Faktor Lingkungan Yang Berpengaruh Pada Hewan
lingkungan |
1. Air Dan Kelembapan
Air
sangat menentukan kondisi lingkungan fisik
dan biologis hewan. Perwujudan air dapat berpengaruh terahadap hewan. Misalnya
jika air dalam tubuh hewan akan berubah menjadi dingin atau membeku karena
penurunan suhu lingkungan, menyebabkan sel dan jaringan tubuh
akan rusak dan metabolosme tidak akan bejalan normal, sebaliknya penguapan air
yang berlebihan dari dalam tubuh hewan menyebabkan tubuh kekeurangan air.
2. Cahaya
Pada umumnya kehidupan tumbuhan
sangat tergantung pada adanya cahaya matahari, karena energi cahaya matahari
atau foton sangat mutlah untuk fotosentesis. Tidak demikian halnya dengan
hewan, yang seolah-olah tidak selalu membutuhkan cahaya secara langsung. Namun
sebenarnya cahaya matahari mempunyai peranan yang penting khususnya bagi
hewan-hewan diurnal, yang mencari makan dan melakukan interaksi biotik lainnya
secara visual atau mempergunakan rangsang cahaya untuk melihat benda. Untuk
mengetahui efek ekologis dari cahaya matahari, yang perlu deperhatikan ialah
aspek intensitasnya, kalitasnya serta lamanya penyinaran.
3. Salinitas Dan
Garam
Salinitas adalah kondisi
lingkungan yang menyangkut konsentrasi garam di lingkungan perairan dan air
yang terkandung di dalam tanah. Di lingkungan perairan tawar, air cenderung
meresap ke dalam tubuh hewan karena salinitasi air lebih rendah daripada cairan
tubuh. Hewan yang hidup di shabitat laut umumnya bersifat isotonic terhadap
salinitas air laut sehingga tidak ada peresapan air ke dalam tubuh hewan.
4. Temperatur
Temperatur
merupakan faktor lingkungan yang dapt menembus dan menyebar ke berbagai tempat.
Temperatur dapat berpengaruh terhadap hewan dalam proses reproduksi, metabolisme serta
aktivitas hidup lainnya. Suhu optimum adalah
batas suhu yang dapat ditolerir oleh hewan, lewat atau kurang dari suhu
tersebut menyebabkan hewan terganggu bahkan menuju kematian karena tidk tahan terhadap suhu.
5. Adaptasi Organisme
Adaptasi diartikan merupakan kemampuan
individu untuk mengatasi keadaan lingkungan dan menggunakan sumber-sumber alam
lebih banyak untuk mempertahankan hidupnya dalam relung yang diduduki. Ini
bahwa setiap organisme mempunyai sifat adaptasi untuk hidup pada berbagai macam
keadaan lingkungan (Djamal. 1992; 58). Djamal menambahkan bahwa bahwa ada
beberapa jenis adaptasi yakni; adaptasi morfologis, adaptasi fisiologis dan
adaptasi tingkah laku.
6. Biologi Ikan
Pisces (Ikan) merupakan
superkelas dari subfilum Vertebrata yang memiliki keanekaragaman sangat besar
(Sukiya. 2005; 33). Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah
dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok
vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000
di seluruh dunia (Fujaya,1999 dalam Dhamadi. 2009).
Secara
keseluruhan ikan lebih toleran terhadap perubahan suhu air suhu air, seperti
vertebrata poikiloterm lain suhu tubuhnya bersifat ektotermik, artinya suhu
tubuh sangat tergantung atas suhu lingkungan (Sukiya.2005;9-10). Selanjutnya Sukiya menambahkan
bahwa beberapa ikan mempunyai perilaku istimewa seperti ikan Glodok yang dapat
berjalan di atas daratan dan memanjat pohon.
7. Fisiologi Respirasi Ikan
Sebagai biota perairan, Ikan
merupakan mendapatkan Oksigen terlarut dalam air. Pada hampir semua Ikan,
insang merupakan komponen penting dalam pertukaran gas, insang terbentuk dari
lengkungan tulang rawan yang mengeras, dengan beberapa filamen insang di
dalamnya (Fujaya. 1999; 103). Menurut Sukiya (2005; 16), Setiap kali mulut
dibuka, maka air dari luar akan masuk menuju farink kemudian keluar lagi
melalui melewati celah insang, peristiwa ini melibatkan kartilago sebagai
penyokong filamen ikan. Selanjutnya Sukiya menambahkan bahwa lamella insang berupa
lempengan tipis yang diselubungi epitel pernafasan menutup jaringan vaskuler
dan busur aorta, sehingga karbondioksida darah dapat bertukar dengan oksigen
terlarut di dalam air. Organ insang pada ikan ditutupi oleh bagian khusus yang
berfungsi untuk mengeluarkan air dari insang yang disebut operculum yang
membentuk ruang operkulum di sebelah sisi lateral insang (Sugiri. 1984; 1966).
Laju gerakan operculum ikan mempunyai korelasi positif terhadap laju respirasi
ikan.
Baca Juga : laporan-praktikum-ekologi-kisaran
No comments:
Post a Comment