LAPORAN PENGAMATAN MIKROBA bab 4 dan 5
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini mengamati struktur mikroba kelompok sendiri yang telah diamati selama beberapa hari serta hasil pengamatan dari media beberapa kelompok.
Pada hasil pengamatan kelompok kami yaitu upil yang di tumbuhan pada media NA sederhana dan air comberan pada media NA pabrikan. Pada hari pertama tidak ada pertumbuhan sama sekali pada kedua media. Hal ini karena perkembangbiakan mikroba diantaranya berada pada kisaran 20-26 jam untuk melakukan satu kali reproduksi.
Pada hari kedua pada media NA sederhana yang diberi goresan upil tampak sedikit ada pertumbuhan bakteri disana, sedangkan pada NA pabrikan tidak terjadi pertumbuhan sedkitipun. Petumbuhan pada media NA sederhana sedikit berkoloni dan berwarna putih kecoklatan.
Pada hari ketiga pada media NA sederhana pertumbuhan bakteri semakin banyak, sedangkan pada media NA pabrikan tumbuh belatung. Pertumbuhan belatung pada media NA pabrikan disebabkan karena ada kontaminasi mikroorganisme yang disebabkan karena pengerjaan inokulasi tidak berlangsung secara aseptik atau dapat pula terjadi karena kesalahan praktikan yang kurang fokus dalam menyelasaikan inokulasi.
Pada hari keempat dan kelima, proses perkembangan bakteri pada media NA sederhana sangat pesat, begitu pula perkembangan belatung pada media NA.
Dari hasil pengamatan mikroskop untuk morfologi mikroorganisme, pada kelompok satu yang menggunakan media NA sederhana dan NA pabrikan dengan menumbuhkan kotoran telinga dan air teh tidak terjadi pertumbuhan mikroorganisme melainkan yang tumbuh adalah belatung, hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor diantaranya, teh maupun kotoran telinga tidak mengandung mikroorganisme yang dapat tumbuh pada media NA, faktor lain yang berpengaruh adalah pengerjaan media yang dilakukan tidak secara aseptik dan kurangnya ketelitian oleh praktikan sehingga terjadi kesalahan dan kegagalan.
Pada kelompok dua, pada NA sederhana terjadi pertumbuhan koloni bakteri yang berwarna putih kecoklatan, serta koloninya yang rapat dengan jumlah sedikit. Pada NA pabrikan gagal karena terjadi pertumbuhan belatung yang disebabkan perlakuan yang kurang streril, datau aseptik.
Pada kelompok tiga pada NA sederhana dan pabrikan yang ditumbuhkan dengan tanah menghasilkan bakteri yang berwarna kecoklatan. Warna bakteri tergantung dengan habitat atau tempat hidup bakteri, karena bakteri cenderung tidak berpigmen. Bakteri terlihat berkoloni renggang.
Pada kelompok empat menumbuhkan jamur sela-sela kaki dan ketombe pada media sejenis yaitu PDA sederhana, yang menggunakan ketombe terlihat bakteri berwarna putih dan berkoloni renggang. Sedangkan pada jamur sela-sela kaki terlihat bakteri berwarna putih kehitaman berkoloni banyak dengan jumlah sedang.
Pada kelompok lima menggunakan sariawan dan daki yang ditumbuhkan pada TEA sederhana, yang menggunakan sariawan berwarna kunign kecoklatan, sedangkan yang menggunakan daki berwarna putih kecoklatan.
Seperti makhluk hidup pada umumnya, pertumbuhan mikroba tentunya tidak lepas dari pengaruh lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi itu dapat berupa faktor fisika, faktor kimia, maupun faktor biologi. Namun, pertumbuham mikroba ini tidak hanya dipengaruhi faktor lingkungan, tetapi juga mempengaruhi keadaan lingkungan. Karena ukurannya yang sangat mikroskopis, pertumbuhan mikroba sangat tergantung pada keadaan sekelilingnya (Pelczar dan Chan, 2006)
Selain itu media juga merupakan faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan bakteri Medium berfungsi untuk membiakan berbagai macam mikroorganisme serta kultur bakteri. Pada praktikum ini kita mempelajari bagaimana melakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril sehingga bisa mendefinisikan bahwa teknik inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium lama kemedium baru dengan tingkat ketelitian sangat tinggi dan dituntut untuk bwekera secara aseptic yaitu bebas dari pengaruh kontaminan mikroorganisme yang lain. Teknik aseptic dilakukan dengan penyediaan alat-alat kerja yang steril dan bekerja didekat api Bunsen agar terhindar dari kontaminan udara.pada waktu inokulasi jarum yang digunakan untuk meindahkan mikroba harus dipijarkan diatas api segera sebelum dan sesudah melakukan pemindahan. Pemanasan ini menghjancurkan semua bentuk kehidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat pemindahan, setelah di inokulasi biakan bakteri disimpan dan diinkubasi dalam lingkungan yang sesuai untuk petumbuhan, (Dwidjoseputro,D.1988).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Hasil inokulasi dan isolasi mikroorgnaisme yang dilakukan pada berbagai macam media hasilnya cukup serupa yaitu terjadi pertumbuhan bakteri maupun kapang yang berkoloni baik renggang maupun rapat. Sedangkan pada media yang ditumbuhi belatung terjadi karena proses inokulasi yang tidak aseptik atau mungkin terjadi saat melakukan pengamatan beberapa hari dengan membuka kertas minyak.
2. Morfologi masing-masing bakteri dan kapang yang tumbuh berbeda baik secara morfologi yaitu warna dan bentuknya serta bagaimana caranya berkoloni.
DAFTAR PUSTAKA
• Munandar, Kukuh. 2016. Pembelajaran Berbasis Praktikum Matakuliah Mikrobiologi. Jember : Universitas Muhammadiyah Jember
(dikutip 16/11/16)
• Dwijoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Djambatan: Malang.
(dikutip 16/11/16)
• http://www.scrib.com/doc/ 15546953 Morfologi Koloni Bakteri
(dikutip 16/11/16)
• http://www.scribd.com/teknik-inokulasi-mikroorganisme/d/18656107
(dikutip 16/11/16)
• www.slideserve.co.uk › Documents
(dikutip 16/11/16)
No comments:
Post a Comment