Dasar Teori embrio

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Dasar Teori 

Pada hewan betina yang dewasa seksual dikenal adanya siklus reproduksi. Siklus reproduksi adalah siklus seksual yang terdapat pada individu betina dewasa seksual dan tidak hamil yang meliputi perubahan-perubahan siklik pada organ-organ reproduksi tertentu misalnya ovarium, uterus, dan vagina di bawah pengendalian hormon reproduksi. Siklus reproduksi meliputi antara  lain siklus esterus, siklus ovarium, dan siklus menstruasi (Adnan, 2010)

Dalam reproduksi dikenal dengan istilah siklus reproduksi, siklus reproduksi adalah perubahan siklis yang terjadi pada sistem reproduksi (ovarium, oviduk, uterus dan vagina) hewan betina dewasa yang tidak hamil, yang memperlihatkan korelasi antara satu denagn lainnya. Siklus reproduksi di pengaruhi oleh faktor pelepas dari hipotalamus, hormon gonadotrhopin dari hipofisis dan hormon seks dari ovarium. Siklus reproduksi pada mamlia nonprimata di sebut siklus estrus. Sedangkan siklus reproduksi pada primata di sebut siklus menstruasi (Muchtarromah, 2006).

Pada kebanyakan vertebrata dengan pengecualian primata, kemauan menerima hewan-hewan jantan terbatas selama masa yang disebut estrus atau berahi. Selama estrus, hewan-hewan betina secara fisiologis dan psikologis dipersiapkan untuk menerima hewan-hewan jantan, dan perubahan-perubahan struktural terjadi di dalam organ assesori seks betina. Hewan-hewan monoestrus menyelesaikan satu siklus estrus setiap tahun, sedangkan hewan-hewan poliestrus menyelesaikan dua atau lebih siklus estrus setiap tahun apabila tidak diganggu dengan kehamilan (Adnan, 2010)

Menurut Anonim (2011), Siklus estrus terdiri dari proestrus, estrus, meteesrus, dan diestrus.

1.      Proestrus : Merupakan fase persiapan. Tanda-tanda yang terlihat dari luar adalah sedikit gelisah, terjadi peningkatan peredaran darah di vulva, dan masih menolak pejantan. Terdapat leleran mucus.

Jika dilihat dari dalam maka, Terjadi pertumbuhan folikel tertier menjadi de-graaf, oviduk dan dan uterus mendapat vaskularisasi lebih banyak dan menegang, lumen serviks mulai memproduksi lender, servik mulai merelak, Progestron turun dan estrogen naik.

Estrus : Mrupakan periode terhadi kopulasi. Terdapat lender yang mengalir ke vagina dan vulva dari uterus dan vulva berwana kemerah-merahan, bengkak dan hewan sering bengak-bengok. Uterus jika dipegang menggulung dan keluar lender. Estrogen tinggi dan FSH tinggi. Jika dilihat dari dalam folikel de-graff akan teraba,

2.      Meteestrus : Pada periode ini betina sudah menolak pejantan untuk melakukan kopulasi. Folikel sudah pecah, dan membentuk corpus haemoragikum. Kelenjar seviks merubah sifat hasil sekresi dari cair ke kental untuk membentuk sumbat cervik. Terjadi ovulasi dengan kadar LH yang tinggi. Biasanya terdapat perdarah pada periode ini atau metbleeding akibat penurunan kadar estrogen yang mendadak yang menyebabkan kapiler darah di uterus pecah.

3.      Diestrus : Merupakan periode yang paling panjang, tidak ada kebuntingan dan sifat hewan tenang. Uterus mulai kendor dan relaksasi dan kelenjar endometrium berdegenerasi. Korpus luteum teraba, corpus haemoragikum mengerut diawal fase ini karena dicauda sel haemoragikum tumbuh sle-sel luteum/kuning 

a)      Badak            :  23-24 hari sekali, Lama estrus 12-24 jam 

b)      Orangutan     : 26-44 hari, lama estrus 2-3 hari 

c)      Anjing           : Dewasa kelamin/Birahi pertama 8-12 bulan

Sedangkan menurut Adnan (2010), Siklus estrus adalah siklus reproduksi yang berlangsung pada hewan non primata betina dewasa seksual yang tidak hamil. Pada mencit, siklus estrus terdiri atas beberapa fase utama adalah fasediestrus, fase proestrus, fase estrus, dan fase metestrus. 

1.         Fase diestrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti dalam jumlah yang sangat sedikit dan leukosit dalam jumlah yang sangat banyak. Lamanya fase ini kurang lebih 55 jam (Billet dan Wild, 1975)

2.         Fase proestrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti berbentuk bulat, leukosit tidak ada atau sangat sedikit. Lamanya fase ini kurang lebih 18 jam (Billet dan Wild, 1975)

3.         Fase estrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel menanduk yang sangat banyak, dan beberapa sel epitel dengan inti yang berdegenerasi. Lamanya fase ini kurang lebih 25 jam (Billet dan Wild, 1975). 

4.         Fase metestrus adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel menanduk dan leukosit yang banyak. Lamanya fase ini kurang lebih 8 jam (Billet dan Wild, 1975) 

No comments:

Post a Comment