternyata suhu tubuhnya adalah 370C.
Kemudian, dilakukan pengukuran suhu badan melalui mulutnya lagi namun diselingi
dengan olahraga kecil selama 5 menit didapatkan hasil pengukuran suhu sebesar
370C, dilanjutkan pada menit ke-10, suhu tubuh Mega adalah 38 0C.
Setelah itu, suhu tubuh Mega diukur lagi dibagian mulut namun sebelumnya harus
berkumur terlebih dahulu dengan air as. Setelah berkumur termometer dipasang
dimulutnya, setelah 5 menit ternyata suhu tubuhnya adalah 370C.
Setelah itu pengukuran dilanjutkan lagi dengan berkumur dengan air es kemudian
termometer dipasang dimulutnya, setelah menunggu 10 menit ternyata suhu
tubuhnya naik menjadi 37,70C. Dan pengukuran suhu tubuh yang
terakhir adalah dibagian ketiak. Sebelumnya ketiak Mega harus dibersihkan dulu
dari keringat menggunakan tisu. Setelah itu, termometer diselipkan di ketiak
dengan lengan dirapatkan ke badan. Setelah beberapa menit ternyata suhu tubuh
Mega 37,30C.
Dari hasil di
atas, dapat kita ketahui bahwa semua probandus memiliki suhu tubuh normal,
yaitu antara kurang lebih 360C tidak lebih dari 370C. Setelah
dilakukan percobaan yang kedua yaitu ketika suhu tubuh diukur dengan melakukan
aktivitas olahraga sebelumnya, ternyata suhu tubuh probandus mengalami kenaikan
meskipun hanya sedikit. Harsen mengalami kenaikan suhu sebesar 0,30C,
Mega tidak mengalami kenaikan suhu dan malah sebaliknya suhunya menurun
sebanyak 10C, Zainul mengalami kenaikan suhu sebanyak 0,40C,
Fira mengalami kenaikan suhu sebanyak 0,30C, dan Rissa tidak
mengalami kenaikan suhu. Dilanjutkan pada ke-10 dengan perlakuan yang sama,
ternyata suhu tubuh probandus mengalami kenaikan meskipun sedikit. Hasrsen
mengalami kenaikan suhu sebesar 0,40C, Mega mengalami kenaikan
sebesar 1,10C, Zainul mengalami kenaikan sebesar 0,40C,
Fira mengalami kenaikan sebesar 0,70C, dan Risa mengalami kenaikan
sebesar 10C.
Pada menit ke 5
setelah selesai berkumur dengan air es diperoleh hasil bahwa suhu tubuh ke 5
probandus berkurang, pada Harsen mengalami penurunan suhu sebesar 0,80C,
Mega mengalami penurunan suhu sebesar 0,50C, Zainul mengalami
penurunan suhu sebesar 2,20C, Fira mengalami penurunan suhu sebesar
0,90C, Risa mengalami penurunan suhu sebesar 10C. Hal ini
terjadi karena pada saat bernafas suhu mengalami perbedaan hal ini dapat terjadi karena suhu tubuh probandus melakukan
penyesuaian dengan suhu tubuh di luar tubuh yang memiliki temperature lebih
rendah.Disini terjadi pertukaran panas tubuh dengan lingkungan secara konveksi,
yaitu tubuh kehilangan panas melalui konduksi ke udara sekeliling yang lebih
dingin. Udara
yang berkontak dengan tubuh melalui mulut menjadi lebih hangat dan karenanya
menjadi lebih ringan dibanding udara dingin. Udara yang lebih hangat ini
bergerak ke atas dan digantikan dengan udara yang lebih dingin.
Namun pada menit
ke 10 suhu probandus mengalami kenaikan, hal ini disebabkan bahwa homeostatis
tubuh telah melakukan penyesuaian sehingga kembali mengalami kenaikan suhu di
dalam tubuh. Disini terjadi pertukaran panas tubuh secara konduksi, yaitu
perpindahan panas tubuh dengan benda (dalam hal ini air es) yang berbeda
suhunya karena terjadi kontak secara langsung. Sewaktu berkumur dengan air es,
tubuh kehilangan panasnya karena panas dipindahkan secara langsung ke air es
yang suhunya lebih rendah. Kemudian suhu oral, yang lebih rendah, yang diukur
merupakan suhu kesetimbangan. Ini artinya apabila suhu lingkungan dingin, maka
tubuh akan memproduksi panas yang berasal posterior hipotalamus.
Dari hasil
pengukuran suhu tubuh di bagian ketiak, di dapatkan hasil pada Harsen 35,30C,
Mega 36,30C, Zainul 36,60C, Fira 36,30C, Risa
37,30C. dapat kita simpulkan bahwa suhu tubuh probandus di bagian
ketiak/aksilar memiliki suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh
di bagian mulut/oral. Hal ini sesuai dengan teori, bahwa temperature kulit badan kita tidak sama
di semua tempat, makin banyak berhubungan dengan udara luar, temperature
semakin dipengaruhi oleh temperature sekitar. Mulut lebih banyak berhubungan
dengan udara luar dibandingkan dengan ketiak, sehingga suhunya juga lebih
banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Dan dapat di ketahui pula dari percobaan
setelah melakukan aktivitas suhu tubuh bertambah hal ini dapat di sebabkan
karena pada saat berolahraga sirkulasi darah meningkat dan energi pun lebih
banyak di keluarkan dalam bentuk keringat sehingga tubuh menjadi terasa lebih
panas dan udara di dalm mulut pun menjadi lebih panas dari sebelumnya .
Pada percobaan
yang kami lakukan suhu yang selalu besar adalah suhu tubuh Risa karena dapat di
ketahui bahwa suhu tubuhnya selalu tinggi walaupun tidak di pengaruhi faktor
lainnya.
JAWABAN SOAL DISKUSI
1. Menurut
kelompok saya metode yang paling tepat menggunakan metode peroral karena
mengukur suhu tubuh yang paling mudah dan memberikan hasil yang cukup akurat
2.
Keuntungan
dan kerugian metode peroral dan peraxila
a.
Peroral (sublingual), yaitu mengukur
suhu melalui oral(mulut).
Keuntungan:
·
Mudah dijangkau dan tidak membutuhkan
perubahan posisi.
·
Nyaman bagi klien.
·
Memberi
pembacaan suhu permukaan yang akurat.
Kerugian:
·
Tidak
boleh dilakukan pada klien yang bernapas lewat mulut.
·
Tidak
boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah oral, trauma oral, riwayat
epilepsi, atau gemetar akibat kedinginan.
·
Tidak
boleh dilakukan pada bayi, anak kecil, anak yang sedang menangis atau klien konfusi,
tidak sadar atau tidak kooperatif.
·
Risiko terpapar cairan tubuh
·
Thermometer kaca dapat pecah bila
tergigit
·
Nilai
tidak akurat apabila kilen baru saja mengkomsumsi cairan atau makanan yang
dingin, panas, dan merokok
·
Dapat
melukai mulut setelah pembedahan oral
b.
Peraxila,
yaitu mengukur suhu melalui axila(ketiak).
Keuntungan:
·
Aman dan non-invasif
·
Cara yang lebih disukai pada bayi baru
lahir dank lien yang tidak kooperatif.
Kerugian:
·
Waktu pengukuran lama
·
Memerlukan bantuan perawat untuk
mempertahankan posisi klien
3.
Berikut
ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya suhu badan:
a. Kecepatan
metabolisme basal
Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda.
Hal ini memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula.
Sebagaimana
disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolisme.
b. Rangsangan
saraf simpatis
Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan
metabolisme menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis
dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme.
Hamper seluruh metabolisme lemak coklat adalah produksi panas. Umumnya,
rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan
peningkatan produksi epineprin dan norepineprin yang meningkatkan metabolisme.
c. Hormone
pertumbuhan
Hormone
pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan
metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.
d. Hormone
tiroid
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper
semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat
mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas normal.
e. Hormone
kelamin
Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan
metabolisme basal kira-kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan
produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada
laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi
meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu basal.
f. Demam
( peradangan )
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan
metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.
g. Status
gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan
metabolisme 20 – 30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan
yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang
mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain
itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami
hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak
menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain.
h. Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme,
mengakibatkan gesekan antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi
termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0
°C.
i.
Gangguan organ
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada
hipotalamus, dapat menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami
gangguan. Berbagai zat
pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan
suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga
dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.
j.
Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan,
artinya panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih
dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh
manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar
melalui kulit.
k. Stres
Stress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui
stimulasi hormonal dan persarafan. Perubahan fisiologi tersebut meningkatkan
panas. Klien yang cemas saat masuk rumah sakit atau tempat praktik dokter, suhu
tubuhnya dapat lebih tinggi dari normal.
l.
Usia
Pada saat lahir, bayi meninggalkan lingkungan yang
hangat, yang relatif konstan, masuk dalalm lingkungan yang suhunya berfluktuasi
dengan cepat. Mekanisme kontrol suhu masih imatur. Suhu tubuh bayi dapat
berespons secara drastis terhadap perubahan suhu lingkungan. Pakaian harus cukup dan paparan pada suhu yang ekstem
harus dihindari. Bayi baru lahir pengeluaran lebih dari 30% panas tubunya
melalui kepala dan oleh karena itu perlu menggunakan penutup kepala untuk
mencegah pengeluaran panas. Bila terlindung dari lingkungan yang ekstrem, suhu
tubuh bayi dipertahankan pada 35,50 sampai 39,50C. Produksi panas akan
meningkat seiring dengan pertumbuhan bayi memasuki masa anak-anak. Perbedaan
secara individu 0,250 sampai 0,550C adalah normal.
m.
Suhu
tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat
Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi
suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan,
diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme
umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di
hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang
terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan
balik ini terjadi bila suhu tubuh inti telah melewati batas toleransi tubuh
untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap
tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C. apabila suhu tubuh
meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan terangsang untuk melakukan
serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi
panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik
tetap.
Suhu tubuh sangat mempengaruhi proses metabolisme yang
terjadi dalam sel, metabolisme sangat sensitif terhadap perubahan suhu
lingkungan internal baik pada manusia. Hubungannya Pemeliharaan suhu tubuh di
dalam kisaran yang membuat sel-sel mampu befungsi secara efisien disebut dengan
termoregulasi. Sedangkan kemampuan
tubuh untuk memelihara kestabilan dan kesetimbangan dikenal dengan istilah
homeostasis.
VIII. Kesimpulan
Thermoregulasi adalah proses pengaturan
suhu tubuh. Panas tubuh adalah merupakan hasil akhir dari proses oksidasi
didalam tubuh. Untuk engatur suhu tubuh ada dua alat yang digunakan yaitu
termometer air raksa dan termometer digital.
Termometer air raksa adalah termometer cairan yang menggunakan air raksa
sebagai pengisinya sedangkan termometer
digital saat ini sudah sangat sering digunakan baik oleh medis maupun digunakan
secara personal oleh masyarakat, karena cara penggunaannya relatif jauh lebih
mudah dan praktis dibandingkan dengan termometer air raksa.
Dalam mengukur suhu tubuh ada beberapa cara yang
digunakan pada praktikum kali ini yaitu dengan peroral dan peraxilar. Langkah
peraxilar pertama-tama membersihkan ujung termometer dengan alkohol 70% dan
dikeringkan dengan tisu, dipastikn air raksa pada termometer sudah turun sampai
350C, lalu memasukkan termometer ke dalam mulut dibawah lidah dengan
mulut tertutup. Setelah beberapa tanpa aktivitas kita menunggu dan membaca suhu
tubuh probandus. Sedangkan untuk peraxilar Selanjutnya langkah kerja peraxilar.
Ujung termometer dibersihkan dengan alkohol 70% dan dikeringkan dengan tisu,
probandus duduk santai dengan badan bagian atas terbuka, fossa axilaris
dikeringkan terlebih dahulu dengan tisu supaya keringat tidak membasahi
termometer, dipastikan termometer sudah turun sampai 350C, lalu
dimasukkan termometer ke dalam ketiak, lengan atas di adduksi (mendekati badan)
pada toraks dengan demikian terjadi di sekitar tempat air raksa suatu ruangan
yang tertutup, beberapa saat kemudian suhu mendekati suhu darah. Disebabkan
oleh karena panas darah diteruskan dengan lambat melalui kulit pada termometer,
termometer dibiarkan selama 5 menit di dalam ketiak kemudian dibaca dan dicatat
hasilnya.
Pada pengukuran suhu tubuh ada beberapa
faktor yang berpengaruh, diantaranya adalah temperature kulit badan kita tidak
sama di semua tempat, makin banyak berhubungan dengan udara luar, temperature
semakin dipengaruhi oleh temperature sekitar. Mulut lebih banyak berhubungan
dengan udara luar dibandingkan dengan ketiak, sehingga suhunya juga lebih
banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Dan dapat di ketahui pula dari percobaan
setelah melakukan aktivitas suhu tubuh bertambah hal ini dapat di sebabkan
karena pada saat berolahraga sirkulasi darah meningkat dan energi pun lebih
banyak di keluarkan dalam bentuk keringat sehingga tubuh menjadi terasa lebih
panas dan udara di dalm mulut pun menjadi lebih panas dari sebelumnya .
No comments:
Post a Comment