MAKALAH
SISTEM SARAF DAN PENYAKIT STROKE
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tubuh manusia
merupakan suatu kesatuan dari berbagai sistem organ. Suatu sistem organ terdiri
dari berbagai organ tubuh atau alat-alat tubuh. Dalam melaksanakan kegiatan
fisiologinya diperlukan adanya hubungan atau kerjasama antara alat-alat tubuh
yang satu dengan yang lainnya. Agar kegiatan sistem-sistem organ yang tersusun
atas banyak alat itu berjalan dengan harmonis (serasi), maka diperlukan adanya
sistem pengendalian atau pengatur. Sistem pengendali itu disebut sebagai sistem
koordinasi (Lita, 2006).
Tubuh manusia
dikendalikan oleh sistem saraf, sistem indera, dan sistem endokrin. Pengaruh
sistem saraf yakni dapat mengambil sikap terhadap adanya perubahan keadaan
lingkungan yang merangsangnya. Semua kegiatan tubuh manusia dikendalikan dan
diatur oleh sistem saraf. Sebagai alat pengendali dan pengatur kegiatan
alat-alat tubuh, susunan saraf mempunyai kemampuan menerima rangsang dan
mengirimkan pesan-pesan rangsang atau impuls saraf ke pusat susunan saraf, dan
selanjutnya memberikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsang tersebut (Kus
Irianto, 2004)
Di Indonesia
sendiri, saat ini banyak sekali penyakit-penyakit atau gangguan yang menyangkut
tentang sistem saraf yang salah satunya adalah stroke. Stroke merupakan masalah
bagi negara-negara berkembang. Di dunia penyakit stroke meningkat seiring
dengan modernisasi. Di Amerika Serikat, stroke menjadi penyebab kematian yang
ketiga setelah penyakit jantung dan kanker. Diperkirakan ada 700.000 kasus
stroke di Amerika Serikat setiap tahunnya, dan 200.000 diantaranya dengan
serangan berulang. Menurut WHO, ada 15 juta populasi terserang stroke setiap
tahun di seluruh dunia dan terbanyak adalah usia tua dengan kematian rata-rata
setiap 10 tahun antara 55 dan 85 tahun. (Goldstein,dkk 2006; Kollen,dkk 2006;
Lyoyd-Jones dkk,2009).
Jumlah penderita
stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Stroke merupakan
penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Disamping itu,
stroke juga merupakan penyebab kecatatan. Sehingga keadaan tersebut menempatkan
stroke sebagai masalah kesehatan yang serius. Rendahnya kesadaran akan faktor
risiko stroke, kurang dikenalinya gejala stroke, belum optimalnya pelayanan
stroke dan ketaatan terhadap program terapi untuk pencegahan stroke ulang yang
rendah merupakan permasalahan yang muncul pada pelayanan stroke di Indonesia.
Keempat hal tersebut berkontribusi terhadap peningkatan kejadian stroke baru,
tingginya angka kematian akibat stroke, dan tingginya kejadian stroke ulang di
Indonesia (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2008).
Untuk itulah
makalah ini ditulis, diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi
terkait stroke dan bagaimana cara mengatasinya. Selain itu, makalah ini juga
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah anatomi fisiologi manusia.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa itu
stroke?
2. Apa
faktor-faktor yang menyebabkan sesorang bisa mengalami stroke?
3. Bagaimana
kaitan antara sistem saraf dengan penyakit stroke?
4. Bagaimana
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini dalam upaya mencegah dan mengobati penyakit
stroke?
5. Apakah
stroke dapat disembuhkan?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui penjelasan menganai penyakit stroke secara jelas.
2. Untuk
memahami faktor-faktor yang menyebabkan sesorang bisa mengalami stroke.
3. Untuk mengetahui
kaitan antara sistem saraf dengan penyakit stroke.
4. Untuk
mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini dalam upaya mencegah dan mengobati penyakit
stroke.
5. Untuk
memahami apakah stroke dapat disembuhkan.
BAB II.PEBAHASAN
2.1 Stroke
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terputus akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah, sehingga terjadi kematian sel-sel pada sebagian area di otak. Stroke adalah kondisi kesehatan yang serius yang membutuhkan penanganan cepat. Ketika pasokan darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak terputus, maka sel-sel otak akan mulai mati. Karena itu semakin cepat penderita ditangani, kerusakan yang terjadi pun semakin kecil bahkan kematian bisa dihindari.
a. Gejala stroke
Cara bicara penderita tidak jelas atau kacau, bahkan
ada juga penderita yang tidak bisa bicara sama sekali walau mereka terlihat
sadar
2.
Mata
dan mulut pada salah satu sisi wajah penderita terlihat turun
3.
Lengan
si penderita mengalami kelumpuhan saat terserang stroke, karena itu mereka
tidak mampu mengangkat salah satu atau bahkan kedua lengannya
b. Stroke menurut jenisnya
1. Stroke Ishemic
Adalah penyakit stroke yang disebabkan karena pembuluh darah
di otak mengalami penyumbatan.
Penyumbatan ini sendiri dapat diakibatkan karena faktor pola hidup
termasuk pola makan yang tidak sehat dan tidak baik. Stroke ini masih dibagi
lagi menajdi tiga, yaitu :
a.Stroke trombotik
Pada stroke trombotik, oklusi disebabkan karena adanya
penyumbatan lumen pembuluh darah otak karena thrombus yang makin lama makin
menebal, sehingga aliran darah menjadi tidak lancer. Penurunan aliran arah ini
menyebabakan iskemi yang akan berlanjut menjadi infark. Dalam waktu 72 jam
daerah tersebut akan mengalami edema dan lama kelamaan akan terjadi nekrosis.
Lokasi yang tersering pada stroke trombosis adalah di percabangan arteri
carotis besar dan arteri vertebra yang berhubungan dengan arteri basiler. Onset
stroke trombotik biasanya berjalan lambat.
b. Stroke
emboli
Terjadi karena adanya emboli yang lepas dari bagian tubuh
lain sampai ke arteri carotis, emboli tersebut terjebak di pembuluh darah otak
yang lebih kecil dan biasanya pada daerah percabangan lumen yang menyempit,
yaitu arteri carotis di bagian tengah atau Middle Carotid Artery ( MCA ).
Dengan adanya sumbatan oleh emboli akan menyebabkan iskemi.
Emboli dapat menyebabkan penyumbatan pada satu
atau lebih pembuluh darah. Emboli tersebut akan mengandung endapan kolesterol,
agregasi trombosit dan fibrin. Emboli akan lisis, pecah atau tetap utuh dan
menyumbat pembuluh darah sebelah distal, tergantung pada ukuran, komposisi,
konsistensi dan umur plak tersebut, dan juga tergantung pada pola dan kecepatan
aliran darah.
Sumbatan pada pembuluh darah tersebut (terutama pembuluh
darah di otak) akan meyebabkan matinya jaringan otak, dimana kelainan ini
tergantung pada adanya pembuluh darah yang adekuat. Otak yang hanya merupakan
2% dari berat badan total, menerima perdarahan 15% dari cardiac output dan
memerlukan 20% oksigen yang diperlukan tubuh manusia, sebagai energi yang
diperlukan untuk menjalankan kegiatan neuronal. Energi yang diperlukan berasal
dari metabolisme glukosa, yang disimpan di otak dalam bentuk glukosa atau
glikogen untuk persediaan pemakaian selama 1 menit, dan memerlukan oksigen
untuk metabolisme tersebut, lebih dari 30 detik gambaran EEG akan mendatar,
dalam 2 menit aktifitas jaringan otak berhenti, dalam 5 menit maka kerusakan
jaringan otak dimulai, dan lebih dari 9 menit, manusia akan meninggal
. Bila aliran darah jaringan otak berhenti maka oksigen dan
glukosa yang diperlukan untuk pembentukan ATP akan menurun, akan terjadi
penurunan Na-K ATP ase, sehingga membran potensial akan menurun. K+ berpindah
ke ruang CES sementara ion Na dan Ca berkumpul di dalam sel. Hal ini
menyebabkan permukaan sel menjadi lebih negatif sehingga terjadi membran
depolarisasi. Saat awal depolarisasi membran sel masih reversibel, tetapi bila
menetap terjadi perubahan struktural ruang menyebabkan kematian jaringan otak.
Keadaan ini terjadi segera apabila perfusi menurun dibawah ambang batas
kematian jaringan, yaitu bila aliran darah berkurang hingga dibawah 0,10 ml/100
gr.menit.
Akibat kekurangan oksigen terjadi asidosis yang menyebabkan
gangguan fungsi enzim-enzim, karena tingginya ion H. Selanjutnya asidosis
menimbulkan edema serebral yang ditandai pembengkakan sel, terutama jaringan
glia, dan berakibat terhadap mikrosirkulasi. Oleh karena itu terjadi
peningkatan resistensi vaskuler dan ekmudian penurunan dari tekanan perfusi sehingga
terjadi perluasan daerah iskemik. Peranan ion Ca pada sejumlah proses intra dan
ekstra seluler pada keadaan ini sudah makin jelas, dan hal ini menjadi dasar
teori untuk mengurangi perluasan daerah iskemi dengan mengatur masuknya ion Ca.
c. Stroke akibat adanya edema serebral
Komplikasi lebih lanjut dari iskemia serebral adalah edema
serbral. Kejadian ini terjadi akibat peningkatan jumlah cairan dalam jaringan
otak sebagai akibat pengaruh dari kerusakan lokal atau sistemis. Segera setelah
terjadi iskemia timbul edema serbral sitotoksik. Akibat dari osmosis sel cairan
berpindah dari ruang ekstraseluler bersama dengan kandungan makromolekulnya.
Mekanisme ini diikuti dengan pompa Na/K dalam membran sel dimana transpor Na
dan air kembali keluar ke dalam ruang ekstra seluler.
Pada keadaan iskemia, mekanisme ini terganggu danneuron
menjadi bengkak. Edema sitotoksik adalah suatu intraseluler edema. Apabila
iskemia menetap untuk waktu yang lama, edema vasogenic dapat memperbesar edema
sitotoksik. Hal ini terjadi akibat kerusakan dari sawar darah otak, dimana
cairan plasma akan mengalir ke jaringan otak dan ke dalam ruang ekstraseluler
sepanjang serabut saraf dalam substansia alba sehingga terjadi
pengumpalancairan. Sehingga vasogenik edema serbral merupakan suatu edema
ekstraseluler.
Pada stadium lanjut vasigenic edema serebral tampak sebagai
gambaran fingerlike pada substansia alba. Pada stadium awal edema sitotoksik
serbral ditemukan pembengkakan pada daerah disekitar arteri yang terkena. Hal
ini menarik bahwa gangguan sawar darah otak berhungan dengan meningkatnya
resiko perdarahan sekunder setelah rekanalisasi (disebut juga trauma
reperfusy). Edema serbral yang luas setelah terjadinya iskemia dapat berupa
space occupying lesion.
Peningkatan tekanan tinggi intrakranial yang menyebabkan
hilngnya kemampuan untuk menjaga keseimbangan cairan didalam otak akan
menyebabkan penekanan sistem ventrikel, sehingga cairan serebrospinalis akan
berkurang. Bila hal ini berlanjut,maka akan terjadi herniasi kesegala arah, dan
menyebabkan hidrosephalus obstruktif. Akhirnya dapat menyebabkan iskemia global
dan kematian otak.
Dapat disimpulkan bahwa stroke memiliki proses patologis yang
sama namun memiliki faktor risiko, gejela, dan etiologi yang bermacam-macam.
2. Stroke Hemoragic
Adalah penyakit stroke yang disebabkan karena pembuluh darah di otak pecah baik karena faktor
penuaan sehingga rapuh ataupun hipertensi sehingga saraf menjadi rusak sehingga
mengganggu kinerja saraf yang berhubungan dengan motorik.
c. Penyakit stroke di Indonesia
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013,
terdapat sekitar 12 penderita stroke per 1000
penduduk Indonesia. Stroke juga merupakan penyakit pembunuh nomor satu di
Indonesia.
Orang-orang yang usianya lebih dari 65 tahun paling
berisiko terkena stroke. Namun dua puluh lima persen stroke terjadi pada
orang-orang yang berusia di bawah 65 tahun, termasuk anak-anak.
Orang-orang
yang merokok, kurang olah raga, dan memiliki pola makan yang buruk juga rentan
terhadap stoke. Selain itu orang-orang yang sirkulasi darahnya terganggu akibat tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, detak jantung tidak teratur atau fibrilasi atrium,
dan diabetes, juga lebih rentan terhadap stroke.
d. Diagnosis stroke
Stroke
umumnya didiagnosis melalui tanda-tanda fisik, serta
melalui foto atau pencitraan otak. Pencitraan otak gunanya untuk menentukan
apakah stroke disebabkan oleh arteri yang tersumbat atau pembuluh darah yang
pecah, adanya risiko serangan stroke iskemik, bagian otak mana yang terserang,
dan seberapa parah stroke tersebut.
e. Metode pengobatan stroke
Pengobatan stroke tergantung
dari jenisnya, stroke iskemik atau hemoragik. Pengobatan juga disesuaikan pada
area otak mana stroke terjadi. Pada umumnya stroke diobati dengan obat-obatan,
termasuk obat pencegahan untuk menurunkan tekanan darah, menurunkan tingkat
kolesterol, dan menghilangkan pembekuan darah. Dalam beberapa kasus, operasi
diperlukan untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh stroke hemoragik
atau menghilangkan lemak di arteri.
f. Dampak stroke terhadap kehidupan penderitanya
Stroke
dapat berdampak pada kehidupan dan kesejahteraan dalam berbagai aspek. Proses
rehabilitasinya spesifik dan tergantung pada gejala yang Anda alami dan
seberapa parah gejala tersebut. Sejumlah ahli dan spesialis bisa membantu.
Diantaranya adalah, psikolog, ahli terapi okupasi, ahli terapi bicara, perawat
dan dokter spesialis, serta fisioterapi.
Kerusakan
akibat stroke bisa meluas dan berlangsung lama. Sebelum pulih seperti sedia kala, penderita harus melakukan
rehabilitasi dalam periode panjang. Namun sebagian besar dari mereka tidak akan
pernah pulih sepenuhnya.
g. Komplikasi stroke
Stroke
dapat menyebabkan munculnya berbagai komplikasi, dan beberapa diantaranya dapat
membahayakan nyawa si penderita. Contoh dari komplikasi tersebut diantaranya
adalah hidrosefalus atau tingginya produksi cairan
serebrospinal, disfagia atau kesulitan menelan, dan trombosis
vena dalam atau penggumpalan darah pada kaki.
2.2 Faktor Penyebab Stroke
Menurut
sebuah jurnal yang ditulis oleh Sylvia Saraswati (2009) membagi faktor risiko
dari penyebab stroke yang dibedakan menjadi 2 bagian, yakni faktor risiko yang
dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi.
a. Faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi
1. Usia
Dari
berbagai penelitian, diketahui bahwa suai semakin tua semakin besar pula risiko
terkena stroke. Hal ini berkaitan dengan proses degenerasi (penuaan) yang
terjadi secara alamiah. pada orang-orang lanjut usia, pembuluh darah lebih kaku
karena adanya plak.
2. Jenis kelamin
Laki-laki
memiliki risiko lebih besar untuk terkena stroke dibanding perempuan. Hal ini
mungkin terkait bahwa laki-laki cenderung merokok. Rokok, dapat merusak lapisan
dari pembuluh darah tubuh.
3. Hereditas
Terkait
dengan riwayat stroke di keluarga, orang dengan riwayat stroke pada keluarga
memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena penyakit stroke dibanding orang
yang tanpa riwayat stroke pada keluarganya.
4. Ras atau Etnis
Dari
berbagai penelitian, ditemukan bahwa ras kulit putih memiliki peluang yang
lebih besar untuk terkena stroke dibanding ras kulit hitam.
b. Faktor risiko yang dapat
dimodifikasi
1. Hipertensi
Orang
yang tekanan darahnya tinggi mempunyai peluang besar untuk mengalami stroke.
Bahkan, ini merupakan penyebab terbesar dari stroke. Alasannya, dalam
hipertensi dapat terjadi gangguan aliran darah tubuh yaitu diameter pembuluh
darah kelak akan mengecil sehingga darah yang mengalir ke otak pun akan
berkurang, dengan pengurangan aliran darah otak (ADO), maka otak akan
kekurangan suplai oksigen dan glukosa sehingga jaringan otak lama-lama akan
mati.
2. Penyakit jantung
Penyakit
jantung seperti jantung koroner dan infark miokard (kematian otot jantung, bisa
menjadi faktor terbesar pneyebab stroke). Seperti yang kita ketahui bahwa pusat
dari aliran darah di tubuh terletak di jantung. Jika pusat pengaturan darah
mengalami kerusakan, maka aliran darah tubuh mengalami gangguan, termasuk
aliran darah menuju otak. Gangguan aliran darah itu bisa mematikan jaringan
otak secara mendadak ataupun bertahap.
3. Diabetes Mellitus
Diabetes
Mellitus atau kencing manis memiliki risiko mengalami stroke. Hal ini terkait
dengan pembuluh darah penderita diabetes yang umumnya lebih kaku (tidak
lentur). Adanya peningkatan ataupun penurunan kadar glukosa darah secara
tiba-tiba juga dapat menyebabkan kematian otak.
4. Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia
merupakan keadaan ketika kadar kolesterol di dalam darah berlebih. LDL yang
berlebih akan mengakibatkan terbentuknya plak pada pembuluh darah yang lama
kelamaan akan semakin banyak dan menumpuk sehingga menganggu aliran darah.
5. Obesitas
Kegemukan
merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke. Hal tersebut terkait
dengan tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam darah pada orang dengan
obesitas, yaitu biasanya kadar LDL lebih tinggi dibanding kadar HDL.
6. Merokok
Dari
hasil berbagai penelitian diketahui bahwa orang-orang yang merokok ternyata
memiliki kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi dibanding orang yang tidak
merokok. Peningkatan kadar fibrinogen ini dapat mempermudah terjadinya
penebalan pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan kaku.
Dengan demikian, dapat menyebabkan gangguan aliran darah.
2.3 Kaitan antara sistem saraf dan
stroke
A.
Sistem Saraf
1.
Pengertian sistem saraf
Sistem
saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling
berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan
mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya.
Sistem
tubuh yang pentng ini juga mengatur kebanyakan aktivitas system-system tubuh
lainnya, karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara
berbagai system tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang
harmonis. Jaringan saraf terdiri
Neuroglia dan Sel schwan (sel-sel penyokong) serta Neuron (sel-sel saraf).
Kedua jenis sel tersebut demikian erat berkaitan dan terintegrasi satu sama
lainnya sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit.
2.
Fungsi
Sistem Saraf
Sebagai alat pengatur dan
pengendali alat-alat tubuh, maka sistem saraf mempunyai 3 fungsi utama yaitu :
·
Sebagai
Alat Komunikasi
Sebagai alat komunikasi antara tubuh
dengan dunia luar, hal ini dilakukan oleh alat indera, yang meliputi : mata,
hidung, telinga, kulit dan lidah
·
Sebagai
Alat Pengendali
Sebagai pengendali atau pengatur kerja
alat-alat tubuh, sehingga dapat bekerja serasi sesuai dengan fungsinya.
·
Sebagai
Pusat Pengendali Tanggapan
Saraf merupakan pusat pengendali atau
reaksi tubuh terhadap perubahan atau reaksi tubuh terhadap perubahan keadaan
sekitar.
3.
Bagian-bagian
sel saraf
Sel saraf
tersusun atas beberapa bagian utama dan beberapa bagian pendukung, yaitu :
·
Neuron
Neuron Adalah unit fungsional sistem
saraf yang terdiri dari badan sel, dendrit dan akson. Berdasarkan Fungsi dan
Arah transmisi Impulsnya, neuron diklasifikasi menjadi neuron sensorik (aferen), neuron motorik dan neuron
konektor.
a. Badan
Sel (The Cell Body)
Badan sel disembut juga soma (badan). Walaupun
sangat beragam ukuran diameternya yaitu dari 5 sampai 140 μm, namun semua sel
saraf hanya memiliki satu inti sel yang dikelilingi oleh sitoplasma. Kandungan
sitoplasma pada sel saraf tidak berbeda dengan sel-sel lain pada umumnya. Badan
sel merupakantempat proses dari impuls yang diterima oleh ujung-ujung saraf.
Badan sel banyak terletak di Sistem Saraf Pusat. Namun badan sel yang disebut
ganglia (tunggal:ganglion) terletak disepanjang sistem saraf tepi.
b. Dendrit
Kebanyakan dari sel saraf memiliki banyak dendrit
yang merupakan perpanjangan atau percabangan dari badan sel. Dendrit seperti
halnya ranting pada pohon yang merupakan percabangan dari dahan pohon.
Organel-organel yang terdapat pada badan sel juga terdapat di dalam dendrit.
Dendrit berfungsi sebagai penerima rangsang, memperluas area untuk menerima
sinyal dari sel saraf lain. Dendrit juga berfungsi untuk menghantarkan sinyal
ke badan sel.
c.
Akson
Setiap sel saraf hanya memiliki satu akson yang memanjang
dari daerah berbentuk kerucut pada badan sel. Akson diselubungi oleh selubung
myelin. Akson berfungsi untuk mengantarkan rangsang dari atau ke badang sel.
·
Sel Neuroglia dan sel schwan
Neuroglia
(berasal dari nerve glue) mengandung berbagai macam sel yang secara keseluruhan
menyokong, melindungi, dan sumber nutrisi sel saraf pada otak dan medulla
spinalis, sedangkan sel Schwann merupakan pelindung dan penyokong neuron-neuron
diluar sistem saraf pusat.
·
Selaput Myelin
Myelin
ini berfungsi dalam mempercepat penjalaran impuls dari transmisi di sepanjang
serabut yang tak bermyelin karena impuls berjalan dengan cara “meloncat”
4.
Neurotransitter
Merupakan zat kimia yang disintesis dalam
neuron dan disimpan dalam gelembung sinaptik pada ujung akson. Neurotransmitter
merupakan cara komunikasi antar neuron, setiap neuron melepaskan satu
transmitter. Zat-zat kimia ini menyebabkan perubahan permeabilitas sel neuron,
sehingga neuron dapat menyalurkan impuls.
5.
Synaps
Synaps
merupakan tempat dimana neuron mengadakan kontak dengan neuron lain atau dengan
organ-organ efektor, dan merupakan satu-satunya tempat dimana suatu impuls
dapat lewat dari suatu neuron ke neuron lainnya atau efektor.
6.
Impuls
Saraf
Impuls
yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan
terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai
berikut.
·
Gerak sadar
Gerak
sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau
disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang
panjang. Contohnya adalah
sebagai berikut.
Impuls
> Reseptor > Saraf Sensorik > Otak > Saraf Motorik > Efektor
(Otot)
·
Gerak refleks
Gerak
refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang
menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan tidak
melewati otak.. Contoh gerak refleks adalah sebagai berikut. Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu, gerakan menutup kelopak mata dengan
cepat jika ada benda asing yang masuk ke mata, dan gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.
7. Klasifikasi sistem saraf
Sistem
saraf manusia dibagi menjadi dua, yaitu saraf pusat dan saraf tepi.
a.
Sistem
Saraf Pusat
Sistem saraf
pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada tubuh, baik
gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi penggerak
sistem saraf pusat adalah otak dan
sumsum tulang belakang.
·
Otak
Pengolahan
informasi di otak dilakukan pada bagian-bagian khusus sesuai dengan area
penerjemahan neuron sensorik. Permukaan otak tidak rata, tetapi berlekuk-lekuk
sebagai pengembangan neuron yang berada di dalamnya. Semakin berkembang otak
seseorang, semakin banyak lekukannya. Lekukan yang berarah ke dalam (lembah)
disebut sulkus dan lekukan yang berarah ke atas (gunungan) dinamakan girus.
Otak
mendapatkan impuls dari sumsum tulang belakang dan 12 pasang saraf kranial.
Setiap saraf tersebut akan bermuara di bagian otak yang khusus. Otak manusia
dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak
belakang.
·
Medulla
Spinalis (Sumsum Tulang Belakang)
Sumsum tulang belakang
(medulla spinalis) merupakan perpanjangan dari sistem saraf pusat.
Seperti halnya dengan sistem saraf pusat yang dilindungi oleh tengkorak kepala
yang keras, sumsum tulang belakang juga dilindungi oleh ruas-ruas tulang
belakang. Sumsum tulang belakang memanjang dari pangkal leher, hingga ke
selangkangan. Bila sumsum tulang belakang ini mengalami cidera ditempat
tertentu, maka akan mempengaruhi sistem saraf disekitarnya, bahkan bisa
menyebabkan kelumpuhan di area bagian bawah tubuh, seperti anggota gerak bawah
(kaki).
Secara anatomis, sumsum tulang belakang merupakan kumpulan sistem saraf yang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang atau biasa disebut medulla spinalis ini, merupakan kumpulan sistem saraf dari dan ke otak.
b. Sistem Saraf Tepi
Susunan saraf
tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf sumsum tulang belakang
(spinal). Sistem saraf tepi dibagi menjadi dua, berdasarkan cara kerjanya,
yaitu sebagai berikut.
·
Sistem
Saraf Sadar
Sistem saraf
sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika anda makan,
menulis, berbicara, maka saraf inilah yang mengkoordinirnya. Saraf ini meneruskan
impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls dari sistem
saraf pusat ke semua otot kerangka tubuh.
·
Sistem
Saraf Tak Sadar (Otonom)
Sistem saraf ini
bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di bawah kehendak saraf
pusat. Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung, perubahan pupil mata,
gerak alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain. Kerja saraf otonom
ternyata sedikit banyak dipengaruhi oleh hipotalamus di otak.
B.
Stroke
dan Sistem Saraf
Dalam
kondisi normal, aliran darah otak orang dewasa adalah 50-60 ml/100 gram. Berat
otak normal rata-rata dewasa adalah 1300-1400 gram. Pada keadaan demikian,
kecepatan otak untuk metabolisme oksigen kurang lebih 3,5 ml/100gr. Bila aliran
darah otak turun menjadi 20-25 ml/100 gr akan terjadi kompensasi berupa
peningkatan ekstraksi oksigen ke jarinagn otak sehingga fungsi-fungsi sel saraf
dapat dipertahankan. 3
Proses
patofisiologi stroke ishemic salah satunya, selain kompleks dan melibatkan
patofisiologi permeabilitas sawar darah otak, juga menyebabkan kerusakan neural
yang mengakibatkan akumulasi glutamat di ruang ekstraseluler, sehingga kadar
intraseluler akan meningkat melalui transport glutamat, dan akan menyebabkan
ketidakseimbangan ion natrium yang menembus membran. Secara umum patofisiologi
stroke iskemik meliputi dua proses yang terkait, yaitu:
1. Perubahan
Fisiologi pada Aliran Darah Otak
Adanya sumbatan
pembuluh darah akan menyebabkan otak mengalami kekurangan nutrisi penting
seperti oksigen dan glukosa, sehingga daerah pusat yang diperdarahi oleh
pembuluh darah tersebut akan mengalami iskemik sampai infark. Pada otak yang
mengalami iskemik, terdapat gradien yang terdiri dari “ischemic core” (inti
iskemik) dan “penumbra” (terletak di sekeliling iskemik core).
Pada daerah
ischemic core, sel mengalami nekrosis sebagai akibat dari kegagalan energi yang
merusak dinding beserta isinya sehingga sel akan mengalami lisis. Sedangkan
daerah di sekelilingnya, dengan adanya sirkulasi kolateral maka sel-sel belum
mati, tetapi metabolisme oksidatif dan proses depolarisasi neuronal oleh pompa
ion akan berkurang. Daerah ini disebut sebagai “penumbra iskemik".
Bila proses
tersebut berlangsung terus menerus, maka sel tidak lagi dapat mempertahankan
integritasnya sehingga akan terjadi kematian sel yang secara akut timbul
melalui proses apoptosis.
Daerah penumbra
berkaitan erat dengan penanganan stroke, dimana terdapat periode yang dikenal
sebagai “window therapy”, yaitu 6 jam setelah awitan. Bila ditangani dengan
baik dan tepat, maka daerah penumbra akan dapat diselamatkan sehingga infark
tidak bertambah luas.
2. Perubahan
Kimiawi yang Terjadi pada Sel Otak akibat Iskemik
Pengurangan
terus menerus ATP yang diperlukan untuk metabolisme sel. Bila aliran darah dan
ATP tidak segera dipulihkan maka akan mengakibatkan kematian sel otak. Otak
hanya bertahan tanpa penambahan ATP baru selama beberapa menit saja.
Berkurangnya
aliran darah ke otak sebesar 10-15cc/100gr akan mengakibatkan kekurangan
glukosa dan oksigen sehingga proses metabolisme oksidatif terganggu. Keadaaan
ini menyebabkan penimbunan asam laktat sebagai hasil metabolisme anaerob,
sehingga akan mempercepat proses kerusakan otak.
Terganggunya
keseimbangan asam basa dan rusaknya pompa ion karena kurang tersedianya energi
yang diperlukan untuk menjalankan pompa ion. Gagalnya pompa ion akan
menyebabakan depolarisasi anoksik disertai penimbunan glutamat dan aspartat.
Akibat dari depolarisasi anoksik ini adalah keluarnya kalium disertai masuknya
natrium dan kalsium. Masuknyaa natrium dan kalsium akan diikuti oleh air,
sehingga menimbulkan edema dan kerusakan sel
Otak membtuhkan
oksigen yang jumlahnya sangat banyak dan terus menerus yang dalam hal ini
diperankan oleh mekanisme respirasi yang
mencukupi. Selain itu, glokosa dalam hal ini sangat penting karena berfungsi
mengatur homeostasis otak.
2.4 Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi saat ini dalam Upaya Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Stroke
A.
Stem Cell
Terapi Biologis Memberikan Hasil Pengobatan Ganda: Membangun Kembali
Neurologis dan Mengantisipasi Kambuhnya Stroke. Menurut Dr Arief Budi Witarto,
peneliti bioteknologi dari LIPI, pemanfaatan stem cell dalam pengobatan stroke
sangat memungkinkan, karena teknologi stem cell mempunyai kemampuan untuk
merubah menjadi berbagai jenis sel sehingga dapat berfungsi menggantikan sel
yang rusak.
Manfaat Stem Cell:
a.
Memperbaiki, Meregenerasi Sel Neurologis, Membangun Kembali Sirkuit Saraf,
Meningkatkan Fungsi Otak
Stem sel adalah sejenis sel alami yang
mempunyai potensi untuk berdiferensiasi menjadi sel neurologis. Stem sel dalam
otak, berdiferensiasi dan meregenerasi menjadi sel neurologis dalam jumlah besar
dan faktor neurotropik, dalam satu sisi akan meningkatkan sel neurologis sehat
dalam otak, pada sisi lainnya juga dapat memperbaiki sel neurologis yang
mengalami kerusakan, membangun kembali sirkuit saraf, meningkatakn fungsi otak.
b.
Membentuk Kembali Pembuluh Darah Sehat, Mengantisipasi Kambuhnya Stroke
Stem sel yang masuk ke dalam otak melalui
transplantasi akan memproduksi sitokin, sehingga dapat merangsang pembaruan
pembuluh darah yang sudah tua dan rusak, sama seperti memasang sebuah pembuluh
darah sehat yang baru di dalam otak, sehingga meningkatkan kondisi penyumbatan
pembuluh darah, dapat mengantisipasi kambuhnya penyakit stroke.
c. Stem sel langsung masuk ke otak,
ditargetkan untuk meningkatkan efektivitas.
Jika stem sel tidak bisa langsung sampai di
bagian sakit otak, maka hasilnya tidak signifikan. Guangzhou Meyo Stem Cell
Hospital memanfaatkan transplantasi pungsi lumbal, stem sel melalui cairan
tulang belakang otak sampai di bagian penyakit, langsung meregenerasi serta
memperbaiki sel neurologis, sel otak, mencapai tujuan mengobati penyakit
stroke.
Cara Kerja Stem Cell:
Sebelum dimasukkan ke dalam tubuh pasien, stem cell akan di berikan anti
penolakan, induksi, menjaga stabilitas dan serangkaian tes keamanan, dan bahkan
secara klinis menunjukkan bahwa terapi stem cell memiliki efek untuk pasien
stroke sebagai berikut :
a.
Kondisi pasien pendarahan otak sequel membaik;
b.
Pasien dengan gejala serebral infark sequel membaik;
c.
banyak pasien sudah tidak perlu menggunakan tongkat ,untuk dapat berjalan
sendiri;
d.
banyak pasien stroke pada kualitas tidur, keadaan mental, asupan makanan,
dll mengalami perbaikan yang cukup drastis;
e.
Setelah menjalani pengobatan selama dua bulan,beberapa kecerdasan pasien
stroke mengalami perbaikan.
B.
Terapi Otak Stroke Movement
Recovery
Teknologi terbaru untuk menyembuhkan
stroke ini menggunakan metode yang berbeda dengan pengobatan stroke lainnya.
Teknologi ini menggunakan metode audio terapi dengan media brainwave atau
stimulus gelombang otak. Stimulus inilah yang akan menstimulasi sel-sel dan
jaringan otak untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi sehingga mampu mengobati
dan mempercepat penyembuhan stroke.
Teknologi ini dirancang berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Helsinki University dengan melibatkan 60
relawan yang baru saja mengalami stroke pada pembuluh darah (arteri serebri) di
belahan kanan dan kiri otak. Dimana stroke ini mengakibatkan terganggunya
kemampuan motorik, bicara dan sejumlah fungsi kognitif lainnya. Para relawan
kemudian dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok mendengarkan musik yang
dirancang secara khusus setiap hari, sedangkan kelompok lainnya tidak
mendengarkan musik apapun.
Hasil penelitian menunjukkan setelah
tiga bulan penggunaan, kelompok pendengar musik menunjukkan peningkatan 60%
pada ingatan verbal mereka, dan 17% untuk kemampuan memusatkan perhatian. Hal
inilah yang mendasari terciptanya teknologi untuk menyembuhkan stroke ini.
Teknologi terbaru untuk menyembuhkan
stroke ini juga dirancang berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan selama
bertahun-tahun dengan mengkaji berbagai referensi para ahli. Dan teknologi ini
terbukti mampu menyembuhkan dan mempercepat penyembuhan stroke.
Teknologi terbaru untuk menyembuhkan
stroke ini dinamakan dengan Terapi Otak Stroke Movement Recovery. Terapi ini
telah memberikan harapan bagi banyak orang untuk sembuh dari stroke yang
dideritanya.
2.5 Penyakit Stroke Bisa Disembuhkan
Stroke merupakan suatu keadaan dimana
terjadi kerusakan di suatu bagian otak, yang disebabkan tergangguannya aliran
darah. Stroke ini dapat menimbulkan hilangnya fungsi dari bagian tubuh yang
dikontrol oleh bagian otak yang rusak. Pada umumnya stroke jarang mengenai
orang yang usianya dibawah 60 tahun, tetapi akan meningkat setelah usia
tersebut.
Prediksi penyembuhan stroke bisa
dilihat dari gejala dan tanda-tanda stroke yang dialami pasien. Jika perbaikan
kesehatannya menampakkan kemajuan pesat, maka kemungkinan besar pasien akan
pulih sempurna. Namun jika selama sekitar dua minggu masih menderita gejala
berat, maka pasien perlu dirawat di rumah sakit lebih lama, apalagi jika pasien
dalam keadaan tidak sadar/koma, tentu penyembuhan sulit dan tidak mungkin
sembuh sempurna. Paling tidak, penyembuhan total atau sebagian akan memakan
waktu lama.
Mengobati stroke terutama yang parah,
sungguh sangat sulit. Sumbatan atau perdarahan yang terjadi harus segera
ditanggulangi, padahal menangani pembuluh darah otak jauh lebih sulit dibanding
menangani pembuluh darah di bagian tubuh lainnya.
Kerusakan saraf yang telah terjadi
jika penderita tidak segera dibawa ke dokter, bisa berakibat semakin sulit
disembuhkan. Misalnya pasien mengalami kelumpuhan dan gangguan kemampuan
bicara, tentu tidak langsung bisa pulih, harus menjalani latihan ADL (activity
of daily living alias aktivitas sehari-hari) selain fisioterapi di rumah sakit.
Bahkan kerusakan saraf otak bisa menetap sehingga akibat stroke pun tidak bisa
disembuhkan. Jika pulih pun akan memakan waktu sangat lama, bisa berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun. Dibutuhkan serangkaian fisioterapi oleh dokter ahli
rehabilitasi medik dan latihan ADL di rumah.
Selain pengobatan fisik, pasien juga
harus dirawat secara kejiwaan karena dapat dipastikan mengalami stres yang
parah disebabkan kehilangan kemampuan gerak.
Di Indonesia diperkirakan ada sekitar
500.000 pasien baru stroke setiap tahunnya. Sekitar 25% di antaranya meninggal,
dan sisanya menderita cacat ringan maupun cacat berat. Dengan kesabaran dan
minum obat-obatan yang diberikan dokter, kontrol ke dokter secara teratur, dan
melakukan fisioterapi, maka penderita diharapkan bisa pulih meski mungkin tidak
seratus persen, tetapi minimal mampu mandiri tidak bergantung pada bantuan
orang lain.
Tingkat kesembuhan sebetulnya lebih
dipengaruhi sikap dan cara berpikir ketimbang faktor fisik. Namun secara
logika, penderita usia muda lebih cepat sembuh dan berpotensi sembuh lebih baik
dibanding penderita usia tua. Selain itu, tingkat keparahan serangan juga
merupakan faktor yang menentukan untuk penyembuhan stroke.
Pemulihan stroke, selain dengan obat
medis untuk mengontrol faktor risiko stroke, juga dibutuhkan fisioterapi untuk
melatih otot yang mengalami kelemahan. Fisioterapi dimulai setelah kondisi
kesehatan penderita stabil dan berlangsung selama beberapa bulan bahkan
bertahun-tahun. Beberapa faktor yang mendukung penyembuhan penderita stroke :
·
Jenis stroke dan seberapa luas lesi yang terlibat
·
Penaganan awal stroke oleh dokter
·
Kontrol faktor risiko stroke, seperti obesitas, merokok, gangguan profil
lipid, kadar gula darah tinggi, tekanan darah tinggi, dan sebagainya
·
Fisioterapi
·
Dukungan keluarga
Hanya satu kunci yang diperlukan
dalam merawat pasien stroke di rumah sampai sembuh total, yaitu kesabaran yang
luar biasa. Karena dengan kesabaran yang kadarnya biasa belum tentu bisa
memberikan perawatan yang baik.
Cara mengobati dan perawatan pasien
stroke sampai sembuh total sembuh total:
1.
Perawatan pasien stroke sebaiknya dilakukan lebih dari satu, agar pekerjaan
dapat dibagi-bagi.
2.
Pilihlah kamar yang dekat dengan kamar mandi, ruang makan, atau dapur.
3.
Aturlah perabotan atau peralatan yang mudah digunakan penderita.
4.
Pastikan tinggi ranjang sesuai dengan kegiatan perawatan sehari-hari dan
menggunakan lapisan anti bocor diantara kasur dan seprai.
5.
Ciptakan suasana tenang dan menyenangkan. Hindari pembicaraan mengenai
ketidakmampuan pasien. Jangan memaksa pasien untuk melakukan sesuatu. Sebaiknya
gunakan saran-saran atau bujukan.
6.
Bantu penderita untuk mengurus dirinya sendiri sejauh mana yang bisa dia
kerjakan dorong penderita untuk bertanggung jawab atas aktivitas latihan yang
dilakukan.
7.
Pujilah setiap usaha yang dilakukannya
8.
Jangan berasumsi bahwa dia tidak bisa menggunakan pikirannya. Jagalah
hubungan sama seperti sebelum dia menderita stroke.
9.
Bantulah penderita untuk mempertahankan hubungan dengan dunia luar dan
orang lain sama seperti sebelum dia menderita stroke.
10. Sesering mungkin ajaklah penderita
untuk bangkit dari ranjangnya, dan kalau tidak mampu ajaklah duduk ketika
menyantap makanan.
11. Jika sama sekali tidak memungkinkan,
bantu dengan sering membalikkan badannya untuk mencegah dekubitus
12. Jika memungkinkan, bantu penderita
bergerak dengan kemampuannya sendiri.
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika
pasokan darah ke otak terputus akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah,
sehingga terjadi kematian sel-sel pada sebagian area di otak.
2. Menurut sebuah jurnal yang ditulis oleh
Sylvia Saraswati (2009) membagi faktor risiko dari penyebab stroke yang
dibedakan menjadi 2 bagian, yakni faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan
faktor yang tidak dapat dimodifikasi.
3. Stroke adalah penyakit yang memnyebabkan
gangguan pada sistem saraf pusat manusia.
4. Pengobatan stroke dapat dengan Stam Cell dan
TOSMR atau juga dengan bahan tradisional.
5. Stroke dapat disembuhkan apabila penanganan
dilakukan dengan cepat terhitung sejak gejala awal terjadi.
3.2 Saran
Demikian
yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang
budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Nurachman Ely, dkk. 2010. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Salemba
Medika
Watson Roger. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC