BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan adalah suatu tempat
dimana terdapat mahluk hidup beserta ekosistem di dalamnya yang saling
berhubungan satu sama lainnya. Di dalam lingkungan itu sendiri terdapat
berbagai macam mahluk hidup, diantaranya mahluk herbivora, omnivora, karnivora,
dan insektivora. Tidak hanya itu di dalam suatu lingkungan juga terdapat
biota-biota didalamnya seperti batu, tanah, air dll.
Lingkungan merupakan kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya
manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Lingkungan hidup merupakan ekologi
terapan (applied ecology) dengan
tujuan agar manusia dapat menerapkan prinsip dan konsep pokok ekologi dalam
lingkungan hidup. Manusia banyak menentukan corak kehidupan dan mempunyai peran
sangat dominan terhadap ekosistem bumi.
Lingkungan adalah kombinasi antara
kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi
surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam
lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat
diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi
perkembangan kehidupan manusia.
Lingkungan terdiri dari komponen
abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti
tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik
adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan
mikro-organisme (virus dan bakteri).
Tetapi di balik mahluk dan benda
yang ada didalamnya selalu ada campur tangan manusia yang berdampak pada
lingkungan tersebut. Terkadang campur
tangan manusia itu ada yang berdampak positif dan ada juga yang berdampak
negatif pada lingkungan tersebut.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian masalah lingkungan ?
2. Apa
saja macam-macam masalah yang terjadi di lingkungan serta penyebab dan
akibatnya ?
3. Bagaimana
cara mengatasi macam-macam masalah lingkungan ?
1.3
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian masalah lingkungan
2. Untuk
mengetahui macam-macam masalah yang terjadi di lingkungan serta penyebab dan
akibatnya
3. Untuk
mengetahui cara mengatasi macam-macam masalah lingkungan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Masalah Lingkungan
Masalah lingkungan adalah aspek
negatif dari aktivitas manusia terhadap lingkungan biofisik. Environmentalisme,
sebuah gerakan sosial dan lingkungan yang dimulai pada tahun 1960, fokus pada
penempatan masalah lingkungan melalui advokasi, edukasi, dan aktivisme.
Masalah lingkungan terbaru saat ini
yang mendominasi mencakup perubahan iklim, polusi, dan hilangnya sumber daya
alam. Gerakan konservasi mengusahakan proteksi terhadap spesies terancam dan
proteksi terhadap habitat alami yang bernilai secara ekologis.
Tingkat pemahaman terhadap bumi
saat ini telah meningkat melalui sains terutama aplikasi dari metode sains.
Sains lingkungan saat ini adalah studi akademik multidisipliner yang diajarkan
dan menjadi bahan penelitian di berbagai universitas di seluruh dunia. Hal ini
berguna sebagai basis mengenai masalah lingkungan. Sejumlah besar data telah
dikumpulkan dan dilaporkan dalam publikasi pernyataan lingkungan.
Masalah lingkungan ditujukan kepada
organisasi pemerintah pada level regional, nasional, maupun internasional.
Badan internasional terbesar, didirikan pada tahun 1972, yaitu United Nations
Environment Programme. International Union for Conservation of Nature telah
mengajak 83 negara, 108 badan pemerintah, 766 LSM, dan 81 organisasi
internasional dengan lebih dari 10.000 pakar dan peneliti lingkungan dari berbagai
negara di dunia. LSM internasional, misalnya Greenpeace, Friends of the Earth,
dan World Wide Fund for Nature juga telah berkontribusi menanamkan kepedulian
lingkungan pada masyarakat dunia. Lebih lengkapnya, lihat organisasi
lingkungan.
Lingkungan hidup disekitar kita
semakin hari semakin merosot kualitasnya. Anda tentu dapat merasakan hal ini,
dimana kita sudah mulai kesulitan memperoleh air bersih ketika kemarau tiba.
Atau sebaliknya, kita selalu terkena banjir jjika musim hujan tiba. Keadaan yang
demikian ini tentu merupakan keprihatinan kita semua.
Secara umun masalah-masalah
lingkungan yang dihadapi dengan sebagai berikut :
1) Merosotnya
kuantitas dan kualitas SDA.
2) Tercemarnya
lingkungan fisik.
3) Timbulnya
dampak pembangunan fisik yang negatif terhadap lingkungan sosial ekonomi.
4) Timbulnya
dampak pembangunan non fisik yang negatif terhadap lingkungan sosial ekonomi.
2.2
Macam-macam masalah yang terjadi di lingkungan serta penyebab dan akibatnya
Beberapa
contoh pencemaran yang banyak terjadi dalam kehidupan masyarakat antara lain
sebagai berikut :
1.
Pencemaran
Tanah
Pencemaran tanah terjadi akibat
pembuangan sampah limbah rumah tangga, limbah parik, sisa oli dari bengkel
kendaraan, dan pemakaian pupuk kimia secara berlebihan. Akibat dari
tindakan-tindakan manusia tersebut maka kesuburan tanah akan berkurang dan
tanah akan teracuni.
Gambar 1. Pencemaran
tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di
mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami.
Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia
industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan
tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut
minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat
(illegal dumping).
Menurut Peraturan Pemerintah RI No.
150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa:
“Tanah adalah salah atu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang
terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik,
kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya.”
Tetapi apa yang terjadi, akibat
kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah. Di dalam PP No. 150 th. 2000
di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya
sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah”.
Ketika suatu zat berbahaya/beracun
telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan
atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian
terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut
dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari
air tanah dan udara di atasnya.
Pencemaran lingkungan adalah
masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke
dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau
oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi.
Zat atau bahan yang dapat
mengakibatkan pencemaran di sebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut
polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup.
Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi
tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat memberikan efek merusak.
Suatu zat dapat disebut polutan
apabila :
1. Jumlahnya
melebihi jumlah normal.
2. Berada
pada waktu yang tidak tepat.
3. Berada
di tempat yang tidak tepat.
Sifat polutan adalah :
1. Merusak
untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak
lagi.
2. Merusak
dalam waktu lama.
Contohnya Pb tidak merusak bila
konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat
terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.
Sumber pencemar tanah, karena
pencemaran tanah tidak jauh beda atau bisa dikatakan mempunyai hubungan erat
dengan pencemaran udara dan pencemaran air, maka sumber pencemar udara dan sumber
pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah.
Sebagai contoh gas-gas oksida
karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang
larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan
asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.
Air permukaan tanah yang mengandung
bahan pencemar misalnya tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah
industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan
pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan
ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut.
Maka sumber bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber
pencemar yang berasal dari, sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah rumah
sakit, gunung berapi yang meletus / kendaraan bermotor dan limbah industri.
Komponen-komponen bahan pencemaran
tanah
1) Limbah
domestik
Limbah domestik dapat berasal dari
daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan
lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan
wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
Limbah padat berupa senyawa
anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau diuraikan oleh mikroorganisme
seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan,
menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan tetap utuh
hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang ke
lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita
setelah ratusan tahun kemudian.
Sampah anorganik tidak
ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar
tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat
menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan
berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh
makanan untuk berkembang.
Limbah cair berupa; tinja,
deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah
bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
2) Limbah
industri
Limbah Industri berasal dari
sisa-sisa produksi industri. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan
hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses
pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood,
pengawetan buah, ikan daging dll.
Limbah cair yang merupakan hasil
pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri
pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom,
arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan
logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah. Merupakan zat yang sangat
beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan
kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap
kesuburan tanah.
3) Limbah
pertanian
Limbah pertanian dapat berupa
sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau tanaman, misalnya pupuk
urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang terus
menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan
tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara
tanah semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama
tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal
kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu penggunaan
pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap
pestisida tersebut.
2.
Pencemaran
air
Pencemaran air banyak terjadi di
daerah-daerah sekitar kawasan industri. Sebagaimana anda ketahui bahwa limbah
cair yang berasal dari pabrik, seperti industri tekstil, banyak sekali
mengandung unsur-unsur logam berat, seperti mercuri dan timbal. Logam berat ini
sangat mencemari air sungai secara kimiawi. Dari kualitas fisik aliran air
sungai suhunya menjadi relatif panas dengan aneka warna akibat limbah dalam
proses pencelupan kain.
Gambar 2. Pencemaran
air
Pencemaran air atau polusi air
dapat dipersepsikan berbeda oleh satu orang dengan orang lainnya mengingat
banyak pustaka acuan yang merumuskan definisi istilah tersebut, baik dalam
kamus atau buku teks ilmiah. Pengertian pencemaran air juga didefinisikan dalam
Peraturan Pemerintah, sebagai turunan dari pengertian pencemaran lingkungan
hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktek operasionalnya,
pencemaran lingkungan hidup tidak pernah ditunjukkan secara utuh, melainkan
sebagai pencemaraan dari komponen-komponen lingkungan hidup, seperti pencemaran
air, pencemaran air laut, pencemaran air tanah dan pencemaran udara. Dengan demikian, definisi
pencemaran air mengacu pada definisi lingkungan hidup yang ditetapkan dalam UU
tentang lingkungan hidup yaitu UU No. 23/1997.
Dalam PP No. 20/1990 tentang
Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai : “pencemaran
air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau
komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya” (Pasal 1, angka 2). Definisi pencemaran air tersebut
dapat diuraikan sesuai makna pokoknya menjadi 3 (tga) aspek, yaitu aspek kejadian,
aspek penyebab atau pelaku dan aspek akibat (Setiawan, 2001).
Berdasarkan definisi pencemaran
air, penyebab terjadinya pencemaran dapat berupa masuknya mahluk hidup, zat,
energi atau komponen lain ke dalam air sehingga menyebabkan kualitas air
tercemar. Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsur pencemar, yang
pada prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat rutin, misalnya
buangan limbah cair. Aspek pelaku/penyebab dapat yang disebabkan oleh alam,
atau oleh manusia. Pencemaran yang disebabkan oleh alam tidak dapat
berimplikasi hukum, tetapi Pemerintah tetap harus menanggulangi pencemaran
tersebut. Sedangkan aspek akibat dapat dilihat berdasarkan penurunan kualitas
air sampai ke tingkat tertentu.
Pengertian tingkat tertentu dalam definisi
tersebut adalah tingkat kualitas air yang menjadi batas antara tingkat
tak-cemar (tingkat kualitas air belum sampai batas) dan tingkat cemar (kualitas
air yang telah sampai ke batas atau melewati batas). Ada standar baku mutu
tertentu untuk peruntukan air. Sebagai contoh adalah pada UU Kesehatan No. 23
tahun 1992 ayat 3 terkandung makna bahwa air minum yang dikonsumsi masyarakat,
harus memenuhi persyaratan kualitas maupun kuantitas, yang persyaratan kualitas
tettuang dalam Peraturan Mentri Kesehatan No. 146 tahun 1990 tentang
syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Sedangkan parameter kualitas air
minum/air bersih yang terdiri dari parameter kimiawi, fisik, radioaktif dan
mikrobiologi, ditetapkan dalam PERMENKES
416/1990 (Achmadi, 2001).
Pencemaran sungai ini tentunya
dapat mengganggu ke stabilan lingkungan perairan sehingga makhluk hidup yang
ada di sekitar sungai akan mati teracuni. Pencemaran air ini bertambah parah
oleh limbah yang dibuang dari penduduk (limbah rumah tangga), seperti sampah dan
limbah MCK (mandi cuci kakus).
Penyebab
dan Akibat dari Pencemaran Air
Pencemaran air berdampak luas,
misalnya dapat meracuni sumber air minum, meracuni makanan hewan,
ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan
asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (dari
kegiatan pertanian) telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar
kendali (eutrofikasi berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan oksigen,
yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi
berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisi mereka menyedot lebih
banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas bakteri
menurun.
a. Penyebab
Pencemaran air dapat
disebabkan oleh hal-hal berikut:
1) Pembuangan
limbah industri ke perairan (sungai, danau, laut).
2) Pembuangan
limbah rumah tangga (domestik) ke sungai, seperti air cucian, air kamar mandi.
3) Penggunaan
pupuk dan pestisida yang berlebihan.
4) Terjadinya
erosi yang membawa partikel-partikel tanah ke perairan.
5) Penggunaan
racun dan bahan peledak dalam menangkap ikan.
6) Pembuangan
limbah rumah sakit, limbah peternakan ke sungai.
7) Tumpahan
minyak karena kebocoran tanker atau ledakan sumur minyak lepas pantai.
b. Akibat
Akibat yang akan
ditimbulkan dari pencemaran air adalah
sebagai berikut:
1) Dapat
menyebabkan banjir
Banjir adalah peristiwa terbenamnya
daratan oleh air. Peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang
biasanya kering. Banjir pada umumnya disebabkan oleh air sungai yang meluap ke
lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi.
Kekuatan banjir mampu merusak rumah
dan menyapu fondasinya. Air banjir juga membawa lumpur berbau yang dapat
menutup segalanya setelah air surut. Banjir adalah hal yang rutin.Setiap tahun
pasti datang. Banjir, sebenarnya merupakan fenomenakejadian alam “biasa” yang
sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh negara-negara di dunia, termasuk
Indonesia.Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar, karena meminta
korban besar.
2) Erosi
Erosi adalah peristiwa pengikisan
padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi
angin,air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di
bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat
liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan
akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan
proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya. Dampak dari erosi adalah
menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan
menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah
menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi).
Penurunan kemampuan lahan
meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan
yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang
terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai
(sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan
sungai sehingga akan mempengaruhi kelancaran jalur pelayaran.
Erosi dalam jumlah tertentu
sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik untuk ekosistem. Misalnya,
kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah melalui angkutan air.
erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal dalam hal
sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara serentak.
Ada
beberapa jenis pencemaran menurut ahli sebagai berikut:
a. Pencemaran
Mikroorganisme Air
Bukan
hanya limbah yang dapat dilihat oleh kasat mata saja yang mampu mencemari air
namun juga beberapa mikoorganisme yang tidak kasat mata. Beberapa
mikroorganisme seperti virus, bakteri, kuman, protozoa dan parasit kerap kali
juga mampu membuat pencemaran pada air. Berbagai mikroorganisme tersebut
terdapat di dalam air sebagai hasil dari buangan limbah padat lainnya seperti
limbah rumah tangga, limbah pertanian, limbah rumah sakit, limbah industri dan
limbah lainnya. adanya berbagai kuman di dalam air ini sangat berbahaya bagi
orang yang menggunakan air tersebut karena sangat rawan menyebabkan berbagai
jenis penyakit. Adapun berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh pencemaran
air tersebut diantaranya adalah tifus, kolera dan juga disentri.
b. Pencemaran
dari Bahan Arnorganik Nutrisi Tanaman
Saat
ini para pelaku pertanian sudah banyak menggunakan pupuk berbahan kimia sebagai
pengusir hama dan penyubur tanaman. Hal ini sudah dilakukan sejak lama dan oleh
banyak petani. Memang penggunaan pupuk kimia ini mampu meningkatkan jumlah
hasil panen dari pertanian tersebut namun disisi lain ada dampak negatifnya
yaitu dapat mencemari air di sungai, danau hingga laut dengan menggunakan zat
fosfat yang ada di dalam pupuk tersebut. Hal ini jika dilakukan secara
terus-menerus maka akan semakin banyak pihak yang mengalami kerugian terutama
bagi mereka yang tidak mengerti asal-usul dari pencemaran tersebut. Oleh karena
itu sebaiknya anda untuk mempertimbangkan penggunaan pupuk kimia dan pestisida
supaya lebih bijak lagi.
c. Pencemar
Bahan Kimia Anorganik
Adanya
berbagai baha kimia organic di dalam air dapat membuat rasa dari air tersebut
berubah dan sangat disarankan untuk tidak dikonsumsi. Bahan kimia anorganik
tersebut misalnya saja logam, garam dan asam. Biasanya ikan yang berada pada
air yang mengandung zat tersebut akan mati dan bukan hanya ikan saja namun juga
mandeknya pertumbuhan dari berbagai jenis tumbuhan yang dilalui oleh air
tersebut. Ini tentunya tidak baik bagi kelangsungan kehidupan kita.
d. Pencemar
Bahan Kimia Organik
Bahan
kimia organic yang sering digunakan oleh banyak orang misalnya saja deterjen,
minyak, pestisida, larutan pembersih dan pestisida jika terlarut dalam air juga
bisa menyebabkan kematian pada ikan yang hidup di air tersebut. Setidaknya
terdapat sekitar 700 jenis bahan kimia organic yang terdapat di dalam permukaan
air dan jika terus dikonsumsi tanpa ada pemasakan yang benar akan menimbulkan
berbagai jenis penyakit misalnya saja ginjal, berbagai jenis kanker dan juga
menyebabkan cacat pada kelahiran.
3.
Pencemaran
Udara ( Polusi Udara)
Pencemaran udara dapat terjadi
karena asap yang berasal dari pabrik maupun kendaraan bermotor yang banyak
mengandung gas karbonmonoksida, karbondioksida, nitrat, cianida, dan sulfat.
Selain itu, pencemaran udara juga beresal dari kebakaran hutan dalam wilayah
yang lebih luas, seperti pernah terjadi di Kalimantan.
Gambar 3. Pencemaran udara
Pencemaran udara dapat
mengakibatkan terjadinya hujan asam. Hujan asam adalah hujan yang memiliki
derajat tingkat keasaman (pH) lebih kecil dari 5,6. Air hujan menjadi asam
karen terkontaminasi oleh sulfurdioksida
dan oksidanitrogen. Sumber sulfurdioksida yang utama adalah industri
dengan bahan bakar batubara, sedangkan sumberoksida nitrogen adalah kendaraan
bermotor. Hujan asam dapat menyebabkan bangunan keropos, candi menjadi keropos,
ekosistem danau rusak, dan tumbuhan di hutan mati. Hujan asam ini akan terjadi
dimana saja, terutama pada daerah kawasan industri.
Penyebab Pencemaran Udara
Secara
alami, udara di atmosfir bumi merupakan gabungan dari gas nitrogen (78%), gas
oksigen (21%), gas argon (sekitar 1 %), CO2 (0,0035 %) dan uap air (sekitar
0,01 %). Komposisi komponen gas penyusun atmosfer ini bisa mengalami perubahan
akibat polusi udara. Selain itu, beberapa penyebab pencemaran udara juga bisa
dijelaskan oleh daftar berikut:
1. Asap
cerobong pabrik dan knalpot kendaraan bermotor, asap rokok, pembakaran, atau
kebakaran hutan, membebaskan CO2 dan CO ke udara.
2. Asap
vulkanik hasil dari aktivitas gunung berapi menebarkan partikel-partikel debu
ke udara.
3. Bahan
radioaktif dari percobaan nuklir atau bom atom membebaskan partikel-partikel
debu radioaktif ke udara.
4. Asap
pembakaran batu bara dari pembangkit listrik membebaskan partikel nitrogen
oksida (NO2), dan oksida sulfur (SO2).
5. Chloro
Fluoro Carbon (CFC) dari kebocoran mesin pendingin, kulkas, dan AC mobil.
Dampak Pencemaran Udara
Pencemaran udara menimbulkan banyak
dampak merugikan. Dampak pencemaran udara tersebut misalnya :
1. Menurunkan
kualitas udara untuk penafasan semua organisme, terutama manusia sehingga akan
menurunkan derajat kesehatan masyarakat.
2. Asap
kebakaran hutan menyebabkan gangguan iritasi dan infeksi saluran pernapasan
akut (ISPA).
3. Menyebabkan
terjadinya keracunan akibat pengikatan CO2 hasil dari pencemaran udara.
4. Menyebabkan
kebocoran lapisan ozon sehingga membuat keseimbangan ekosistem jadi terganggu
akibat efek rumah kaca.
5. Meningkatkan
potensi penyakit kanker kulit, mata, dan katarak.
6. Menyebabkan
hujan asam karena oksida belerang dan oksida nitrogen hasil pembakaran batu
bara yang ada ke udara bereaksi dengan uap air membentuk awan asam (asam
sulfat, asam nitrat).
Akibat lain yang timbul dari
pencemaran udara adalah pemanasan global. hal ini trejadi karena akumulasi gas
karbondioksida sebagai gas rumah kaca dilapisan atmosfer sehingga suhu bumi
mengalami kenaikan secara cepat. Pemanasan global juga terjadi sebagai akibat
adanya akumulasi gas CFC ( Chloro-Fluoro-Carbon atau Freon) yang diakibatkan
penipisan bahkan pembolongan ozon stratosfer sehingga sinar ultra violet yang
dipancarkan kebumi tidak mengalami penyaringan terlebih dahulu. Selain suhu
semakin tinggi, radiasi ultraviolrt ini mengakibatkan efek pada kulit berupa
penyakit gatal-gatal dan kanker kulit.
4.
Pencemaran
Suara
Pencemaran suara adalah gangguan
pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengganggu
ketentraman makhluk hidup di sekitarnya.Pencemaran suara biasanya diukur dalam
satuan dB atau desibel.
Gambar 4. Pencemaran
suara
Pencemaran suara yang bersifat
terus-menerus dengan tingkat kebisingan di atas 80 dB dapat mengakibatkan efek
atau dampak yang merugikan kesehatan manusia. Berikut ini adalah beberapa efek
samping negative dari pencemaran suara :
a. Stress
b. Gila
c. Perubahan
denyut nadi
d. Tekanan
darah berubah
e. Gangguan
fungsi jantung
f. Kontraksi
perut
Berikut
ini adalah contoh kebisingan yang menimbulkan pencemaran suara :
a.
Orang ngobrol biasa =
40 dB
b.
Orang ribut / silat
lidah = 80 dB
c.
Suara kereta api / krl
= 95 db
d.
mesin motor 5 pk = 104
dB
e.
suarag ledek / geledek
/ petir = 120 dB
f.
Pesawat jet tinggal
landas = 150 dB
Dampak dari Pencemaran
Bunyi/Suara
Tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan
waktu (lamanya) kontak. Menurut WHO, tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3,
yaitu sebagai berikut :
1.
Pencemaran yang mulai
mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta telah
menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain.
2.
Pencemaran yang sudah
mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis.
3.
Pencemaran yang kadar
zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga menimbulkan gangguan dan sakit
atau kematian dalam lingkungan.
Pencemaran bunyi dapat menyebabkan berbagai gangguan
seperti gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan
ketulian. Ada yang menggolongkan gangguannya berupa gangguan Auditory, misalnya
gangguan terhadap pendengaran dan gangguan non Auditory seperti gangguan
komunikasi, ancaman bahaya keselamatan, menurunya performan kerja, stress dan
kelelahan. Lebih rinci dampak kebisingan terhadap kesehatan pekerja dijelaskan
sebagai berikut:
1)
Gangguan Fisiologis
Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat
mengganggu, apalagi bila terputus-putus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan
dapat berupa peningkatan tekanan darah (± 10 mmHg), peningkatan nadi,
konstriksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat
menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.Bising dengan intensitas tinggi dapat
menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini disebabkan bising dapat merangsang
situasi reseptor vestibular dalam telinga dalam yang akan menimbulkan evek
pusing/vertigo. Perasaan mual, susah tidur dan sesak nafas disbabkan oleh
rangsangan bising terhadap system saraf, keseimbangan organ, kelenjar endokrin,
tekanan darah, system pencernaan dan keseimbangan elektrolit.
2)
Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak
nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan
diterima dalam waktu lama dapat menyebabkan penyakit psikosomatik berupa
gastritis, jantung, stres, kelelahan dan lain-lain.
3)
Gangguan Komunikasi
Gangguan komunikasi biasanya disebabkan
masking effect (bunyi yang menutupi pendengaran yang kurang jelas) atau
gangguan kejelasan suara. Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan cara
berteriak. Gangguan ini menyebabkan terganggunya pekerjaan, sampai pada
kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau tanda
bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung membahayakan keselamatan
seseorang.
4)
Gangguan Keseimbangan
Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan
kesan berjalan di ruangang kasa atau melayang, yang dapat menimbulkan gangguan
fisiologis berupa kepala pusing (vertigo) atau mual-mual.
5)
Efek pada pendengaran
Pengaruh utama dari bising pada kesehatan
adalah kerusakan pada indera pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan
efek ini telah diketahui dan diterima secara umum dari zaman dulu. Mula-mula
efek bising pada pendengaran adalah sementara dan pemuliahan terjadi secara
cepat sesudah pekerjaan di area bising dihentikan. Akan tetapi apabila bekerja
terus-menerus di area bising maka akan terjadi tuli menetap dan tidak dapat
normal kembali, biasanya dimulai pada frekuensi 4000 Hz dan kemudian makin
meluas kefrekuensi sekitarnya dan akhirnya mengenai frekuensi yang
biasanyadigunakan untuk percakapan.
2.3 Cara mengatasi
macam-macam masalah lingkungan
1.
Pencemaran
tanah
Ada
2 cara untuk penanganan pencemaran tanah
1) Remidiasi
Remediasi adalah kegiatan untuk
membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah,
yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site
adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah,
terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian
tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di
daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah
tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke
bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang
kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini
jauh lebih mahal dan rumit.
2) Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan
pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi
bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang
kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Tindakan pencegahan dan tindakan
penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai
cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang perlu ditanggulangi.
Pada umumnya langkah pencegahan adalah
berusaha untuk tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnyamengurangi
terjadinya bahan pencemar, langkah pencegahan itu antara lain:
a. Sampah
organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat
dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan
terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.
b. Sampah
senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh
mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat
terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan
pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah
pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong
menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
c. Pengolahan
terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari tanah,
sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses
pemurnian.
d. Penggunaan
pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan aturan
dan tidak sampai berlebihan.
e. Usahakan
membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat
dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
f. Sampah
zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumursumur atau tangki
dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya, baru dibuang ke
tempat yang jauh dari pemukiman, misal pulau karang, yang tidak berpenghuni
atau ke dasar lautan yang sangat dalam.
2.
Pencemaran
air
Upaya Menanggulangi Pencemaran Air. Pada
dasarnya ada lima cara yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan pencemaran
air, yaitu:
1. Sadar
akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau mengeksploitasi
sumber mata air agar tidak tercemar.
2. Tidak
membuang sampah ke sungai.
3. Mengurangi
intensitas limbah rumah tangga.
4. Melakukan
penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu dengan air
sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.
5. Pembuatan
sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak
tercemar.
Cara penanggulangan pencemaran air
lainnya adalah melakukan penanaman pohon. Pohon selain bisa mencegah longsor,
diakui mampu menyerap air dalam jumlah banyak. Itu sebabnya banyak bencana
banjir akibat penebangan pohon secara massal. Padahal, pohon merupakan penyerap
air paling efektif dan handal.
Bahkan, daerah resapan air pun dijadikan
pemukiman dan pusat wisata. Pohon sesungguhnya bisa menjadi sumber air sebab
dengan banyaknya pohon, semakin banyak pula sumber-sumber air potensial di
bawahnya. Dalam menyikapi permasalahan pencemaran air ini, Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat, menetapkan beberapa cara
penanggulangan pencemaran air yang bisa diterapkan oleh kita.
Beberapa
cara penanggulangan pencemaran air tersebut di antaranya sebagai berikut.
1. Program
Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan
a. Mengurangi
beban pencemaran badan air oleh industri dan domestik.
b. Mengurangi
beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri.
c. Mengawasi
pemanfaatan B3 dan pembuangan limbah B3.
d. Mengembangkan
produksi yang lebih bersih (cleaner production) dan EPCM (Environmental
Pollution Control Manager).
2. Program
Rehabilitasi dan Konservasi SDA dan Lingkungan Hidup
a. Mengoptimalkan
pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis.
b. Menanggulangi
kerusakan lahan bekas pertambangan, TPA, dan bencana.
c. Meningkatkan
konservasi air bawah tanah.
d. Rehabilitasi
dan konservasi keanekaragaman hayati.
3. Tindakan
yang Perlu Dilakukan oleh Masyarakat
a. Tidak
membuang sampah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll.
b. Tidak
menggunakan sungai atau danau untuk tempat mencuci truk, mobil dan sepeda motor
c. Tidak
menggunakan sungai atau danau untuk wahana memandikan ternak dan sebagai tempat
kakus
d. Tidak
minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu.
3.
Pencemaran
udara
Menimbang pada penyebab pencemaran udara
dan dampak yang ditimbulkannya, kita sebagai khalifah di muka bumi tentu perlu
untuk melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan pencemaran udara yang
terjadi agar keberlangsungan kehidupan dimuka bumi ini dapat tetap terjaga.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah dampak pencemaran udara
tersebut misalnya:
a. Dengan
membuat jalur hijau berupa penanaman pohon-pohon di kota-kota besar agar CO2 sebagai salah satu bahan pencemaran
udara dapat terserap kembali melalui daur oksigen dan fotosintesis.
b. Mengurangi
penggunaan minyak bumi dan bahan bakar fosil pada industri, pembangkit listrik,
dan rumah tangga untuk mengurangi jumlah limbah udara yang terlepas ke
atmosfer.
c. Memanfaatkan
energi alternatif yang ramah lingkungan, seperti biogas, energi surya, atau
energi panas bumi.
d. Melakukan
pengawasan lebih ketat di wilayah hutan yang rawan terbakar.
e. Melarang
warga membakar hutan saat melakukan land clearing lahan pertanian.
f. Tidak
melakukan percobaan nuklir secara masif untuk mengurangi pencemaran radioaktif.
4.
Pencemaran
suara
Cara
Menanggulangi Pencemaran Bunyi/Suara
1) Penggunan
alat peredam suara
Ada berbagai cara untuk mengurangi
pencemaran suara, salah satunya adalah
penggunaan alat peredam suara, kini banyak digunakan system kendali bising yang
aktif. Menurut Dr.Ir Bambang Riyanto Trilaksono MSc, peneliti dan dosen pada
Departemen Teknik Elektron, Institut Teknologi Bandung (ITB), secara
konvensional bising diredam dengan
memakai bahan-bahan peredam. Bahan tersebut ditempatkan di sekitar
sumber bising atau di dinding ruang yang intensitas bisingnya mau dikurangi.Selain
itu kini di perkantoran, hotel atau apartemen di kota – kota besar yang dekat
dengan lalu lintas utama atau dekat bandara yang dirasa lingkungannya mempunyai
kebisingan yang tidak bias ditolerir oleh pendengaran manusia, maka Direktur
Jendera Bina Marga sejak tahun 1999 mencanangkan bangunan peredam bising.
2) Pendidikan
Melalui pendidikan dapat memberikan
kesadaran serta membentuk sikap positif terhadap alam sekiar terutama dari
hal-hal yang sangat kecil.Melalui pendidikan mereka dapat mengetahui berbagai
pencemaran alam dari segi efek-efek negative terhadap lingkungan dan manusia.
3)
Tanggung jawab bersama
Pemerintah harus berperan dalam membuat
hokum untuk melindungi alam sekitar.Pengawasan
oleh pejabat lingkungan perlu ditingkatkan. Pengusaha pabrik harus
mendapatkan pengetahuan tentang berbagai bentuk pencemaran dan dampaknya
terhadap lingkungan sebelum memulai operasi pabriknya.Sehingga pemilik pabrik
dapat memasang alat peredam suara dalam setiap poduknya sehingga kebisingan
dapat diminimalisir.Terutama untuk pabrik kendaran, Pabrik kendaraan perlu
memikirkan produksi kendaraan yang mesinnya lebih senyap dan ramah lingkungan.
Selain itu, masyarakat juga harus
memperhatikan alat-alat yang dapat menimbulkan kebisingan, karena delapan puluh
persen penyebab pencemaran suara ini datangnya dari manusia sendiri. Terutama
peralatan rumah tangga, seperti tidak terlalu banyak memakai alat elektronik
yang menimbulkan suara bising, tidak berteriak dalam berbicara atau tidak
mendengarkan music dengan earphone dengan sangat keras, Karena secara tidak
langsung hal itu bias mengurangi kelelahan otak dalam mendengar.
4) Pameran
dan kampanye lingkungan
Mengadakan pameran secara berkala disetiap daerah tertentu perlu dilakukan dengan
mendistribusikan brosur tentang penyebab dan dampak pencemaran suara terhadap
lingkungan dan manusia. Selain itu, pemerintah perlu menunjukkan slide terkait
pencemaransuara agar dapat menyadarkan masyarakat dan mengajar masyarakat untuk
melindungi lingkungan.
5) Melalui
media massa
Penyiaran masalah terkait lingkungan
agar masyarakat peka dan berhati-hati untuk melindungi lingkungan dari
pencemaran. Di samping itu juga pihak media massa juga harus selalu menguptade
informasi tentang lingkungan terutama masalah pencemaran.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang kami bahas
tentang “Masalah-Masalah Lingkungan” :
·
Masalah lingkungan
adalah aspek negatif dari aktivitas manusia terhadap lingkungan biofisik.
Masalah lingkungan terbaru saat ini yang mendominasi mencakup perubahan iklim,
polusi, dan hilangnya sumber daya alam. Gerakan konservasi mengusahakan
proteksi terhadap spesies terancam dan proteksi terhadap habitat alami yang
bernilai secara ekologis.
·
Beberapa contoh
pencemaran yang banyak terjadi dalam kehidupan masyarakat antara lain sebagai
berikut : (1)Pencemaran tanah terjadi akibat pembuangan sampah limbah rumah
tangga, limbah parik, sisa oli dari bengkel kendaraan, dan pemakaian pupuk
kimia secara berlebihan. (2) pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya
mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan
manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu (3) Pencemaran
udara dapat terjadi karena asap yang berasal dari pabrik maupun kendaraan
bermotor yang banyak mengandung gas karbonmonoksida, karbondioksida, nitrat,
cianida, dan sulfat (4) Pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang
diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengganggu ketentraman makhluk hidup di
sekitarnya.Pencemaran suara biasanya diukur dalam satuan dB atau desibel.
3.2 Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini mengharapkan saran dan kritik
dari Dosen Mata Pengetahuan Lingkungan dengan pembahasan “Masalah-Masalah
Lingkungan” dan khusunya pembaca makalah ini demi penyempurnaan makalah ini.
BAB IV
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.ebiologi.com/2015/07/pencemaran-udara-pengertian-penyebab.html(Diakses
pada tanggal 2 April 2017)
https://www.scribd.com/doc/192010046/MAKALAH-PENCEMARAN-LINGKUNGAN-docx
(Diakses pada tanggal 2 April 2017)
http://www.academia.edu/12325116/MAKALAH_PENCEMARAN_LINGKUNGAN_HIDUP
(Diakses pada tanggal 2 April 2017)
https://gapra.files.wordpress.com/2009/01/makalah-pencemaran-terhadap-lingkungangapra.pdf
(Diakses pada tanggal 2 April 2017)
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197106041999031-IWAN_SETIAWAN/Pencemaran_dan_Kerusakan_Lingkungan.pdf
(Diakses pada tanggal 2 April 2017)
http://www.jurnal.lapan.go.id/index.php/berita_dirgantara/article/viewFile/687/605
(Diakses pada tanggal 2 April 2017)
No comments:
Post a Comment